Kembali ke sekolah, Pagi tadi Galadrik berangkat bersama Dara. Tepat hari ini, Elina kembali tidak pergi ke sekolah. Alasan sakit menjadi jawaban Yosita ketika di tanyai teman kelasnya terlebih Aida.
Berada di rooftop sekolah, Dara, Aida dan Yosita tengah berdiam diri di sana. Aida meminta mereka untuk berkumpul di sana, meski ada rasa malas namun karena itu adalah permintaan Aida, mereka pun setuju.
"Elina gak demam, kan?" tanya Aida membuka suara.
Yosita tidak menjawab, ia hanya diam dan membuat Aida kembali bersuara.
"Dia hamil."
Napas Dara tercekat, ia menoleh kaget pada Aida yang tengah menunduk dengan mata yang berkaca-kaca. Sedangkan Yosita menatap tajam Aida.
"Tau dari mana lo?" desis Yosita mengepalkan tangannya.
"Elina korban," lirih Aida. "Ini semua jebakan kak Amelia dan kak Elvano."
"Maksud lo?" tanya Dara.
"Ternyata mereka berdua pacaran, mereka gak putus sama sekali. Kak Elvano pacari Elina cuma karena Elina cantik dan tubuh dia bagus, yang paling di incar adalah uang Elina. Dan kak Amelia ikut campur dalam masalah ini, dia sering minta uang ke Elina karena dia punya video Elina dan kak Elvano. Mereka berdua itu jahat."
"Tau dari mana?" tanya Yosita emosi.
Aida mengeluarkan handphonenya, ia memutar video percakapan Elvano dan Amelia.
"Pulang sama gue?" tanya Amelia.
"Pulang sendiri ya, sayang. Gue pulang sama Elina," jawab Elvano mengelus pipi Amelia.
"Sama dia terus, sama gue kapan?"
"Katanya lo mau beli tas branded? Ya kita butuh Elina. Lagian lo lagi menstruasi, kan? Gue lagi pengen, Mel."
"Ck, terserah deh. Yang pasti besok pulang sama gue. Btw jangan tanggung minta sama dia, bokapnya kaya. Video kalian juga masih gue simpan."
Elvano tersenyum. "Tenang aja, dia selalu nurut sama gue."
Yosita menendang kursi bekas yang ada di atas sana, ia berteriak keras dan hendak mengamuk. Ia tahu jika Elina hamil anak Elvano, tapi ia tidak tahu jika Elina hanya di jadikan bahan pemuas nafsu dan dompet Elvano.
"BANGSAT!" teriak Yosita. "Elina anjing, dasar bego. Fuck, aaggggrrhhhhhhh!"
Yosita hendak pergi, Dara yang melihat itu langsung menahannya. Ia tidak ingin Yosita mengamuk dan membuat keadaan semakin buruk.
"Mau kemana?" tanya Dara.
"Bunuh Amelia dan Elvano yang bangsat itu," jawab Yosita hendak melepas tangan Dara.
Dara menggeleng. "Jangan sekarang, kita gak bisa asal."
"KITA PUNYA BUKTI."
"Yosita, gue tau lo marah. Tapi gue mohon pikirin Elina," ujar Dara. "Kalau misalnya Amelia nyebar video itu, gimana?"
"Bukan urusan gue," desis Yosita. "Kita bisa sebar video tadi juga, seenggaknya mereka berdua jauh lebih malu dan hancur."
Aida menggeleng. "Enggak," tolaknya. "Kamu gak bisa gini, Elina bisa aja di keluarin dari sekolah. Dia bisa aja makin sakit dan sedih."
"Di keluarin dari sekolah?" beo Yosita tertawa geli. "Dia bahkan lagi gak sadar diri karena nyoba bunuh diri. Dia depresi, dia hancur dan gue mau orang-orang yang buat dia begitu jauh lebih hancur."
Dara dan Aida bungkam, mereka terdiam mendengar ucapan Yosita.
"Gue jahat, gue tau," lirih Yosita. "Gue bukan cewek baik-baik yang bisa ngomong pelan dan lemah lembut ke Elina, gue bukan saudara yang baik untuk bisa jaga dia. Kita gak akur, itu karena keadaan memang gak memihak ke kita. Tapi nyokap gue sayang dia, gue gak mau nyokap gue sedih."
KAMU SEDANG MEMBACA
GALADRIK [SELESAI]
Ficção AdolescenteBukan hanya kisah tentang remaja bernama Galadrik Wastu Khe Jiwanta, ini adalah kisah tentang manusia-manusia baik yang ada di sekitarnya, dari keluarga, The Rigels hingga manusia-manusia luar biasa yang menempati kelas IPS 7. Bukan hanya tentang p...