Perdebatan Sengit

17 1 0
                                    


Didalam salah satu cafe yang biasa ia datangi setiap kali jam istirahat tiba, Arjune duduk termenung menatap kosong secangkir americano hangat yang sama sekali belum disentuhnya. Pikirannya melambung, melanglang buana tak tentu arah meratapi jalan hidupnya. Suara pintu cafe yang dibuka menyadarkannya dari lamunan. Menoleh cepat berharap Sarah yang baru saja memasuki ruangan. Namun sayang, bukan Sarah yang datang, melainkan sosok pria paruh baya dengan satu balita dalam satu gendongannya. Sejenak, ia mengingat percakapan terakhir dengan ayahnya, yang mana mempertanyakan kapan kiranya menghadirkan cucu pertama dalam keluarga.

Lagi, rasa bersalah menyeruak menyakiti hatinya, membuat sesak hingga rasanya sulit untuk sekadar menarik napas.

Nyaris setengah jam menunggu, ia teringat Sarah yang tak juga datang menemuinya. Kawannya berkata akan datang lebih lambat dari biasanya, karena ada urusan penting yang harus segera diselesaikan. Dan Arjune menghargainya. Tidak banyak bertanya, dan hanya menjawab akan menunggu kedatangannya.
Satu hembusan napas panjang ia keluarkan, hingga tanpa sengaja tatapan matanya menangkap sosok pria berseragam warna cokelat yang ia yakini adalah aparat kepolisian. Terlihat tengah beradu argumentasi dengan seseorang yang berada didalam mobil yang terparkir tepat didepan cafe. Dinding cafe didesain terbuat dari kaca, tujuannya adalah untuk memberikan kenyamanan bagi para pengunjung yang ingin bersantai di dalam ruangan, namun dapat dengan leluasa menikmati berbagai pemandangan diluar.

Maka begitu menyadari bahwa mobil yang terparkir disana adalah Alphard milik Sarah, Arjune segera meraih jas kerja yang semula diletakkan rapi dibadan kursi, untuk segera berlari keluar. Memastikan tidak ada hal buruk yang terjadi dengan Sarah.

"Excuse me."         Adalah kalimat pertama yang diucapkan oleh Arjune ketika berada disisi pria berseragam yang dilihat dari raut wajahnya terlihat sedang marah.        "Maaf mengganggu waktunya, apa ada hal buruk yang terjadi pada perempuan didalam?"

Pria berseragam yang semula menggedor kaca jendela mobil Sarah itu seketika membalik menatapnya. Dengan kening berkerut heran, memerhatikannya dari ujung kepala hingga ujung kaki.           "Bukan urusan anda."

Dengan senyum ramah miliknya, Arjune menggelengkan kepala pelan.        "No, urusan Sarah urusan saya juga."
Lantas membungkukkan badan mengintip keadaan Sarah dari kaca jendela, ia mengetuk kacanya pelan. Jari jemarinya bergerak memberi kode pada Sarah untuk keluar dan meluruskan permasalahan.

Begitu pintu mobil dibuka dan Sarah sepenuhnya keluar dari mobilnya, sebelah tangannya ditarik secara tiba-tiba. Membuat Arjune membelalakkan mata tidak percaya melihat tingkah laku aparat yang kasar dan tidak sopan. Namun dengan sekali hempas, Sarah berhasil meloloskan diri dari cengkeraman pria berseragam tersebut, dan segera melangkah cepat bersembunyi dibelakang punggung Arjune yang lebar.

Dibalik punggung Arjune, Sarah berulang kali memohon pada pria tersebut untuk berhenti mengganggunya. Akan tetapi respon yang diberikan justru sebaliknya. Pria berseragam yang berdiri dihadapan Arjune berbicara seolah dirinya pemilik kasta tertinggi didunia. Meludahkan banyak caci maki dan umpatan tidak pantas pada Sarah, termasuk menyebutnya pelacur dan perempuan murahan.

Arjune berusaha menengahi perdebatan keduanya ketika Sarah mulai pasrah dan membenarkan makian pria tersebut. Mengatakan bahwa dirinya memang tidak layak mendapat kebahagiaan dan berbagai kalimat yang tidak sepantasnya diucapkan. Berusaha mengusir pria itu dengan halus tanpa membuat pria tersebut merasa tersinggung.
"Can you stop? Just stop right here."       Arjune berkata pada akhirnya.

