Bacanya jangan diskip² nanti gak paham alurnya😆 kalo belum baca part sebelumya, baca dulu~
Itu aja pesannya.
🥀🥀🥀
"Cara terbaik mengikhlaskan kepergian seseorang adalah dengan menyakini bahwa setiap sesuatu yang datang, ada saatnya pergi,"
~Daniel Shaka Ahmad~
•melfi•
Lima hari berlalu begitu saja, kini tinggal dua hari lagi kesempatan Arfi untuk membuka semuanya, sebelum akhirnya Daniel sendiri yang melakukannya.
Lelaki itu menyandarkan kepalanya pada disofa, menutup matanya perlahan. Menenangkan pikiran juga membiarkan urat syarafnya untuk beristirahat sejenak. Ternyata memang benar yang orang bilang, realita tidak seindah ekspedisi. Semuanya berbeda.
Sama seperti yang Arfi rasakan sekarang. Ia mengira sebentar lagi Melody akan luluh, mau membuka hati untuknya. Namun apa yang terjadi sekarang? Sejak dua hari lalu sikap gadis itu berubah. Tidak berbeda dengan Melody diawal perkenalan. Hanya saja sekarang gadis itu tidak banyak bicara, dan memilih untuk menghindar. Entah karena apa, Arfi juga bingung. Ia dibuat semakin frustasi karena tak menemukan titik permasalahan yang yang mungkin membuat Melody kembali bersikap dingin seperti dulu.
Yang Arfi rasakan beberapa minggu terakhir justru sebaliknya, ia merasa Melody mulai terbiasa dengan kehadirannya, juga mulai bersikap lembut. tapi kenapa sekarang seperti ini?
Lalu apa yang akan terjadi kalau Arfi mengatakan yang sejujurnya, apa gadis itu akan mengakhiri pernikahan ini?
Ohh tidak! Arfi tidak akan biarkan itu. Susah payah ia mempertahankan pernikahan ini, bahkan demi hal itu ia berani menyembunyikannya dari Melody, lalu pernikahannya hancur begitu saja? Arfi tidak akan biarkan!! Ini bukan lagi tentang ia yang akan menjadi duda jika Melody meninggalkannya, tapi ini tentang hati, tentang hati yang sudah terikat. Tentang sebuah kalimat suci yang telah terucap dihadapan Sang Maha Kuasa."Vin--" lirih Arfi.
"Kenapa Melody sekarang kayak gini? Kenapa dia balik kayak dulu? Gue salah apa?" Sambung Arfi.
Kevin membuang napas kasar. Menatap Arfi yang sejak tadi belum membuka matanya. "Belum juga ditinggalin lo udah begini, Fi. Gimana kalo ditinggalin?" ucap Kevin. Ia sebenarnya juga ikut sedih sekaligus heran dengan apa yang terjadi. Sikap Melody berubah drastis. Padahal tiga hari yang lalu, saat Arfi sakit, gadis itu rela membuatkan Arfi sup, yang sebenarnya ia sangat susah jika diajak kedapur. Ketika itu, Kevin juga mengira Melody sudah mulai menyukai Arfi.
"Jawab pertanyaan gue!" Ucap Arfi penuh penekanan. Suara lelaki itu bukan lagi terdengar keras, melainkan letih.
"Harus berapa kali gue jawab pertanyaan yang sama, Arfi? Dari tadi pagi total udah lima belas kali lo tanyain pertanyaan yang sama ke gue," ucap Kevin kesal. Pasalnya setiap beberapa menit sekali pertanyaan itu kembali terlontar dari bibir lelaki itu. Tidak ada yang lain, hanya itu dan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
melfi (love and hurt?) REVISI
Ficção AdolescenteIni tentang seorang pemuda bernama Arfi Fadillah Winata yang di minta untuk menikahi seorang gadis oleh ayah dari gadis itu sendiri. Gadis yang menjadi sahabat kecilnya dulu. Ini juga tentang Melody Alzeta Pratama Gadis cantik yang sama sekali tida...