Titik Terang

27 1 0
                                    


Keesokan harinya, sebelum berangkat menuju ksntor, Arjune menyempatkan diri untuk mampir ke rumah orang tuanya atas panggilan dari sang ayah. Membicarakan perihal perceraian dengan Luna yang sudah ia pikirkan matang-matang selama semalaman penuh hingga nyaris tidak tidur. Ayah mendukung penuh keputusannya, tersenyum bangga sembari memberikan kontak salah satu dari belasan advokat yang dikenal secara baik; yang mana kerap kali disewa untuk membantunya dalam urusan pekerjaan apabila ada kerumitan pada client ataupun investor sejak dahulu kala.
Ayah memintanya untuk menghubungi bapak Rudi Hasiholan一 nama advokat tersebut, ketika dirinya sudah berada di kantor.

Setibanya di kantor, Arjune segera menghubungi Pak Rudi untuk membuat agenda pertemuan. Beruntungnya, Pak Rudi bersedia datang ke kantornya pada jam istirahat untuk berbicara empat mata didalam ruangannya.


•••


Pada jam istirahat, Pak Rudi benar-benar mendatangi kantornya sesuai persetujuan yang buat dari percakapan melalui sambungan telepon beberapa jam lalu. Menyempatkan berbasa basi sejenak sebelum melanjutkan pembicaraan inti sebagaimana pertemuan mereka dilakukan. Disana, Pak Rudi menjelaskan secara rinci beberapa hal yang dibutuhkan untuk membuat berkas sebelum mengajukan perceraian. Juga memberinya saran untuk lebih baik bercerai secara damai tanpa harus naik persidangan. Yang mana membuat Arjune menghela napasnya kasar mengingat bagaimana Luna yang bersikeras menolak perceraian.

"Masalahnya, istri saya menolak bercerai, Pak Rudi."

Pak Rudi dihadapannya terlihat berpikir sejenak.             "Jadi, Pak Arjune akan membawa kasus perceraian ini naik ke persidangan?"

"Sepertinya begitu."      Jeda, Arjune bergerak membenarkan posisi duduknya.         "Saya ikut Pak Rudi saja, bagaimana enaknya. Yang terpenting bagi saya, prosesnya cepat dan urusan saya dengan Luna selesai."

Dihadapannya, Pak Rudi mengangguk menyetujui.          "Baik, saya sudah menulis beberapa alasan dan juga saksi-saksi yang Pak Arjune jelaskan, selanjutnya akan saya rangkum untuk melengkapi surat gugatan cerai."          Pak Rudi terlihat membereskan beberapa berkas berisi biodata Arjune dan Luna yang sedikit tercecer dimeja kerjanya, menata sedikit asal sebelum memasukkannya kedalam tas jinjing yang selalu dibawa kemanapun ia pergi.            "Setelah berkasnya jadi, saya kirim draft-nya ke Pak Arjune untuk dikoreksi, apabila ada hal-hal yang nantinya tidak sesuai, bisa saya informasikan ke saya, nanti saya revisi lagi."

"Baik. Terima kasih banyak atas bantuannya Pak."         Arjune turut membangkitkan diri bersamaan dengan Pak Rudi yang juga bangkit untuk segera pamit. Lalu melangkah beriringan mengantar kepergian pengacaranya hingga ke depan pintu ruangan.

"Tidak masalah. Senang bekerja sama dengan anda, Pak Arjune."

Lalu menutup kembali pintu ruangan sesaat setelah tubuh Pak Rudi menghilang dibalik pintu lift yang tertutup. Menyisakan dirinya yang kembali dihinggapi rasa sepi bersama tumpukan pekerjaan yang tiada habisnya.


Sejujurnya, berat bagi Arjune untuk melepas Luna dari hidupnya. Sebab bagaimanapun perilaku buruk Luna padanya, rasa cinta tak juga musnah dari hatinya. Luna Ayushita, adalah sosok perempuan yang ia beri seluruh pengalaman pertamanya. Cinta pertama, ciuman pertama, juga pengalaman bercinta yang sebelumnya tak pernah ia miliki sedikitpun. Sejenak, Arjune mengingat momentum malam pertama dengan Luna yang penuh canda tawa. Malam dimana keduanya sama-sama belajar cara memuaskan hasrat seksual satu sama lain melalui blog dan tulisan serta membaca beberapa pengalaman bercinta beberapa orang dari link website.

Sesak dadanya ketika mengingat bahwa ternyata kebahagiaan yang ia miliki bersama Luna hanya sesaat. Karena, meskipun kini sudah ada Sarah yang bahkan jauh lebih memahaminya, lebih bisa memantaskan diri menjadi sosok istri idamannya, nyatanya perempuan luar biasa itu masih belum mampu menggeser posisi Luna dari hatinya. Sebab hingga detik ini, detik ketika Sarah mengandung buah hatinya, Arjune belum juga memiliki rasa cinta layaknya pasangan yang semestinya. Selama ini, ia hanya menjalankan tugas sebagai suami yang harus menyayangi dan melindungi istrinya. Membahagiakan Sarah sebagaimana perempuan itu berusaha keras membuatnya bahagia.

Arjune hanya tidak ingin egois untuk terus memiliki keduanya. Melepas Luna untuk hidup bahagia bersama Sarah. Jika pada akhirnya rasa cinta pada Sarah tak juga hadir dalam hatinya, setidaknya akan ada satu nyawa yang membutuhkan kasih sayang utuh dari dirinya. Kasih sayang seorang ayah untuk buah hatinya.





















TBC

Istri KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang