MELFI [16. cemburu]

167 14 4
                                    

"Di awali penyesalan, lalu rasa sakit dan berakhir pada rindu."

~Melody Alzeta Pratama~

~Melody Alzeta Pratama~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


melfi•

Kini Arfi tengah duduk di sofa kamar rawat Melody, sejak semalam ia tidak pulang sama sekali. Ia ingin terus berada di sana, memastikan istrinya baik-baik saja. Ia terus memperhatikan setiap gerak-gerik istrinya.

Seperti sekarang, Arfi tengah memandang Melody yang tengah di bantu makan bubur oleh sang ibu.
Di dalam otak Arfi terus bertanya-tanya, separah apa tauma Melody, sedalam apa rasa sakitnya sampai harus membuatnya berlarut-larut dalam sebuah masalah yang sudah menjadi masa lalunya?

"selamat pagi dokter, gimana kondisinya sekarang?" Tiba-tiba seorang laki-laki memasuki kamar itu.

"Hmm, sudah jauh lebih baik, dok!" Jawab Melody.

"Ini saya bawakan buah untuk dokter, semoga lekas sembuh," laki-laki itu bernama Aleon Wiguna, laki-laki berumur 25 tahun, salah satu dokter muda di rumah sakit ini. Juga salah satu dokter yang mengagumi Melody.

"Terimakasih dok! Harusnya dokter gak perlu repot-repot," Melody tersenyum menatap sejenak laki-laki di depannya.

"Cuma buah, sama sekali gak ngerepotin!" Jawab Leon.

Arfi yang melihat pemandangan itu mulai di kuasai kecemburuan, meski hanya perbincangan bisa, tapi senyum manis yang di berikan istrinya itu? Agrhhh... Arfi tidak suka! Bahkan Melody tidak pernah tersenyum semanis itu kepadanya. Rasanya tangan Arfi gatal sekali, sudah lama ia tidak menghajar seseorang.

"Dia dokter Leon, patner kerjanya ka Zeta! Gak perlu cemburu, ka Zeta gak akan suka sama dia," ucap Azam ketika melihat adanya kecemburuan di wajah Arfi.

Arfi memandang Azam sejenak, tau saja anak kecil ini kalau Arfi sedang cemburu.

"Itu konsekuansinya karna menyembunyikan hal besar, abang gak akan bisa ngelarang ka Zeta buat dekat sama siapapun, karna di mata ka Zeta, abang juga bukan siapa-siapa,"
Sejujurnya Azam masih sangat marah dan kecewa dengan keputusan sepihak yang di ambil ayahnya. Juga keputusan Arfi menyembunyikan pernikahan ini dari kakaknya. Menurut Azam ini sangat tidak adil bagi Melody. Tapi mau bagaimana lagi? semua sudah terjadi. Bener juga yang di katakan Kevin tadi, dia tidak mungkin bisa mengubah takdir. Dia juga tidak bisa egois apalagi di saat kondisi Melody seperti sekarang.

Untungnya yang mengetahui lebih dulu hal ini adalah Azam, andai saja yang lebih dulu tau adalah Agam mungkin anak itu akan gerasak-gerusuk hingga membuat semuanya lebih memburuk.
Menurut Azam sekarang yang perlu ia lakukan hanya melihat dan mencari tau siapa Arfi sebenarnya. Ia harus memastikan jika kakak iparnya itu adalah orang yang baik dan tidak akan menyakiti kakaknya. Ia harus bergerak cepat sebelum semuanya benar-benar terlambat.

melfi (love and hurt?) REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang