31 : SEMOGA BAHAGIA DARA

1.6K 257 25
                                    

"Dara!"

"Aida, antar aku ke toilet yuk," ujar Dara menarik Aida untuk keluar kelas, tapi sebelum itu ia melewati Galadrik begitu saja.

Galadrik menatap kepergian Dara dengan helaan napas pelan, ia berjalan ke mejanya. Pagi tadi ia menjemput Dara tapi ternyata gadis itu sudah berangkat lebih dulu.

"Dara berangkat sama siapa?" tanya Galadrik pada teman-temannya.

"Gue," jawab Aksel. "Dia chat gue tadi pagi. Maaf."

Galadrik tersenyum tipis. "Gak apa-apa, gue cuma takut dia pergi sendirian," ujar Galadrik lalu duduk.

"Di bujuk," ujar Viktor. "Ngambek pasti dia."

"Iya nanti."

Waktu berlalu, jam istirahat tiba. Galadrik dengan cepat menghampiri Dara.

"Ke kantin?" tanya Galadrik berdiri di samping meja Dara.

"Kita ke perpus, kan?" tanya Dara pada Yosita dan Aida.

"I-iya," jawab Aida sebelum Dara menariknya keluar dan di susul Yosita.

Lagi-lagi Galadrik di abaikan, laki-laki itu hanya bisa menatap punggung Dara yang menghilang dari balik pintu.

"Mau ke kantin? Mau bareng?" tanya Vania muncul.

"Duluan aja," jawab Galadrik.

"Tapi teman-teman kamu udah pergi duluan," ujar Vania melirik isi kelas yang sudah sepi.

Galadrik berbalik dan menatap Vania. "Gue tau jalan ke kantin, jadi lo gak perlu khawatir. Silahkan pergi karena gue lagi gak butuh teman," ujar Galadrik menahan kesal.

"Kenapa, Gal?" tanya Vania pelan. "Kenapa gak pernah lihat ke arah gue, Gal? Gue ada di sini, gue ada di dekat lo."

"Gue suka sama lo," cicit Vania di akhir.

"Gue enggak," jawab Galadrik datar. "Gue udah punya Dara."

"Tapi kalian gak pacaran," sela Vania.

"Tau apa lo tentang hubungan gue sama Dara?" tanya Galadrik tajam. "Dia emang bukan pacar gue karena kita gak perlu status itu. Dia milik gue begitupun gue milik dia."

"Apa lo gak mau nyoba suka sama gue?"

Galadrik tersenyum miring. "Suka sama lo?" tanya Galadrik. "Untuk ngelirik cewek lain aja gue gak bisa. Dara udah lebih dari cukup. Dia satu dan akan menjadi satu-satunya di hati dan hidup gue. Dari awal sampai akhir, cuma Dara yang gue mau."

Vania terdiam, kata-kata Galadrik membungkamnya.

"Jauhin gue," sambung Galadrik. "Bukan cuma gue, jauhin Dara juga. Jangan Lo kira gue gak tau sikap lo selama ini ke Dara, jadi jangan coba-coba sakitin dia karena gue akan jadi mimpi buruk untuk lo."

Galadrik berjalan meninggalkan kelas, meninggalkan Vania yang mengepalkan tangannya dengan wajah marah.

"Dara," desis Vania.

***

Sampai di waktu pulang sekolah, Dara masih mengabaikan Galadrik. Ia memilih pulang bersama Aida dan Yosita, tapi tentu Galadrik tidak akan membiarkan itu terjadi.

"Pulang sama aku," ujar Galadrik menahan tangan Dara.

"Aku pulang sama Aida dan Yosi," jawab Dara tanpa menatap Galadrik.

Galadrik melirik teman-temannya, Faresta menghela napas pelan lalu mendekati mereka.

"Pulang sama aku, yuk," ajak Faresta menarik Aida menuju motornya.

GALADRIK [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang