Kebenaran.

1.7K 249 257
                                    

"Orang tua Kayvi yang bunuh orang tua lo, Yun."

PRANG!

Keysa mengerjapkan matanya mendengar perkataan itu, nampannya sudah jatuh, matanya bahkan memburam, kakinya tak sanggup lagi menahan tubuhnya sendiri sehingga ia harus bertumpu pada ambang pintu.

"Kakak." Yuno langsung berdiri dan menghampiri Keysa yang mulai menangis.

"Key—"

"Shut up!" Keysa menatap Herry dengan tajam, menarik tangan Yuno agar ia bisa berdiri.

"Sayang, kenapa?!"

Keysa memejamkan matanya mendengar suara itu. Seketika ia sangat membenci suara itu.
Kayvi datang dengan wajah khawatirnya menghampiri Keysa.

"JANGAN SENTUH AKU!"

Tentu saja Kayvi terkejut, begitu juga Irene, Anetta, Oma, Opa, Kina dan Mercy.

"Say—"

"DIAM!" teriak Keysa marah.

Mata Kayvi mulai berair, seakan tahu apa yang sudah terjadi. Keysa berjalan menjauh dengan kaki yang bergetar dan lunglai, kepalanya bahkan sudah terasa sangat berat.

"Sayang—"

"MENJAUH DARIKU!"

Kayvi tetap berjalan mendekati Keysa.

"JANGAN MENDEKAT, SIALAN!"

Kayvi tetap mendekat membuat Keysa marah dan meraih vas bunga kemudian melemparkannya. Dengan sigap ia langsung bergerak menghindar.

Keysa berlari memasuki kamarnya dengan amarah yang sudah menguasai dirinya. Menutup pintu dengan kuat, menimbulkan suara keras hingga ke bawah.

"PUAS? PAPA UDAH PUAS SEKARANG, HUH?" Kayvi berteriak marah menatap Herry.

"Kayvi—"

"Sudah kukatakan jangan mengatakan yang sebenarnya."

"Papa cuma—"

"Aku tidak peduli dengan kebenaran itu." Kayvi semakin marah.

"Tapi Keysa perlu tau."

"KEYSA TAK PERLU TAU."

Mercy yang melihat Kayvi mulai menangis segera mendekati putranya itu dan memeluknya tapi Kayvi dengan cepat menepis tangan itu dan mendorong Mercy menjauh.

"KAYVI!" teriak Herry marah menahan Mercy yang hampir terjatuh.

"Aku berusaha mempertahankan Keysa tapi kenapa kalian menghancurkan semuanya?"

"Kamu tidak boleh egois, Keysa berhak tahu siapa penyebab orang tuanya meninggal."

"Kalian! Kalian yang sudah membunuh orang tua Keysa."

"Bukan kami, tapi kedua orang tuamu."

"Kalian adalah orang tuaku!"

"ORANG TUAMU SUDAH MENINGGAL!"

Mendengar itu Kayvi terdiam di tempatnya dengan mata yang sudah siap menangis, kakinya bahkan tak sanggup menopang tubuhnya lagi.

"Kayvi, dengerin mama—"

PRANG!

BRUK!

"AKH!"

PRANG!

Suara itu ....

Kayvi dan yang lain langsung menatap kamar Keysa. Dengan segala kekuatannya, ia berdiri, berlari menaiki tangga. "Sayang, buka pintunya!"

Halcyon; Take Me Wherever You Go✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang