Setelah urusan mereka selesai. Kini lia maupun eva berjalan menuju taman belakang gedung kelas ips. Sampai di sana mereka ternganga melihat pemandangan yg mengherankan di mata merek.
Di sana bu tik tengah duduk di atas karpet kotak kotak berwarna putih merah. dengan berbagai macam camilan juga buah buahan di depan nya. Hal itu membuat terheran heran lia dan eva.
"Sini cepet duduk, dari pada pelajaran, mending piknik" ujar bu tika santai mengupas mangga yg di dapat mereka tadi lalu memakan nya. Hal itu membuat eva menyikut lengan lia merasa heran dengan bu tika.
"Udah ayoo ikut aja" final lia melangkah duluan menuju bu tika dan duduk di sebelahnya, di susul eva.
"Sering sering bu, kasih piknik kita lah, kaan enak ya ga nia?" ujar lia mengambil apel lalu melahap nya. Sedangkan bu tika melirik sinis lia.
"Iya kapan kapan lagi, tapi di tempat lain oke? " lia mengangguk saja lalu menyodorkan jeruk ke eva dan di Terima nya.
Merka pun bercanda dan keadaan tak lagi canggung. Kini butik dan eva tengah berebut makanan ringan potabe.
"Saya mau bu kasih lah" rengek eva pada bu tika.
"Noo ini punya saya eva" bantah bu tika menggengg erat makanan ringan itu.
"Tapi saya mau, bagi dikit donk bu" bu tika menggeleng kekuh.
"Saya nangis nih bu kalo ga di kasih" ujar eva membuat mukanya se mnyedihkan mungkin.
"Jyjyk eva, ya udah nih karna butik murah senyum, murah hati..... " belum sempat butik melanjutkan ucapan sudah dipotong duluan oleh lia.
"Murah meriah, kaya baju obral pinggir jalan" sahutnya sembari memasukan kentang goreng ke mulutnya, membuat bu tika melotot.
"Hehh kamu pikir saya baju" ujar bu tika dengan mata melotot.
"Awas bu matanya nggelinding" timpal eva yg memakan potabe hasil rebutan nya tadi, sontak bu tika memejamkan matanya takut yg di katakan eva terjadi.
"Kan kata ibu butik murah" sahut lia dengan memiringkan kepala nya.
"Bukan butik itu famelia, " geram bu tika.
"Terus apa donk bu" bu tika yg depresot hanya diam mengunyah makanan dengan kesal.
"Awas kese-...."
Uhuk
Uhuk"-lek bu"
Tawa lia dan eva pun pecah kala melihat wajah bu tika yg menarik menurut mereka sangat kocak.
"Kalian ini, saya keselek di ketawain, ga takut saya maninggoy" ujar bu tika setelah meminum air mineral hingga setengah.
"Ya abis, wajah ibu sayang ga di ketawain sih" sahut lia mengundang tawa eva,
"Lebih baik ibu, dari pada pak kepsek, kalo sekali, keselek, bisa koit dia" ujar bu tika asal kembali mengundang tawa, mereka ber 3 pun tertawa melupakan tempat kini mereka berada.
Sejam berlalu mereka habiskan dengan piknik di belakang kelas ips. Lia, eva, juga bu tik kini tengah kekenyangan.
"Btw nih bu, kok kita di ajak piknik sih, kan guru harusnya nyuruh muridnya belajar, lha ibu nyuruh piknik" ujar lia kepo sedangkan bu tika menampilkan wajah sedihnya, eva yg melihat itu menyikut lia seolah bertanya 'butik kenapa?' Lia hanya mengangkat bahu tanda tak tau.
"Ibu kangen sama anak ibu, dulu waktu umur anak ibu 2 tahun dia hilang sampai sekarang tak ada yg tau, jika di ingat, ini hari ulang tahun nya, mungkin dia juga sudah sebesar kalian" ujar bu tika menatap lia juga eva yg menampilkan wajah sendu.
"Ibu yg sabar ya, lia tau perasaan ibu. Ibu bisa anggep eva dan aku seperti anak Ibu kok" ujar lia menenangkan bu tika yg menatap haru keduanya.
"Terima kasih.. ahh jadi melow gini. Ya sudah ayok kita kembali" lia dan eva menurut mereka kembali menuju kelas meninggalkan bu tika yg membereskan sampah tadi sendiri.
Di jalan menuju kelas mereka menyirit heran, pasalnya banyak anak di luar kelas tengah berlalu lalang, padahal jika di pikir ini jam pelajaran ke 2 yg artinya harusnya mereka di dalam kelas.
Sampai di kelas mereka bertegun dengan pemandangan kelas yg berantakan. Dan linda yg tengah mencak mencak di sana berteriak meneriaki seorang gadis.
Di seberang, terlihat edgar yg tengah memeluk seorang gadis yg terlihat asing di mata eva dan lia.
"Ada apa ini?" Tanya eva membuat atensi mereka teralih.
"Ini va, linda marah marah ga jelas sama cewe itu" ujar cia menunjuk cewe yg ada di pelukan edgar.
"Gue kaya kenal dia" gumam lia namun dapat di dengar linda dan eva. Perlahan lia mendekat menuju gadis itu. Lalu menyentuh pundaknya membuat gadis yg ada di pelukan edgar menoleh. Mata lia membola ketika matanya bertubrukan dengan gadis itu.
"Viona" gumam lia, membuat gadis yg di ketahui namanya viona itu menyeringai.
"Yess sister, apa kabar?" Lia mencoba tenang tapi matanya menyiratkam ketakukan. Abar yg tau itu mendekati lia.
"Ohh gadis ku sudah kembali. Aku kembali sayang" ujar viona merentangkan tangan nya, namun lia malah mundur hingga menabrak abar yg ada di belakangnya.
"Aahhh famelia, lo ga perlu takut sama gue. Gue baiik kok" ujar viona.
"Sebenarnya lo siapa?" Tanya eva pada viona. Viona menyeringai membuat susana di kelas kini mencekam.
"Viona gesta arsytya" pekik dea membuat viona menatap dea yg emosi.
"Lo udah gue peringatin jangan gangguin famelia gue" viona menatap remeh dea sembari menyilangkan tangan nya di depan dada.
"Apa hak lo ngelarang gue hmm?"
Plakk
"Dea stoop" suara tamparan juga pekikan lia menggema di ruangan kini.
"Dia kakakmu jaga kesopanan"ujar lia membuat dea menunduk.
"Dia buat lo takut famelia" ujar dea mencoba tenang.
"Gue... gue... guuee udah keluar dari trauma itu" ujar lia mencoba berani.
KAMU SEDANG MEMBACA
peran FIGURAN (END/TAMAT)
Novela JuvenilJudul: peran figuran Di kisahkan seorang gadis yg berperan sebagai figuran atau pelengkap yg berteman dengan seorang gadis most wented grill yg dapat di kenal populer. Kisah bagaimana di perlakukan bagai angin yg tak terlihat, dan di jadikan alat un...