Hari libur adalah hari yang sangat di gemari anak sekolah, libur panjang yang membuat mereka bisa berleha-leha di rumah tanpa memikirkan tugas sekolah. Tapi, Dara merasa bosan karena tidak ada kesempatan untuk liburan karena ayahnya bekerja dan tidak ada izin untuknya berlibur bersama teman-temannya. Padahal Dara punya rencana mengajak Aida, Elina, dan Yosita untuk liburan berempat.
Untungnya ia mendapat izin untuk pergi keluar bersama Galadrik, karena mereka berjanji untuk kumpul di markas setelah beberapa hari libur dan tidak pernah saling bertemu lagi.
Ngomong-ngomong soal hasil ujian, saat penerimaan raport, itu adalah saat-saat bahagia Dara. Ia benar-benar berada di peringkat lima, tidak ia sangka bisa mendapatkan peringkat itu, dengan kerja kerasnya yang membuat otak terbakar. Sedangkan peringkat satu di isi oleh Galadrik tentunya, di susul Aida di peringkat dua dan Alvarios di peringkat tiga, lalu peringkat empat di isi Yosita.
"DARA! GALA SUDAH SAMPAI!!"
Teriakan dari Hana menyadarkan Dara dari lamunannya, gadis itu segera berlari turun dan menghampiri Galadrik di bawah.
"Jangan lari-lari, Dara," tegur Hana menatap tajam anaknya.
Dara hanya menyengir, ia langsung mengambil tangan Hana dan mencium punggung tangan ibunya.
"Kita berangkat ya, ma," pamit Dara.
Galadrik yang sedari tadi diam pun ikut mencium punggung tangan Hana. "Pergi dulu, tante."
"Hati-hati, jangan ngebut, Gal."
"Siap!" seru Dara menarik tangan Galadrik untuk keluar.
Mengikuti langkah cepat Dara, Galadrik hanya bisa mendengkus pelan karena sifat terburu-buru Dara ini, Dara selalu saja grasak-grusuk.
"Markas gak akan kabur, Dar. Gak perlu buru-buru," tegur Galadrik saat sampai di dekat motor.
"Ih, Dara kangen Aida tau. Mau cepat-cepat ketemu Aida, Elina sama Yosita," ujar Dara membuka kaitan helm yang baru saja di berikan Galadrik.
Melihat Dara yang kesulitan, Galadrik mengambil kembali helm itu, ia membuka kaitannya dan memakaikan ke kepala Dara.
"Sabar, sayang. Gak baik buru-buru," bisik Galadrik membuat lutut Dara lemas seketika.
Pipi Dara merona dan ia beruntung sudah memakai helm hingga Galadrik tidak perlu melihatnya salah tingkah, tapi bagaimanapun, Galadrik itu sangat peka dan tahu apapun tentang Dara. Terbukti ia malah tertawa geli melihat Dara yang sudah seperti jelly.
"Kenapa?" tanya Galadrik menggoda.
"Ayo buruan," ketus Dara memukul lengan Galadrik.
Galadrik tertawa, ia mengikat slayer hitam di wajahnya untuk masker lalu ia memakai helm dan membantu Dara naik ke atas motor. Setelahnya mereka langsung pergi menuju markas.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALADRIK [SELESAI]
Подростковая литератураBukan hanya kisah tentang remaja bernama Galadrik Wastu Khe Jiwanta, ini adalah kisah tentang manusia-manusia baik yang ada di sekitarnya, dari keluarga, The Rigels hingga manusia-manusia luar biasa yang menempati kelas IPS 7. Bukan hanya tentang p...