"Anda yang harusnya diam. Saya gak ada urusan sama anda, urusan saya sama perempuan murahan ini!"

Seperti kesabarannya tengah diuji, Arjune mengepalkan kesepuluh jari menahan emosi. Gigi-giginya bergemerutuk menahan untuk tidak melayangkan tijuan pada pria tidak beretika yang berdiri tepat dihadapannya.             "Saya pacarnya. Siapapun yang berurusan dengan Sarah, artinya berurusan dengan saya juga."

Pria itu memerhatikan Arjune sekali lagi. Menatapnya intens sebelum kemudian melayangkan kekehan pelan, meremehkan.            "Pacar? Ck ck, saya akan lebih percaya kalau anda bilang membayar Sarah sebagai perempuan sewaan. Tapi kalau pacar? Cih."         Kalimatnya tidak lanjutkan. Pria itu hanya menyuarakan tawa mengejek yang justru semakin memancing emosi Arjune.

"Gak ada yang peduli anda mau percaya atau tidak. Kenyataannya Sarah pacar saya, dan kami akan menikah secepatnya."          Arjune hanya membual untuk melindungi Sarah dari pria brengsek yang ia yakini adalah mantan kekasihnya; tanpa menyadari bahwa dibelakangnya detak jantung Sarah nyaris berhenti.

Lalu, satu tawa yang begitu lepas menjadi balasan. Pria berseragam itu bertepuk tangan menganggap perkataan Arjune hanya sebuah lawakan.         "Saya juga gak peduli sebenernya mau kalian pacaran atau tidak. Cuma, yang saya lihat, anda ini bukan orang sembarangan ya. Lucu aja kalau seleranya cuma perempuan gak bener kaya dia."          Ucap pria itu sembari mengendikkan dagu kepada Sarah yang juga menatapnya.          "Saya kenal Sarah udah lama, saya tau banyak rekam jejak dia, lebih baik pikir-pikir deh pak sebelum lanjut. Sarah emang manipulatif orangnya, pinter nyari celah buat bikin orang jatuh cinta sama dia, tapi saya saranin mending mundur sekarang dari pada terjerat lebih jauh sama perangkap dia."

"Sudah? Saya boleh ngomong sekarang?"

Pria itu mengerutkan keningnya tersinggung. Merasa marah karena seluruh ucapannya tampaknya tidak dipercaya.          "Saya punya buktinya, bukti kalau Sarah memang perempuan murahan. Video seksnya aja udah nyebar, saya bisa kasih kalau anda mau lihat?"

"No, thanks."          Arjune menggeleng pelan.           "Sarah udah ngasih lihat ke saya. Saya juga tau kok kalau laki-laki yang ada didalam video itu anda."          Masih dengan senyum penuh percaya diri, Arjune seolah menantang pria itu secara terbuka.         "Anda mantan pacar Sarah yang selama ini bikin kacau hidup dia kan? Anda juga yang ngasih ancaman ke Sarah, bakalan nyebarin video seks kalian kalau Sarah gak putusin pacarnya. Saya punya semua buktinya, by the way."          Jeda, Arjune melirik nametag pria tersebut untuk kemudian mengeja namanya pelan.             "Andre Hardiansyah, anda sendiri kan yang bilang saya bukan orang sembarangan? Pastinya anda juga tau, saya bisa dengan mudah bikin anda kehilangan pekerjaan yang anda banggakan ini setelah saya laporin anda ke instansi terkait dengan perlakuan buruk anda pada Sarah."

"Anda ngancam saya?"

"Terserah pak Andre anggapnya gimana, tapi kalo anda gak berhenti ganggu Sarah, saya bisa pastikan ucapan saya bukan sekedar ancaman."
Dari posisinya, Arjune dapat melihat Andre一 nama si pria berseragam; memucat sebelum kemudian berbalik dan melangkah pergi tanpa sepatah kata.

Menyisakan dirinya dengan Sarah yang berdiri dalam kecanggungan.














TBC

Istri KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang