"Semangat tinggal hanya untuk mereka yang mencintai dengan mata. karena bagi mereka yang mencintai dengan hati dan jiwa tidak ada yang namanya perpisahan."
~KH. Ahmad Zuhdiannoor~
•melfi•
Seorang gadis berinisial MAP membuka matanya perlahan. Lalu mengerjapkannya beberapa kali, kala ilauan cahaya matahari mulai memaksa masuk ke dalam kamarnya. Suasana pagi hari yang begitu sejuk membuat kondisi hati Melody tenang. Namun semua itu terjadi sebelum gadis itu melirik pada jam weker yang ada di atas nakas.
Melody membelalak matanya saat melihat jarum jam sudah menunjukkan pukul 07.40 pagi.
Bisa-bisanya gue bangun telat. Batinnya.
Melody berlari dengan cepat ke kamar mandi. Setelah sekitar 15 menit gadis itu keluar dengan tergesak-gesak. Sebab hari ini ia harus mengumpul tugas yang beberapa hari lalu diberikan oleh Bu Anjani. jam 09.00 tepat ia sudah harus meletakkan tugasnya dan teman-temanya di atas meja ruang dosen. Tapi untung saja tugas itu bukan yang semalam ia tinggal menggumami Arfi. kalau saja tugas itu yang harus dikumpul hari ini, bisa-bisa Melody kena hukum karena belum mengerjakannya.
"Kenapa gak ada yang bangunin aku sih!" Melody berdecak kesal sambil menata hijab yang ia kenakan.
"bodo ah, biarin gak make up juga. Daripada kena marah Bu Anjani." Monolog gadis itu.
Setelah merapikan pakaiannya. Melody segera menuruni tangga dengan tergesak-gesak, tak peduli dengan kakinya yang masih terasa sakit.
"Mamaaa" teriak gadis itu masih di pertengahan tangga. "Kenapa gak bangunin Zee? Hari ini Zee ada kelas pagi!" Sambungnya.
Dian membuang napas kasar, rasanya ada saja yang membuat kuping budek pagi-pagi begini. "Bisanya kan kamu juga bangun pagi banget, terus kenapa hari ini telat. Udah tau ada kelas pagi!" Sahut Dian. Ia sibuk menata makanan di atas meja.
"Aku lagi halangan ma, makanya aku gak bangun tadi subuh," jawab Melody di tangga terakhir. Begitulah kebiasaan Melody, jika sedang datang bulan ia akan berleha-leha tidur sampai pagi.
"Mama mana tau," jawab Dian.
Melody memandang kearah meja makan. Terdapat satu lelaki yang duduk memunggunginya. tepat di samping kursi yang bisa ia duduki. "Ka Arfi! Kenapa sih pagi-pagi udah kesini? Kurang kerjaan banget, bikin mood aku rusak aja tiap hari!" Ucap Melody sambil memajukan bibirnya beberapa senti. Melody pikir siapa lagi kalau bukan Arfi yang suka ikut sarapan di rumahnya. Ia berjalan dengan malas. Melupakan waktunya yang tinggal sedikit.
"Mana Arfi nya Mel?" Tanya Kevin yang juga ada di sana.
Tadi malam setelah menjemput Daniel dari bandara, Kevin memutuskan untuk menginap."In--" Melody menghentikan ucapannya ketika melihat penampakan wajah yang ia kira Arfi.
KAMU SEDANG MEMBACA
melfi (love and hurt?) REVISI
Ficção AdolescenteIni tentang seorang pemuda bernama Arfi Fadillah Winata yang di minta untuk menikahi seorang gadis oleh ayah dari gadis itu sendiri. Gadis yang menjadi sahabat kecilnya dulu. Ini juga tentang Melody Alzeta Pratama Gadis cantik yang sama sekali tida...