Langkah kaki terdengar sangat rusuh, keadaan SMA ORION berubah panas saat puluhan murid dari sekolah lain datang dan melempari sekolah dengan batu.
Tidak tahu apa motif dari penyerangan tiba-tiba ini tapi Galadrik tengah berlari menuju luar sekolah bersama pasukannya.
"Berapa banyak?" tanya Galadrik.
"Banyak banget," jawab Faresta yang sudah duluan tahu karena ia melihat langsung batu pertama yang terlempar.
"Apa motifnya?" tanya Dilan terburu-buru.
"Gak ada yang tau," jawab Viktor.
"CARI TEMPAT AMAN! KUMPUL DI AULA!!" Galadrik berteriak kepada para murid yang berlari ketakutan.
"DARA!" panggil Galadrik. "BANTU EVAKUASI MURID!!"
Dara, Aida dan Yosita langsung berteriak dan meminta murid-murid masuk ke dalam aula agar aman. Para guru ikut berlarian dan mengamankan para murid, beberapa dari mereka ikut keluar terlebih guru laki-laki.
"KELUAR ANJING!!"
"ORION LEMAH!"
"MANA JAGOAN KALIAN??"
"ROBOHIN PAGARNYA!!"
Benar-benar di luar kendali, Galadrik dan yang lainnya mencoba mencari cara untuk bisa menghentikan aksi penyerangan itu. Bisa saja mereka maju tapi musuh melempar batu dan itu sangat bahaya.
Viktor sibuk melepas kancing bajunya. "Hajar ajalah, pasukan kita udah siap," ujarnya santai.
Galadrik mendengkus pelan, ia memperhatikan musuh dan para pasukannya. Pasukannya sudah siap semua, mereka tengah bersembunyi di balik tembok dan menunggu komando.
"Hubungi polisi," ujar guru BK kepada salah satu guru yang ada di sana.
"Kita gak bisa diam aja, pak. Bisa hancur sekolah kalau begini," ujar pak Leo melihat murid sekolah lain itu mulai memanjati pagar.
"Kalian mau ngapain, hah?" tanya pak Rudi garang. "Jangan coba-coba keluar, sangat bahaya."
Bagaimana tidak khawatir, hampir semua anak kelasnya terlihat siap melawan, pak Rudi jelas takut jika mereka terluka.
"Aman, pak. Mending bapak bantu evakuasi aja," ujar Dilan tersenyum manis.
"Jangan macam-macam, ini bahaya."
Melihat tidak ada lagi batu yang melayang, Galadrik keluar dari tempat persembunyiannya membuat inti The Rigels panik dan langsung menyusul.
"HEI!! GALADRIK! ALVA! HEI KALIAN!!" teriak pak Rudi kelabakan.
"Pak, mending bapak bantu murid lain," ujar Valdy sebelum mengejar inti The Rigels.
"STOP!" teriak Galadrik lantang. "PUNYA MASALAH APA KALIAN?"
"WOY! LO GALADRIK. MANA RENALDI??"
"BANGSAT!! MANA YANG KEMARIN NANTANGIN KITA??"
"BUKA PAGARNYA!!"
"Gal, sia-sia. Mereka gak bisa di ajak ngomong baik-baik," ujar Dilan berubah menjadi panik.
"GAL, MUNDUR!!" teriak Viktor menarik Galadrik saat pagar itu terbuka.
Murid-murid itu berlari masuk ke area sekolah dan merusak fasilitas yang ada di dekat sana.
"THE RIGELS! SERANG!!" teriak Galadrik sebelum maju menyerang.
Tidak ada cara lain, mereka harus bertarung. Puluhan murid dari sekolah lain mulai mundur saat pasukan The Rigels keluar dan menyerang. Bahkan dari siswa yang bukan dari The Rigels saja ikut membantu dan itu berasal dari anak kelas tiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALADRIK [SELESAI]
Roman pour AdolescentsBukan hanya kisah tentang remaja bernama Galadrik Wastu Khe Jiwanta, ini adalah kisah tentang manusia-manusia baik yang ada di sekitarnya, dari keluarga, The Rigels hingga manusia-manusia luar biasa yang menempati kelas IPS 7. Bukan hanya tentang p...