Cafe.

2.1K 278 103
                                    

Aku udah siapin bubur di rice cooker. Nanti kalau kamu udah makan, jangan lupa obatnya diminum." 
 
Kayvi mengangguk pelan mendengar wejangan Keysa.

"Jangan minum air dingin dulu, minum air hangat, aja. Kalo mau mandi juga harus pake air hangat, ngerti?"

Kayvi kembali mengangguk patuh.
Keysa tersenyum tipis, tangannya tergerak menyentuh dahi Kayvi mencek suhu badan.

"Panasnya udah turun tapi kamu harus tetap istirahat."

Kayvi kembali mengangguk, wajahnya masih pucat tapi berkat Keysa yang telaten merawatnya, demamnya sudah berkurang namun ia tidak bisa sekolah hari ini. Jika, bukan karena Keysa melarangnya, mungkin Kayvi akan memaksakan diri.

Kayvi khawatir jika Kai memanfaatkan kesempatan ini untuk mendekati Keysa walau ia percaya pujaan hatinya itu tidak akan menanggapi Kai tapi tetap saja kekhawatiran menyelimuti perasaannya.

"Kok, melamun?"

Kayvi tersadar saat tangan dingin dan lembut Keysa menyentuh pipinya. Tangannya tergerak menggenggam dan mencium punggung tangan Keysa.

"Kenapa? Ada yang sakit?" tanya Keysa lembut bergerak mendekati.

Kayvi menggeleng, menaruh tangan Keysa di atas selimutnya sambil terus menggenggam dan mengusap punggung tangan Keysa dengan lembut. 

"Jangan deket-deket sama Kai."

Keysa mengerti, segera ia mengangguk mengiyakan permintaan Kayvi.

"Kalau dia deketin kamu, kamu harus menjauh."

Keysa mengangguk lagi.
Kayvi bergerak membuka laci di bawah kasurnya, mengambil gelang berwarna hitam dari laci dan memakaikannya di pergelangan tangan kiri Keysa."Jangan dilepas."

Keysa mengangguk lagi.
Kayvi mendongak menatap wajah Keysa yang tersenyum padanya. 

"Kamu pergi sama Timothy, kan? Artinya kamu pulang juga harus sama Timothy."

Keysa mengangguk lagi.

"Key ...."

"Hm?"

"Kalau ada yang jahatin kamu sebut aja nama aku tiga kali."

"Kalau udah aku sebut, apa yang akan terjadi?"

"Orang itu akan langsung lari dan tidak akan pernah menganggu mu lagi."

"Benarkan? Haruskah aku percaya?" Keysa menaikkan sebelah alisnya menggoda Kayvi.

"Tentu saja," jawab Kayvi sedikit kesal.

Keysa mengangguk mengerti. "Baiklah, akan ku lakukan"

"Sa, masih lama gak? Nanti kita telat," dari ambang pintu Stavy menyembulkan kepalanya mengintip Kayvi dan Keysa.

Keysa langsung mengangguk dan meraih tasnya. "Jangan lupa obatnya diminum"

Kayvi hanya diam terus memperhatikan Keysa. Saat Keysa berdiri, wajahnya malah terlihat kesal dan dengan cepat menarik tangan Keysa.

Keysa menaikkan sebelah alisnya seolah bertanya apa pada Kayvi. 
Kayvi menunjuk pipinya dengan bibir yang mengerucut.

"Ah ...." Keysa mengerti.

Cup.

Setelahnya Keysa lari dan menutup kamar Kayvi.

"Belum juga dibalas," gerutu Kayvi kesal sendiri, ia menghela napasnya panjang karena merasa bosan.

Kayvi tidak bisa hanya diam saja di dalam kamar sendiri namun mengingat Keysa sudah sangat baik merawatnya, ia harus beristirahat penuh agar cepat sembuh dan tidak merepotkan gadis lagi. Dan yang terpenting, ia bisa kembali kuliah dan menjaga pujaan hatinya dari serangan si brengsek.

Halcyon; Take Me Wherever You Go✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang