"Betapa aku berharap, bahwa hidup ini adalah sebuah cerita yang di tulis dengan pensil, agar masa lalu yang tak pantas untuk di ingat, dapat ku hapus dengan mudah."
~Melody Alzeta Pratama~
•melfi•
"AUNTY MEL!" teriak Nina yang memasuki kamar rawat Melody dengan berlari.
"Jangan lari-lari sayang, nanti jatoh," ucap Melody menasehati.
"Aunty sakit?" Nina menghampiri hospital bed Melody dan berusaha menaikinya, namun sedikit kesusahan karena postur tubuhnya yang masih kecil.
"Sini om bantu," Arfi mengangkat tubuh Nayna lalu meletakkannya di atas ranjang, tepat di depan Melody.
"Ko aunty sakit sih?" Nayna menempelkan tangannya di kening Melody, seolah memeriksa suhu badan aunty kesayangannya itu. "Nina aja udah mau pulang dali lumah sakit, kenapa sekalang aunty yang sakit?" Nayna menunjukkan ekspresi sedihnya.
"Gak papa dong. Aunty seneng Nina udah boleh pulang sekarang, itu artinya Nina udah sembuh," ucap Melody mengelus lembut puncak kepala Nayna.
"Tapi Nina mau ketemu aunty teluss, Nina mau disini aja!" Rengeknya. "mami Nina mau di sini aja temenin aunty Mel," gadis berumur enam tahun itu menoleh pada sang ibu yang tengah mengobrol bersama Dian dan sang suami, di sofa.
"Nina kan udah sembuh, jadi Nina harus pulang, di rumah sakit banyak virus, gak baik buat anak kecil!" Melody mencoba membujuk.
"Huwaaaaaa, mami mau di sini aja!" Nayna menangis sejadi jadinya.
Adrian Ananta, ayah Nayna. Datang menghampiri, berniat menggendong dan menenangkan Nayna. Namun bukannya tenang, Nayna justru semakin berontak dan mengencangkan tangisannya.
"Udah biar sama aku dulu, Ri!" Ucap Melody menahan Adrian yang ingin melepaskan pelukan Nayna dari Melody.
"Cup cup cup, udah nangisnya sayang, aunty gak akan lama kok sakitnya. nanti kita kan bisa main bareng lagi, kita ke mall, ke taman, pokoknya kemanapun Nina mau!" Melody memeluk erat gadis yang tengah menyembunyikan wajahnya di dalam perut ratanya.
"Benelan?" Nayna menongak menatap Melody dengan air mata yang masih mengenang di pelupuk mata.
Melody mengacungkan kedua jempolnya sebagai persetujuan.
"Nina mau beli es klim boleh?" Nayna menyapu dengan cepat air matanya.
"Boleh, tapi jangan banyak-banyak ya!" Sahut Melody, ia menoel hidung Nayna dengan jarinya, sungguh sangat menggemaskan gadis kecil ini.
"Yeyyy!" Sorak gembira Nayna.
"Aunty!" Atensi Nayna beralih pada seseorang yang sejak tadi juga berada di sana, seseorang yang sebelumnya tidak pernah Nayna lihat. Dia yang membantu Nayna naik ke atas kasur ini tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
melfi (love and hurt?) REVISI
Teen FictionIni tentang seorang pemuda bernama Arfi Fadillah Winata yang di minta untuk menikahi seorang gadis oleh ayah dari gadis itu sendiri. Gadis yang menjadi sahabat kecilnya dulu. Ini juga tentang Melody Alzeta Pratama Gadis cantik yang sama sekali tida...