MELFI [28. iman yang rapuh]

132 11 5
                                    

"kau terlalu merindukannya, hingga kau lupa kalau Tuhanmu lebih merindukan rintihan dan keluh kesahmu "

~Thorsy~

~Thorsy~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

melfi•

Viko membuka pintu kamar yang sudah ditunjukkan Melody. Nampaklah seorang lelaki yang tak lain adalah leader Antariksa. Tiba-tiba kekesalan menyelimuti mereka kala melihat Arfi yang tengah tertidur tenang di atas ranjangnya. Gara-gara skandal sialannya ini mereka berlima harus menanggung malu menangis di depan Melody. Untung hanya Melody, tidak ada orang lain disana.

Viko mengambil sebuah bantal yang ada disofa lalu melemparkannya kearah Arfi tanpa perasaan. Arfi yang tengah tertidur tentu saja dibuat kaget bukan main. Ia membuka matanya menatap bingung sekaligus kesal pada mereka. Sungguh tidak ada sopan santunnya mereka ini. Masuk kamar orang tanpa izin, lalu membangunkannya dengan cara tidak baik.

"Ngapain kalian disini?" Tanya Arfi keheranan. "Sejak kapan?" Sambungnya.

Tak menghiraukan pertanyaan Arfi. Viko kembali mengambil bantal yang ia lempar beberapa saat lalu, dan menggebuk Arfi tanpa ampun.
"Benar-benar lo ya, kap!" Ucap Viko kesal. "Gara-gara lo, kita belima nangis didepan cewe!" Sambungnya. Sungguh sangat sial mereka hari ini.

"Aduh aduh, ngapa si?" Arfi benar-benar tidak tahu apa-apa.

"Nangis kenapa?" Ucap Arfi setelah Viko berhenti menggebukinya.

"Tadi gue nelpon lo, terus Mel yang angkat. Dia bilang lo sakit. Waktu kita sampe disini Mel bukain pintu dalam keadaan nangis, kita kira lo udah gak ada," ucap Nata ketus. Meski itu murni kesalahan mereka, tetap saja ini semua terjadi akibat ulah Arfi yang berpura-pura sakit.

"Bhahahahaha," Arfi tertawa begitu lepas. Jadi mereka berlima mengira dirinya sudah meninggal. Dan menangis didepan Melody.

"Ketawa aja lo!" Ucap Kevin sinis.

"Lagian kenapa lo pada ngira gue mati si? Orang gue cuma demam." Ucapnya.

"Abisnya si Mel nangis," sahut Sholeh.

"Bini gue nangis? Nangis kenapa?" Tanya Arfi panik.

"Katanya karna motong bawang," sahut Viko.

Sholeh membuang napas panjang. "Gengsi banget gue, Ya Allah. Depan emak gue aja gue gak pernah nangis, lah ini didepan istri lo, kap hiks..." Ucap Sholeh mendramatisir.

"Gara-gara drama sialan lo ini mas!" Sahut Tian.

Kening Arfi bertaut. "Drama apa? Lagian ngapain nyalahin gue, lo berempat yang langsung ambil kesimpulan!" Ucap Arfi datar. Otak Arfi tidak mampu mencerna apa yang mereka katakan, entah karena Bagun dalam keadaan kaget, atau memang mereka yang terlalu berbelit-belit.

"Lo pura-pura sakit akan?" Ujar Viko.

"Pura-pura sakit gimana? Gue beneran sakit, gue demam," sahut Arfi.

melfi (love and hurt?) REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang