24 : RASA LELAH YANG TERKESAN MENYERAH

2.1K 287 29
                                    

Sudah bisa pulang ke rumah, Galadrik merasa sangat senang. Ia sangat bosan berada di rumah sakit, Galaksi yang bekerja dan Dara yang sekolah membuatnya tidak memiliki teman.

Sekarang, ia tengah berada di perjalanan menuju sekolah. Galadrik tidak memberitahu teman-temannya jika ia sudah pulang dari rumah sakit termasuk Dara.

Sesampainya di sekolah, ia langsung menuju kelas saat melihat motor teman-temannya sudah terparkir rapih di dekat motornya.

Berdiri di depan kelas, Galadrik baru masuk dan membuat teman-teman kelasnya terkejut.

"Gala?" beo Dara melotot.

Galadrik tersenyum, ia menghampiri Dara yang tengah duduk di kursinya.

"Kok?" Dara terheran-heran. "Ih, gak bilang kalau udah pulang."

"Kejutan," jawab Galadrik asal, ia mengelus rambut Dara dan mengecup kening Dara sebelum pergi ke kursinya.

Dara terpaku, bukan hanya Dara tapi Aida juga melongo. Bahkan teman-temannya yang melihat itu benar-benar tidak menyangka jika Galadrik bisa melakukan hal itu secara terang-terangan.

"Aaagrhhhh!! Jiwa iri ku meronta-ronta!!" pekik Beni histeris.

"Galadrik mulai nachkalll!" pekik Bani ikut heboh.

Galadrik hanya tersenyum tipis dan duduk di kursinya. Ia sedikit melirik kearah Vania yang terlihat sangat kesal, memang ia ingin memperlihatkan pada Vania jika Galadrik sudah punya Dara.

Plak

Valdy menepuk tengkuk Galadrik dan menatap tajam remaja itu.

"Udah berani ya lo," ketus Valdy.

"Ampun, pak," ujar Galadrik terkekeh geli.

"Gala kita sudah besar," gumam Dilan merangkul Faresta.

"Gala kita sudah dewasa," gumam Faresta membalas rangkulan Dilan.

"Alay," celetuk Aksel mematikan handphonenya sambil melirik dua temannya.

"Candu beneran kan lo," bisik Alvarios tersenyum evil.

Galadrik menyeringai, ia mengedipkan sebelah matanya membalas ucapan Alvarios.

"Gue ingatin untuk jangan lakuin yang lebih, nanti lo susah sendiri," bisik Alvarios lagi sambil menunjuk Yosita yang baru masuk kelas dengan dagunya.

Galadrik menoleh, ia melihat Yosita yang masuk dengan wajah datarnya. Alvarios bersiul membuat Yosita menoleh, ia tersenyum miring sedangkan Yosita mengacungkan jari tangannya.

"Habis lo apain anak gadis orang?" tanya Galadrik merasakan kemarahan Yosita.

"Lo tau gue," jawab Alvarios tersenyum evil.

"Bangsat," umpat Galadrik namun tertawa juga.

Galadrik tahu, bahkan Galadrik lah satu-satunya orang yang tahu bagaimana gilanya Alvarios. Karena Alvarios sering main ke rumah Galadrik saat sore dan dengan santainya Alvarios menceritakan bagaimana gilanya ia jika melihat Yosita.

Awalnya Galadrik marah dan meminta Alvarios untuk berhenti dan menjauhi Yosita saja, tapi Alvarios dengan keras kepalanya dan berjanji akan menahan diri meski penuh dengan kesulitan.

***

Tidak ada yang spesial di sekolah, semua berjalan seperti biasa. Dan kini Galadrik tengah bersama Dara menuju entah kemana karena Dara hanya mengikut saja.

Saat motor Galadrik memasuki kawasan pepohonan, Dara mengernyit heran namun sedetik kemudian ia tersenyum menyadari jika keduanya tengah menuju sebuah tempat bersejarah bagi mereka.

GALADRIK [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang