"Ada rasa sakit yang tidak bisa di jelaskan, ada rasa kecewa yang tidak dapat di ungkapkan. Biarkan hati yang merasakan, biarkan air mata yang menjelaskan."
~Melody Alzeta Pratama~
Jangan lupa follow Syifakhalik_
•melfi•
Setelah sholat subuh, kegabutan menyelimuti Melody, akhirnya ia menuruni tangga menuju dapur. Dari pada hanya sibuk memainkan ponsel lebih baik memasak untuk sarapan. Sudah lama jua ia tidak pernah memasak lagi. Terakhir mungkin satu tahun lalu, ketika membantu maminya memasak untuk persiapan lebaran.
"Masak apa ya?" Melody membuka lemari khusus tempat menaruh bahan-bahan dapur. Melihat bahan apa saja yang ada di sana, dan bisa ia masak.
"Buat pancake kali yah!"
Ia mengelurkan, tepung, baking powder, susu cair, gula pasir, telur dan margarin. Lalu mengadonnya dalam sebuah mangkuk cukup besar."Andai bang Derren sama bang Daniel ada di sini, pasti mereka seneng liat aku mau ke dapur dan buat pancake kesukaan mereka lagi!" Seketika kenangan-kenangan masa lalu menghampirinya kembali. Air mata mulai menggenang di pelupuk matanya. Dulu, saat masih tinggal bertiga dengan Derren dan Daniel, di Boston. Ia sering di buat pergi ke dapur. Karena aturan mereka yang mengharuskannya memasak untuk sarapan, makan siang, makan malam, bahkan kapanpun mereka mau! Rasa kesal kadang mincul, karena mereka suka sekali mengerjainya. padahal mereka bisa saja meminta asisten rumah tangga untuk memasak, atau membeli makanan mahal dari restoran bintang lima, jika perlu. tapi mereka malah lebih suka menyuruh ia yang memasak. Sebenarnya mereka juga tau, masakannya itu jarang sekali sempurna, slalu saja ada yang salah dan kurang, entah keasinan, kemanisan atau bahkan sebaliknya. Tapi yang membuat Melody senang, kedua kakaknya itu tetap menghargainya, dan tidak pernah mencela masakannya. Sebenarnya Derren dan Daniel juga melakukan semua itu bukan tanpa sebab, mereka ingin adik kecil mereka itu menjadi gadis yang mandiri, tidak hanya mengandalkan semua kemewahan dan uang yang mereka punya.
Melody mengambil teflon dan menaruhnya di atas kompor, meletakkan margarin lalu memanaskannya sebentar sebelum menuangkan adonan di atasnya.
"Kalo kalian disini, pasti kalian bakal ngejek aku karna buatnya pancake lagi pancake lagi!" Gadis itu terkekeh kecil mengingat setiap ejekan dua orang itu, mereka suka sekali mengejek Melody bahkan sampai menangis."Emang si, cuma pancake sama nasi goreng. Masakan paling sempurna buatan aku!" Sakit! Begitu sakit rasanya mengingat kenangan itu. Kenangan yang begitu manis. Namun berakhir pada sebuah kerinduan yang tak pernah terjawab.
Plantinkk
Teflon yang mulai panas itu jatuh mengenai kaki kirinya. Membuatnya meringis kesakitan.
"Awww! Perih!" Gadis itu duduk di lantai dengan memegangi kaki nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
melfi (love and hurt?) REVISI
Novela JuvenilIni tentang seorang pemuda bernama Arfi Fadillah Winata yang di minta untuk menikahi seorang gadis oleh ayah dari gadis itu sendiri. Gadis yang menjadi sahabat kecilnya dulu. Ini juga tentang Melody Alzeta Pratama Gadis cantik yang sama sekali tida...