MELFI [5. kakak?]

214 15 4
                                    

"Jika rasa kecewa adalah racun,
Maka mengikhlaskannya adalah penawar paling indah"

~Melody Alzeta pratama~

Jangan lupa follow dulu^_^

Jangan lupa follow dulu^_^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"naik!"

"Gak mau." Jawab Melody memalingkan wajahnya.

"Timbang naik susah banget sih, By."
Arfi menarik tubuh ringkih istrinya.

"Hufh! gak usah pegang-pegang bisa gak sih!" Melody menghempaskan tangannya yang di genggam Arfi.

Tak menjawab Arfi langsung memasangkan helm di kepala gadis cantik itu.

"Bisa sendiri!" Gadis itu menangkis tangan Arfi yang ingin memasangkan pengait di helm nya.

"Galak bener bini gue. Untung sayang!" Batin Arfi.

Namun karena ini pertama kalinya Melody akan menaiki motor. Ia tak pernah tau cara memasang pengait helm dengan benar.
"Ck. Susah banget sih." Gadis itu masih sibuk dengan aktifitasnya mengaitkan helm.

Arfi terkekeh melihatnya. Keras kepala banget sih jadi cewe. tadi sudah baik Arfi mau membantu memasangkannya, malah sok bisa sendiri. Tapi biarkan saja dulu, nanti juga pasti minta bantuan Arfi lagi.

"Ka Arfi. Ini gimana caranya sih?" Benar saja, akhirnya gadis itu menyerah sendiri.

"Makanya jangan sok bisa, kalo gak bisa!" Arfi mengangkat dagu sang gadis lalu memasang pengait helm itu dengan sangat mudah.

"Langian kakak kenapa jemput pakai motor sih? Udah bagus pakai mobil kayak tadi pagi," Melody berdengus kesal. Lagi-lagi jika tidak karena terpaksa mana mau ia ikut dengan Arfi.

Melody sudah lelah mencari keberadaan dua ajudannya yang tiba-tiba menghilang. Ponsel mereka juga tidak ada yang aktif. Jadi terpaksa lah Melody ikut pulang dengan Arfi. Daripada harus naik taksi, yang ada Ayahnya akan memarahinya karena takut jika anak kesayangannya itu di culik. Di tambah lagi Melody yang mempunyai tauma cukup dalam pada masa lalunya. Ia tak mungkin bisa pergi dengan sembarang orang.

Tak ada jawaban dari lelaki itu. Ia menaiki motornya dan menunggu Melody naik.

Beberapa detik,

Hening

Gadis itu diam. Memikirkan bagaimana biasanya orang-orang menaiki motor?
Ini pertama kalinya Melody menaikinya, apalagi sekarang ia tengah memakai gamis.

"Naik!" Ucap Arfi yang sejak tadi tak merasakan ada pergerakan dari Melody.

"Gimana caranya?"

"Ya Allah By, naik aja gak bisa?" Arfi kembali turun dari motornya, dengan wajah sedikit kesal.

"Susah ka Arfi, aku pakai gamis!"
Oh ya! Arfi baru ingat istrinya itu memakai gamis.

"Gue yang naikin,"

melfi (love and hurt?) REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang