"Betapa bodohnya manusia, dia menghancurkan masa kini dengan mengkhawatirkan masa depan. Tapi menangis di masa depan karena mengingat masa lalunya.
~Sayyidina Ali Bin Abi Tholib~
Jangan lupa follow Syifakhalik_
•melfi•
Empat orang bersahabat itu tengah duduk di kantin. beberapa menit lalu kelas mereka sudah berakhir.
Mereka memutuskan untuk makan siang bersama mumpung tidak ada kesibukan lain. Bisanya Melody slalu absen makan siang bersama dengan mereka karena harus kerumah sakit. Tapi hari ini ia sedang tidak ada jadwal praktek. Jadi mereka memanfaatkannya untuk saling bertukar cerita."Hari ini lo aja deh za yang mesenin!" Ucap Kanaya ketika sampai di kantin.
"Bukannya emang tiap hari gue yang mesen!" Ucap Aliza ketus.
"Balasannya pahala ka!" Ucap Melody terkekeh. Ia menduduki kursi yang biasanya mereka tempati.
"Iya! Gue yang pesen. Mau apa?" Ucapnya terpaksa, namun pasrah.
"Gue bakso aja deh ka!" Ucap Melody.
"Gue sama aja deh kaya Mel, bakso juga!" Kini Kanaya ikut menyebutkan pesanannya.
"Lo, Mi?!" Tak ada jawaban dari gadis itu. Ia sibuk memainkan kukunya.
"Mi!" Teriak Kanaya. Tepat di samping telinga Amira.
"Ihh, gak usah teriak teriak dong ka!" Amira berdecak kesal.
"Makanya, kalo di tanya jawab!" Ucap Aliza.
"Aku batagor aja!" Ucapnya dengan wajah cemberut.
"Oke, mohon di tunggu. Tuan putri!" Ucap Aliza kesal namun masih berusaha untuk sabar.
Setelah beberapa menit menunggu pesanan, Aliza kembali dengan sebuah nampan yang berisi dua mangkok bakso pesanan Melody dan Kanaya. Sedangkan sepiring nasi goreng dan batagor, pesanannya dan Amira di bawakan oleh Devon, cowok bucinnya Kanaya.
"Nih!" Ucap Aliza menaruh nampan di atas meja.
"Hallo, cantik!" Sapa Devon pada Kanaya.
"Ihh, kok pesenan aku bukan kamu yang bawain sih, ay!" Kanaya memajukan bibirnya beberapa Senti, setelah mendapati pesanan baksonya di bawakan oleh Aliza bukan sang pacar.
"Maaf! Aku gak tau kalo kamu persen bakso. Aku kira kamu pesen batagor atau nasgor!" Ucap Devon panik.
Baru begitu sudah panik si Devon, sungguh kebucinan yang tak berfaedah. Sudah dosa bikin susah diri sendiri lagi."Ampun Kanayaaa! Cuma karna gue yang bawain pesenan lo, di permasalahin?!" Aliza berdecak kesal.
Bukannya terimakasih makanannya sudah di bawakan. Malah merajuk karena bukan Devon yang membawakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
melfi (love and hurt?) REVISI
Novela JuvenilIni tentang seorang pemuda bernama Arfi Fadillah Winata yang di minta untuk menikahi seorang gadis oleh ayah dari gadis itu sendiri. Gadis yang menjadi sahabat kecilnya dulu. Ini juga tentang Melody Alzeta Pratama Gadis cantik yang sama sekali tida...