Lia dan ke 3 temanya itu tengah duduk di meja makan bersama bunda juga lio. Lio menatap tajam abar yg menatap lia secara terang terangan. Hal itu membuat lio geram dan meminta lia duduk di sebelahnya. Lia menurut saja. Eva dan zidan makan dengan tenang di tempat duduk masing masing.
"Kalian teman lia?" Pertanyaan angel di tengah makan mereka.
"Iya tante kami teman sekelas lia" jawab abar sopan.
"Panggil bunda aja nak abar" abar mengangguk sembari tersenyum.
"Nia makan yg banyak sayang. Biar gemuk kaya lia" ujar angel mengelus surai coklat eva. Eva menegang kala tangan angel menyentuh rambutnya.
"I-iya bun. Ini udah banyak kok" ujar eva angel tersenyum. Angel dan lio tau keadaan rumah eva. Karna apa pun yg bersangkutan dengan lia mereka akan dengan cepat mencari informasi.
"Zidan. Zidan dari tadi diam aja kenapa?" Ujar lia kepada zidan yg ada di depan nya.
"Hehe gue kaget aja li. Liat rumah lo" lia hanya cekikikan mendengar ucapan zidan.
"Kalian diam aja ya kalo tau lia anak bunda angel sama ayah leon" hal itu membuat eva, zidan, dan abar menyirit.
"Lia ga mau di gunjing karna mengaku anak bunda angel dan ayah leon" jelas lio sembari menyuapkan salad pada lia.
"Iya lia kita bakal tutup mulut" ujar zidan.
"Lo tenang aja kita ga akan bocor" sahut abar dengan senyum manis nya.
"Iya am. Kita bakal tutup mulut. Tapi besok gue tetep jemput lo ya" lia mengangguk sedangkan angel tersenyum.
Setelah makan zidan, abar, dan eva pamit pulang. Mereka pun pulang kerumah masing masing, eva di antar oleh pak wawan supir keluarga lia atas suruhan angel.
"Lia nia itu anak malang ya" ujar angel mereka tengah ada di ruang tv dengan lia di pangkuan lio dan angel di sampingnya.
"Iya bun. Mama nya acuhin dia. Sedangkan papa nya gila kerja. Eva anak ke 2 yg sering di banding bandingkan sama abang nya yg pintar. Tapi bun menurut lia. Nia pintar. Cuman kadang dia sedikit ga percaya diri sama jawabanya"jelas lia. Membuat angel mengangguk.
"Kalo cowok nama nya abar tadi temen kamu juga honey?" Tanya lio. Lia mendongak karna wajah lio yg ada di atasnya.
"Iya bang, abar temen lia. Tapi baru deket sama lia akhir ini"jelas lia.
"Jangan deket deket sama dia" angel terkekeh mendengar larangan lio.
"Lia. Anak cowo bunda ini cemburu" ujar angel sembari mencubit gemas lengan lio.
"Sakit bunda" keluh nya sedangkan lia terkekeh geli mendengar keluhan lio.
"Ahh abang lemah lia ga like ahh"ujar lia di selingi kekehan.
"Ga like hmm?" Ujar lio. Lia masih tertawa sembari mengangguk.
Cup
Sontak pukulan ringan mendarat di pipi lio, angel lah pelakunya. Ia menatap tajam anak cowo nya itu.
"Dasar nakal" lio terkekeh.
"Makanya bund jangan biarin ayah ke lukot biar bisa mesra mesraan kaya kita" ujar lio di selingi candaan.
"Kamu ini bunda kirim ke ausli lagi loh" sontak wajah lio pucat pasi. Lia sudah terbahak di pangkuan lio dengan mata sedikit berair.
"Abang, bunda ga akan kirim abang ke ausli kalo ga ada persetujuan lia"ujar lia mengelus wajah lio yg pucat pasi.
"Beneran kan honey" lia mengangguk dengan cekikikan.
"Segitu sayangnya kamu sama lia sampe ga mau di kirim ke ausli. Gimana sama mak bapak kamu lio lio"ujar angel kemudian berjalan menuju dapur.
Di belahan dunia lain
Sepasang suami istri tengah menonton televisi dengan tenang. Tak lama anak lelaki yg berusia cukup muda itu baru saja pulang.
"Assalamualaikum mama papa" teriaknya di pintu utama membuat kedua pasutri ini menggelengkan kepalanya.
"Adek jangan teriak masuk mandi dan makan" lelaki itu mengangguk dan pergi menuju kamarnya setelah mengecup pipi mama papa nya.
"Nak nak kamu ni betah banget di sana sampe lupa sama mama mu ini" ujar wanita parau baya menatap foto anak sulungnya.
"Biarin dia ngejar cintanya ma. Kaya papa dulu, rela di marahi dady kamu demi dapetin hati kamu" sahut pria parau baya itu membuat wanita itu terkekeh mengingat masa mudanya.
Skiipp
Pagi ini lia sudah siap dengan seragam nya, ia tengah duduk di pangkuan lio sembari menerima suapan lio. Angel menatap mereka iri. Leon tengah ada di luar kota membuatnya hanya bisa melihat kemesraan anak anak nya itu. Dengan iri. Entah sudah berapa kali angel menghela nafasnya. Tak lama terdengar suara bel berbunyi. Angel pun menuju ruang utama untuk membukakan pintu.
"Sebentar" sahut angel dan saat pintu terbuka nampaklah gadis cantik dengan senyum cerianya.
"Eh nia mau jemput lia ya ayok masuk, lianya lagi sarapan"ujar angel ketika melihat eva yg ada di depan pintu.
"Iya bunda" eva pun masuk dengan bunda di samping nya yg merangkul pundaknya sembari berceloteh ria.
Sampai di meja makan eva dapat melihat lia yg duduk di pangkuan lio dengan susu kotak rasa cokelat di tangan nya. Lia tersenyum ceria melihat eva yg sudah datang.
"Niaa mau berangkat sekarang ya? aku belum habis sarapan nya kata abang harus habis dulu" ujar lia membuat eva terkekeh.
"Udah am makan aja dulu sampai habis nia tungguin kok" lia pun kembali menerima suapan lio. Hingga makanan tandas dan lia berpamitan kepada lio juga angel.
"Abang, bunda lia berangkat dulu ya" pamit lia lalu mencium punggung tangan angel dan di balas kecupan di pipi lia.
Eva pun mencium punggung tangan angel, tanpa di sangka eva pun menerima kecupan di kedua pipinya sontak hal itu membuat mata eva memanas. Lia pun berpamitan juga dengan lio.
"Abang lia yg cantik ini sekolah dulu yaa, abang jangan rindu, rindu itu berat. Biar dilan aja.. sayang abang banyak banyak" ujar lia lalu memeluk lio. Dan di balas pelukan hangat lio.
"Iya honey, hati hati ya di jalan. Inget belajar bukan mainan." Lia mengangguk lalu mencium pipi lio dan lio mengecup ringan dahi lia. Setelahnya lia ngibrit di susul eva.
"Hati hati ya nia bawa mobilnya" peringat angel eva mengangkat jempolnya.
"Siap bunda" mereka pun berangkat menuju sekolah.
***
Di jalan lia bermain handpone sedangkan eva fokus menyetir. Tiba tiba eva terbesit sesuatu ganjal pun menanyakan pada lia.
"Amel lo sama abang lio kakak beradik tapi kok berperilaku layaknya kekasih ya" lia pun mengalihkan pandangan nya pada eva.
"Nia mau tau??" Eva mengangguk dengan sesekali melirik lia.
"Nia kepoo" ledek lia membuat eva mendengus kesal.
Pletak
Jitakan halus pun mendarat di kepala lia, ulah siapa lagi kalau bukan eva. Lia malah tertawa ngakak melihat muka eva yg kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
peran FIGURAN (END/TAMAT)
Teen FictionJudul: peran figuran Di kisahkan seorang gadis yg berperan sebagai figuran atau pelengkap yg berteman dengan seorang gadis most wented grill yg dapat di kenal populer. Kisah bagaimana di perlakukan bagai angin yg tak terlihat, dan di jadikan alat un...