MELFI [32. biarkan aku pergi]

193 11 12
                                    

"seorang pecinta tak pernah takut terjatuh, karena dia yakin kekasihnya akan memeluknya."

~jalaluddin Rumi~

~jalaluddin Rumi~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

melfi•

"By... Tidak perlu ada batasan diantara kita, kenapa? Karna kamu istri aku, dan aku suami kamu. Apapun halal kita lakukan bersama,"

Melody membeku ditempat. Mendadak otaknya tidak berfungsi.
Apa yang baru saja Arfi katakan, lelucon macam apa ini.

Tak berbeda dengan Melody, semua orang terdiam ditempat. Termasuk Amin, lelaki yang jaraknya paling dekat dengan mereka sekarang terlihat syok berat.

Beberapa detik kemudian Melody menggelengkan kepalanya cepat. "Mau kamu apa kak? Kenapa harus sampai membuat karangan seperti ini?" Melody sudah dipuncak emosi. Sangat geram rasanya melihat wajah Arfi.

Apa yang dilakukan Arfi sekarang hanya akan membuat Melody semakin sulit menjauhinya. Lelaki itu semakin terang-terangan mengatakan bahwa dia mencintai Melody. Meski Melody sudah berulang kali mengatakan hal yang berbeda. Melody memang tidak yakin dengan hatinya, ini cinta? Atau hanya sebatas rasa yang ingin membuatnya terjerumus dalam lubang penyesalan.

"Ini bukan sebuah karangan by. Ini fakta! Aku sudah mengucap akad dengan menggenggam tangan papa kamu, didepan penghulu, juga dua saksi yang men-sahkan pernikahan kita." Ucap Arfi penuh penekanan.

"Pernikahan ini sah dimata agama!" Sambungnya.

Melody mendelik lalu pergi meninggalkan Arfi. Baginya semua ini tidak bisa dipercaya, ia tidak pernah merasa menikah dengan Arfi selama ini.

Baru beberapa langkah Melody berjalan, tangannya kembali ditahan. Kali ini bukan oleh Arfi, melainkan Daniel. Lelaki itu menatap Melody sendu.

"Dengarkan dulu semuanya, Zee!" ucap Daniel.

"Apa lagi yang mau didengerin bang? Lama-lama cowo itu makin ngaco. Aku bahkan gak pernah nikah sama dia!" Ucap Melody ketus.

Sebenarnya Melody juga tidak ingin menjauh dari Arfi, tapi ia takut. Membayangkan ditinggalkan atau dikhianati diposisi yang sudah nyaman jelas sakitnya tak terelakkan. Apa Arfi tau ketakutannya itu?
Oh tidak! Arfi tidak akan mengerti karena dia sekarang sudah gila karena cinta.

"Itu bukan kebohongan, Zee. Kamu memang sudah menikah dengan Arfi. Papa menikahkan kalian tanpa sepengetahuan kamu," ucap Daniel ragu. Daniel sangat takut mengatakan hal ini, takut membuat Melody kembali bersedih.

Kedua alis Melody bertaut.
"Maksud Abang apa? Aku gak ngerti semua ini!"

"Maafin aku... Aku sudah minta papa kamu untuk menyembunyikan pernikahan ini," sahut Arfi masih diposisinya. Sekarang lelaki itu menunduk, sama sekali tidak mampu jika harus menatap mata penuh kekecewaan itu lagi.

melfi (love and hurt?) REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang