Kai, Kayvi, dan Alexa.

2.1K 282 33
                                    

Pagi ini, Keysa tampak sangat senang. Senyumnya tidak pernah luntur sejak semalam, mengingat kejadian dimana Kayvi dengan beraninya dan tanpa ragu mengklaim dirinya sebagai kekasih.

Kayvi menembaknya.

Dan sekarang, Keysa akan sangat malu jika harus berhadapan dengan Kayvi.

"Pagi Papa."

Yuno tersenyum mendengar sapaan pagi itu, sebuah tangan melingkar di lehernya.

Cup.

Sedikit terkejut mungkin, Yuno melirik Keysa yang masih setia di belakangnya. "Tumben manis gini."

Keysa mengerucutkan bibirnya kesal.

"Pasti ada maunya, nih."

"Ish, Papa. Disapa juga bukannya dibalas malah buruk sangka. Dosa tau, fitnah anak sendiri"

"Ya, papakan cuma nanya."

"Apaan nanya kayak fitnah gitu." Keysa mencebik.

"Kakak marah-marah terus, cepet tua kamu nanti."

Anetta duduk bergabung dengan Yuno dan Keysa. 

"Pagi, Pa, Kak."
"Ini lagi, kakaknya semangat adek malah lesu kayak gini. Belum minum Ener*en nih pasti."

Anetta ikut mengerucutkan bibirnya kesal. "Adek lagi kesal sama Oma."

"Kenapa? Emang Oma marahin adek?"

Anetta menggeleng. "Papa liat rambut adek. Masa dikepang dua kayak gini, sih, kayak anak kecil," gerutunya menopang dagu.

"Adek, kan masih kecil."

"Adek udah besar."

"Masih kelas satu, berarti masih kecil."

"Tapi adek itu paling tinggi dari pada teman sekelas adek."

"Tinggi gak nentuin besar atau nggaknya, Dek."

"Kakak gak ngerti zaman emang."

Keysa membelakkan matanya mendengar perkataan Anetta sementara Yuno hanya bisa tertawa.

"Kakak lebih dulu lahir daripada Adek ya."

"Siapa juga yang bilang Adek duluan lahir?!"

Keysa mengelus dadanya sabar. Anetta itu paling pintar membalas ucapannya.

Disisi lain.

Untuk pertama kalinya, Kayvi memperhatikan penampilannya.
Sekarang, Kayvi tampak rapi dengan baju putih dan almamater yang melekat pada tubuhnya. Ia sudah sangat siap.Memasukkan ponsel ke dalam saku celana, dan meraih kunci motornya kemudian berjalan keluar dari rumah.

"Wes, wes, yang baru pacaran semangat banget kayaknya."

Kayvi tersenyum sambil mengangkat bahunya menanggapi ucapan Timothy yang lebih dulu menendang bokongnya.

Ketiganya berjalan menuju lantai bawah.

"Awas lo kalau sampai buat Keysa nangis lagi. Gue santet lo." Timothy memasang wajah garangnya.

"Lo berdua tenang aja, kalau Keysa gak nakal gue juga gak nakal."

"Dih, harusnya lo ingatin Keysa bukan dibalas balik," geram Stavy.

"Lagian yang harus diingatin itu bukan Keysa tapi lo. Pacar lo ada dimana-mana, hati-hati aja lo ketahuan Keysa."

"Gue tuh paling setia. Udah sana lo berdua pergi aja, gih, gue mau jemput jodoh gue dulu. Bhay!"

"Hati-hati lo!"

Halcyon; Take Me Wherever You Go✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang