Langkah pelan Galadrik membawanya ke dalam kelas, ia sedikit terlambat dan ternyata teman-temannya sudah penuh di dalam kelas.
Saat Galadrik masuk, ia menjadi pusat perhatian dan itu jelas membuatnya merasa tidak nyaman. Untungnya ada Dara yang menghampirinya tiba-tiba.
"Kok lama?" tanya Dara.
"Bangunnya agak siang," jawab Galadrik tersenyum tipis.
Dara menarik tangan Galadrik dan mereka berdua sampai di kursi Galedrik. "Nanti gue mau ikut mereka pergi," ujar Dara menunjuk teman-temannya.
"Kemana?" tanya Galadrik.
"Cuma ke mall, mau main tentunya." Dara tersenyum lebar seakan meyakinkan Galadrik jika ia akan baik-baik saja nanti.
Galadrik mengangguk, entah mengapa, mereka terkesan saling meminta izin dan mengizinkan seperti sepasang kekasih.
"Bu Novia gak masuk!" seru Valdy yang baru masuk ke kelas. "Di suruh ringkas materi bab satu halaman dua lima."
"Asyik dungs!" seru Bani.
"Ga belajar!" tambah Beni.
--
The Rigels
Gue tunggu di taman belakang.
--
Setelah mengirim pesan ke group, Galadrik menarik Dara menuju kursinya.
"Lo disini aja," ujar Galadrik mengelus kepala Dara sebelum berjalan keluar kelas.
Alvarios, Aksel, Viktor, Dilan dan Faresta ikut berdiri dan itu membuat teman kelasnya menatap mereka.
"Pada mau kemana?" tanya Valdy galak. "Jangan ada yang keluar."
Galadrik yang mendengar itu langsung menghentikan langkahnya yang baru sampai depan kelas.
"Kita izin bentar," ujar Galadrik lalu kembali berjalan pergi.
"JANGAN BUAT ULAH!" teriak Valdy kesal, ia melirik teman-teman yang lain. "Kalian tetap di kelas," ketusnya.
Sampai di taman belakang, Galadrik langsung menatap teman-temannya dengan pandangan rumit.
"Gue minta maaf," ujar Galadrik. "Maaf karena gue raguin The Rigels. Lo benar, Sel. Mental gue emang lemah, setelah gue pikir, gue terlalu berpisah negatif dan gak percaya kalian."
Tidak ada jawaban, mereka semua diam mendengarkan Galadrik.
"Gue harap kalian tetap jadi bagian dari The Rigels," lirih Galadrik.
"Kayaknya lo emang harus banyak belajar," ketus Viktor. "Emang siapa yang mau cabut dari The Rigels? Gak ada. Gak gue biarin, siapa pun yang mau keluar? Harus gue sidang dulu. Enak aja, kalian kira The Rigels cuma kumpulan bocah gabut?"
"Kemarin sih gue pulang karena mau hujan," celetuk Dilan tiba-tiba. "Lagian gak ada yang mau keluar."
Aksel tertawa. "The Rigels masih baru, kita juga baru aja ketemu. Ini biasa, kita perlu waktu untuk jalan di jalan yang sama. Tinggal tunggu waktu dan kita bisa terbiasa."
"Terharu gue," cetus Faresta memeluk Dilan. "Walaupun muka ganteng gue harus lebam, tapi kemarin seru juga."
Alvarios menepuk pundak Galadrik sebelum memilih duduk di kursi yang ada, ia ingin bersantai di pagi hari yang cerah ini.
Galadrik tersenyum dan ikut duduk di samping Alvarios. "Gue punya niat untuk nyari tempat," ujar Galadrik. "Kita buat markas The Rigels."
"Mantap, itu juga yang gue pikirkan," ujar Dilan tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALADRIK [SELESAI]
Ficção AdolescenteBukan hanya kisah tentang remaja bernama Galadrik Wastu Khe Jiwanta, ini adalah kisah tentang manusia-manusia baik yang ada di sekitarnya, dari keluarga, The Rigels hingga manusia-manusia luar biasa yang menempati kelas IPS 7. Bukan hanya tentang p...