MELFI [37. keputusan]

160 12 12
                                    

"Siapa yang berada dihatimu berarti dia memilikimu, maka pertimbangkanlah siapakah yang berhak untuk memilikimu."

~Alhabib Ali Al-Jufri~

~Alhabib Ali Al-Jufri~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•melfi•

Gemericik air hujan jatuh membasahi setiap sudut jalanan, menyirami setiap tumbuhan yang ditanam, memberi kebahagiaan bagi mereka yang sudah lama mengharapkan datangnya hujan. Menambah sendu hati orang-orang yang tengah kalut dalam kesedihan.

Seperti yang terjadi pada seorang gadis yang kini duduk sendirian disebuah pendopo.

Matanya menatap tetesan air yang jatuh ketanah lalu menciprat beberapa senti keudara.
Begitu tabahnya hujan, tidak pernah mengeluh ketika dijatuhkan oleh langit, lalu saat jatuh menemui tanah, memberi kehidupan dan kesuburan pada makhluk bumi. Atas Rahmat dan kasih sayang Sang Pencipta.

Kiranya kita juga harus begitu, harus lebih sabar sebab perjalanan ini belum sampai dititik akhir. Harus lebih bersyukur sebab perjalanan ini tidak seberat apa yang ada dibayangkan kita kemarin. Harus lebih ikhlas sebab esok mungkin masih ada tanjakan dan turunan yang harus dilalui. Semuanya bukan sebab Allah tak sayang pada hambanya, justru karena sayanglah Allah berikan cobaan agar hambanya tau dunia bukan hanya tempat bersenang-senang, tapi tempat menyiapkan bekal demi menuju tempat keabadian, yang diimpikan.

Drettt

Getar ponsel menyadarkan lamunan Melody. Ditatapnya layar yang menyala itu, sebuah panggilan video dari ketiga sahabatnya.

Melody mengangkat ponsel itu, memposisikan wajahnya didepan layar lalu menggeser stiker ponsel berwarna hijau.

"Assalamualaikum ukhti," ucap ketiga gadis itu berberengan, penuh semangat.

"Wa'alaikumsalam warahmatullah," jawab Melody dengan senyum.

"Lagi ngapain sih? Kok lama banget angkatnya," belum apa apa Melody sudah mendapat protes dari Aliza.

"Maaf, hpnya tadi gue silent," gadis itu menunjukkan cengiran kudanya.

"Lo kapan pulang? Ngapain sih disana sampai berhari-hari? Katanya lo mau bantuin gue, tapi mana?" Ucap Kanaya beruntun.

"Iya nanti gue pulang, pasti gue bantuin," ucap Melody meyakinkan.

"Iya tau Mel, Ami kangen sama Mel. Kerjaan ka Liza sama Kanaya ribut Mulu, gak ada yang nengahin. Ami pusing," tutur Amira. Gadis itu terlihat mengurut tepisnya, seakan membenarkan apa yang ia ucapkan.

Melody terkekeh, benar ternyata dugaannya. Dua manusia itu terus ribut saat ia tidak ada.

"Jujur deh sama kita, sebenernya lo ngapain sih kesana? Pasti ada apa-apa 'kan?" Todong Aliza. Ia yakin Melody menyembunyikan sesuatu dari mereka.

melfi (love and hurt?) REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang