Memandangi seorang Keysa Evelyn Jennifer mungkin sudah menjadi kebiasaan seorang Kayvi Abasta. Ia rela tidak pulang ke Thailand demi menemani Keysa yang tidak ikut dengan keluarganya berlibur karena gadis itu tidak suka bepergian jauh.
Gadis bermata kucing dan dingin namun sangat baik dan murah hati itu telah berhasil membuat seorang Kayvi yang dikenal dengan sifat playboy nya benar-benar berubah dan menetap pada satu gadis saja. Ia bertekuk lutut dengan Keysa yang tidak pernah melihatnya dan lebih sering mengabaikannya.
Maybe.
Kayvi akui selama ini ia yang tidak pernah berjalan selangkah saja untuk maju mendekati Keysa. Saat ada yang mendekati gadis itu, ia malah marah-marah tidak jelas dan mendiamkan Keysa yang sama sekali tidak peduli dengan sikap diamnya. Hal itu membuatnya kesal sendiri dan mengurungkan niat setiap ingin marah atau sekedar merajuk pada pujaan hatinya itu.
Jangan tanya Keysa, gadis itu sama sekali tidak peduli dan sangat cuek kepada Kayvi walau mereka berada di kelompok pertemanan yang sama. Namun, baik Kayvi maupun Keysa sangat jarang saling berbicara.
Dan sekarang, saat semua orang sedang sibuk membuat kue dan sibuk bersiap menyambut tahun baru, Kayvi malah duduk diam di salah satu sofa yang tidak jauh dari tempat Keysa yang sedang duduk dan sibuk dengan Stavy membuat kue tart.
Menikmati pemandangan yang menurutnya sangat indah, melihat pipi bakpao milik Keysa dan bagaimana pintarnya gadis itu menghitung takaran tepung dan bahan lainnya.
Plak.
Satu pukulan keras mendarat tepat di belakang Kayvi, ia mengaduh kesakitan dan menatap kesal sahabatnya yang selalu berbuat seenaknya terhadap dirinya.
"Monyet."
"Sttts, masih bocah sok-sokan mau ngomong kasar."
Kayvi semakin menatap tajam sahabatnya itu. "Timo monyet," ucapnya dengan cepat dan bergerak ingin pergi namun Timothy lebih dulu menahan dan mendorong Kayvi agar duduk lagi di sofa.
"Main pergi aja lo. Duduk dulu," perintah Timothy dengan suara yang so(k) tegas dan Kayvi hanya bisa patuh.
"'Paan?" tanya Kayvi dengan malas.
"Gak sopan ya kamu sama kakak."
"Beda cuma sebulan doang," decih Kayvi tak suka.
"Tetap aja gue duluan lahir."
"Yaudah iya, mau ngomong apa?"
Timothy menggerakkan alisnya, Kayvi ikut menaikkan alisnya tak mengerti.
"Si Keysa.""Ya, gak gimana-gimana."
"Lo gobloknya gak ketulungan ya, sampai ke ubun-ubun."
"Lo nyuruh gue duduk disini buat denger pujian lo yang terlalu wah itu?"
"Iyalah. Lo emang goblok, bodoh, tolol. Naklukin Keysa aja lo gak bisa? Dimana harga diri lo woy?!" geram Timothy.
"Apa hubung-"
"Ya ada lah. Lo sebagai cowok playboy yang selalu dikelilingi perempuan bohay kecuali pacar gue tentunya yakan. Masa cuma naklukin Keysa aja gak bisa. Malu tuh sama gelar cowok playboy lo itu."
"Terus, terus aja hina gue."
"Lo emang harus dihina biar gerak."
"Percuma gue gerak kalau dia aja gak pernah nganggap gue. Jangankan nganggap gue, lihat gue aja bisa dihitung jari." Kayvi berdecak.
"Makanya lo geraknya jangan kecil-kecil langsung pepet anaknya."
"Lo kira gue itu lo apa? Nembak cewek gak ada romantisnya," decak Kayvi lagi membayangkan bagaimana sahabatnya itu menembak seorang perempuan yang kini menjadi kekasih hanya dengan setangkai bunga yang dipetik sembarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halcyon; Take Me Wherever You Go✔️
Fanfiction"Senja bisa buat orang nyaman dan tenang. Senja adalah penghilang rasa lelah. Senja ada warna paling indah. Senja adalah bahagia." "Kamu suka baca novel juga?" "Belajar aja aku malas." "Kok pintar bikin puisi?" "Seseorang pernah mengatakannya." "Who...