18 : MASALAH YANG SEMAKIN BERMUNCULAN

2K 263 39
                                    

"Ada masalah apa sih, Dar?" tanya Galadrik benar-benar penasaran. "Dari tadi kamu gak mau jawab aku, kamu diam begini gak akan selesaikan masalah."

"Aku juga gak tau," jawab Dara dengan suara lemah.

Di kelas yang sudah sangat sepi, ada inti The Rigels bersama Dara dan Aida, hanya ada mereka karena bel pulang sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu, Yosita pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun pada mereka.

"Kenapa lo ngatain Yosita munafik?" tanya Dilan sudah tidak sabar.

"Karena Yosita sama Elina tu gak seakur yang kita lihat," jawab Dara mulai bercerita. "Ternyata mereka saling benci."

"Gak mungkin, Dara," lirih Aida tidak percaya.

"Gue dengar sendiri, mereka berantem dan gue dengar kalau Elina minta Yosita untuk jangan sok peduli sama dia dan gue juga dengar Yosita bilang ke Elina untuk berhenti jadi sok polos dan manis," jelas Dara panjang lebar.

Mereka menatap Dara dengan pandangan rumit, jelas saja mereka tidak percaya. Selama ini Elina sangat manis pada Yosita, begitu juga Yosita yang terlihat perduli meski ia tidak menampakkannya.

"Mungkin mereka lagi ada masalah," ujar Faresta mencoba untuk berpikir positif.

"Nyatanya perkataan Dara itu benar," celetuk Alvarios menambah keresahan teman-temannya.

"Tolong jelasin sejelas-jelasnya. Gue muak dengar kalian ngomong setengah-setengah," ketus Viktor yang sudah tidak bisa menahan kesal.

"Kemarin gue ngerjain tugas di rumah Yosita," ujar Alvarios menghela napas panjang. "Lama gue di sana dan Elina baru pulang, dia kelihatan berantakan. Sesuai dengan perkataan Dara, mereka gak akur. Bahkan sifat manis Elina hilang gitu aja, mereka saling serang dengan kata-kata yang gue rasa mereka lagi nyoba untuk saling menjatuhkan."

"Gila," desis Dilan. "Jadi selama ini kedekatan mereka fake?"

"Terus apa masalah kamu sama Elvano?" tanya Galadrik pada Dara.

"Waktu aku bilang aku pergi ke apartemen Liliane, aku lihat Elvano di sana juga. Dia sama perempuan yang gak aku tahu siapa," ujar Dara menjawab.

"Cuma itu?" tanya Faresta mengernyit.

"Masalahnya, sebelum aku ke apartemen, aku mampir ke minimarket dulu. Di sana aku ketemu Elvano lagi beli sesuatu," ujar Dara gemas sendiri.

"Beli apa?" tanya Dilan tidak sabar dan ikut gemas.

Dara tidak berani menjawab, ia malah memainkan jari-jarinya.

"Beli apa?" tanya Galadrik memaksa.

"Beli itu," jawab Dara pelan. "Dia beli alat kontrasepsi."

"Kondpppff." Ucapan Aksel terhenti karena bibirnya di bekap Viktor yang tengah melotot.

"Beli itu?" tanya Faresta berbisik dengan wajah ngeri.

Dara mengangguk. "Gue penasaran banget siapa cewek itu, dan yang buat gue makin kepikiran adalah hari berikutnya gue ke sana lagi dan lihat Elvano sama cewek itu lagi. Yang gilanya gue yakin seratus persen kalau mereka ngelakuin hal gak bener di sana, masa iya waktu lift kebuka gue lihat mereka ciuman di depan pintu apartemen Elvano."

"Astaghfirullahaladzim," ujar Dilan mengelus dada.

Galadrik langsung mengusap mata Dara. "Mata kamu ternodai," ketusnya.

Dara mendelik. "Bukan itu masalahnya, yang aku bingung siapa cewek itu. Kenapa aku gak pernah bisa lihat muka dia? Tapi aku yakin dia cewek yang sama."

GALADRIK [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang