17 : MUNAFIK

2.1K 284 44
                                    

Sepanjang pelajaran, Dara hanya diam. Ia tidak banyak bicara seperti biasanya, ia juga belum pernah berbicara pada Galadrik sepanjang pagi. Tentu saja Galadrik dan teman-temannya sedikit bingung, padahal biasanya jika melihat Galadrik Dara akan heboh.

"Dara, kamu kenapa?" bisik Aida sudah sangat penasaran sedari tadi.

Dara menggeleng, ia menampilkan senyum tipis pada Aida. "Gak apa-apa, kenapa?" tanya Dara balik.

Aida menjauhkan tubuhnya, ia menggeleng meski tatapannya pada Dara sangat terlihat beda. Padahal, Dara tengah menyimpan energi saja. Walaupun ada beberapa hal yang tengah ia pikirkan, tapi ia rasa ini bukanlah hal yang perlu di ceritakan pada orang-orang.

Ingatannya tentang kejadian semalam kembali terulang.

"Ini foto apa, ma?" tanya Dara menyerahkan beberapa foto pada Hana.

"Dapat dari mana kamu?" tanya Hana melirik tajam Dara.

"Meja ruang tamu," jawab Dara seadanya.

"RENDRA!!"

Dara terkejut mendengar teriakan mamanya, ia langsung berlari mengikuti Hana yang mencari papahnya.

"Apa maksud kamu?" tanya Hana melempar foto itu keatas meja kerja Rendra.

"Yang harusnya bertanya itu aku, Hana. Apa maksud dari foto itu?" tanya Renda balik.

Dada Hana naik turun, ia tengah emosi dan Dara bisa melihat jika keadaan semakin tidak baik.

"Mama selingkuh?" tanya Dara pelan.

"Enggak."

"Iya."

Hana melotot, ia menatap Rendra dengan sangat tajam. "Apa maksud kamu? Aku gak selingkuh."

"Sekarang memang enggak," balas Rendra tenang. "Tapi kalau di tempat kerja, iya."

"RENDRA, KAMU APA-APAAN SIH? DIA ITU REKAN KERJA AKU."

Terlihat muak, Rendra membanting map yang dia pegang dan menatap tajam Hana.

"Rekan kerja?" tanya Rendra sarkas. "Rekan kerja sampai sedekat itu? Kalian keluar untuk makan siang hamlir setiap hari. Rekan kerja apa yang keluar hanya berdua dan itu untuk pergi berbelanja dan bergandengan tangan?"

Hana bungkam begitu juga Dara, ada rasa tidak menyangka yang ia rasa. Selama ini ia hanya tahu jika kedua orang tuanya memang sibuk dengan karier masing-masing dan ia tidak pernah protes, karena ia yakin jika kedua orang tuanya memilliki hubungan yang baik.

"Kamu dan Galaksi sering pergi keluar kota bahkan keluar negeri, apa aku bisa jamin kalau kamu gak macam-macam?" tanya Hana balik dengan nada sarkas dan menuduh.

"Apa ada kabar miring tentang aku di kantor?" tanya Rendra menyerang Hana. "Apa kamu pernah lihat aku pergi berdua bersama seorang wanita? Apa kamu pernah lihat aku memeluk wanita lain selain kamu dan Dara?"

Hana bungkam, ia kalah dan ia tahu itu.

"JAWAB, HANA."

Dara menutup matanya, ini pertama kali ia lihat papanya semarah ini. Rendra tidak pernah meninggikan suaranya di keadaan apapun.

"Aku terlalu muak," ketus Rendra. "Kalau bukan karena Dara, sudah ku lepaskan kamu sedari lama."

"Pa," lirih Dara.

Hana mendengkus kesal, ia pergi begitu saja meninggalkan Dara dan Rendra di ruangan itu. Rendra tersenyum tipis dan menghampiri Dara, ia merengkuh tubuh bergetar anaknya.

GALADRIK [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang