Bel istirahat sudah berbunyi, Keysa dan yang lain segera mengumpulkan gambarnya pada sang ketua kelas.
Setelahnya, Keysa memasukkan seluruh peralatan tulisnya kedalam kotak pensil dan menyimpannya dalam tas. Mengeluarkan kotak bekalnya dan meletakkannya di atas meja.
Timothy, Stavy, dan Kayvi juga melakukan hal yang sama, mengeluarkan bekal yang diberikan oleh Kina tadi pagi.
"Stavy, kita makan di sini saja ya.
Gak perlu ke kantin," lirih Keysa pelan menatap Stavy penuh harap saat sahabatnya itu menoleh ke belakang.Stavy mengerutkan keningnya bingung, biasanya Keysa yang selalu mengajak mereka ke kantin. "Bukannya kamu lebih suka kalo makannya di kantin?"
"Hm, tapi kali ini aku mau di sini saja. Tak usah ke kantin. Please..."
Stavy melirik Kayvi dan Timothy, ketiganya diam sebentar kemudian Kayvi mengangguk dan duduk lagi setelah sempat berdiri tadi. Stavy dan Timothy melakukan hal yang sama, membalikkan bangku mereka menghadap meja Keysa. Keysa tersenyum senang dan lega.
Keempatnya mulai membuka bekal masing-masing dan makan dengan tenang. Keysa mengarahkan sendoknya berniat mengambil sepotong tempe milik Stavy.
"Bagi tempenya," ucapnya langsung menyendokkan tempe itu.Stavy mendengus kesal dan menjatuhkan tempenya lagi ke dalam bekalnya. "Punya kamu kan ada" ucapnya menjauhkan kotak bekalnya.
Keysa memanyunkan bibirnya kesal.
"Punya aku sedikit lagi, punya kamu masih banyak tuh, bagi."Stavy menggelengkan kepalanya tegas "No, no, no, no. Salah kamu kenapa makan banyak-banyak."
Timothy menggelengkan kepalanya melihat sang kekasih dan sahabatnya bertengkar hanya karena sepotong tempe. Ia sudah terbiasa menyaksikan pertengkaran kecil Keysa dan Stavy jadi ia tidak terlalu peduli dan tetap fokus pada makanannya.
Lain halnya dengan Kayvi, yang malah terbengong lalu tertawa geli dan tersenyum melihat berbagai ekspresi wajah yang diberikan Keysa hanya agar Stavy memberikan tempenya. Kayvi menggeser kotak bekalnya dan mengetuk pelan bahu Keysa yang langsung menoleh dengan wajah cemberutnya.
"Ambil punya aku aja," tawar Kayvi mendekatkan bekalnya agar Keysa mengambil tempe miliknya.
Keysa tersenyum senang dan mengangkat sendoknya tapi Kayvi langsung menggeser bekalnya lagi membuat Keysa kesal dan semakin cemberut.
"Ada syaratnya." Kayvi terkekeh pelan melihat wajah cemberut Keysa.
"Apa?"
"Jangan kesal lagi sama aku, dan jangan marah kalo aku panggil kamu bakpao."
Keysa membelakkan mata mendengarnya. "Jangan panggil bakpao" kesalnya yang malah terdengar sebagai rengekan.
Kayvi tertawa gemas dan mencubit pipi Keysa. "Kenapa sih? Orang pipi kamu besar gini juga."
Keysa semakin memayunkan bibirnya kesal dan segera menepis tangan Kayvi. "Sakit!" ketusnya mengusap pipinya yang terlihat memerah.
Kayvi tertawa lalu mengangguk, kemudian ia menggeser bekalnya lagi memberikan Keysa akses mengambil tempenya. Keysa terdiam membuat Kayvi bingung dan menyuruh gadis itu mengambil tempenya.
Bukannya mengambil tempe Kayvi, Keysa malah menyendok tempenya dan menaruhnya di dalam bekal Kayvi membuat ketiganya terdiam heran.
Setelah memastikan tidak ada lagi tempe yang tersisa, Keysa menukar bekalnya dan memberikannya pada Kayvi yang menerimanya dengan heran.
"Aku bakal biarin kamu panggil aku dengan sebutan bakpao, asal kamu harus makan bekal aku sampai habis."
Gantian, kini Kayvi yang membelakkan matanya mendengar perkataan Keysa. Matanya menatap bekal Keysa yang berisi sepotong ayam dan juga sayur. Timothy tertawa mengejek Kayvi, seakan tau apa yang ada dipikiran sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halcyon; Take Me Wherever You Go✔️
Fanfiction"Senja bisa buat orang nyaman dan tenang. Senja adalah penghilang rasa lelah. Senja ada warna paling indah. Senja adalah bahagia." "Kamu suka baca novel juga?" "Belajar aja aku malas." "Kok pintar bikin puisi?" "Seseorang pernah mengatakannya." "Who...