Malam ini markas The Rigels tengah ramai. Galadrik tengah berkumpul bersama inti The Rigels dan yang lainnya.
"Ngomong-ngomong Viktor kemana?" tanya Faresta menyadari jika Viktor tidak terlihat.
"Gak kesini emang?" tanya Dilan heran.
"Otw mungkin," cetus Aksel.
Tak lama, Viktor datang. Tapi ia tidak datang sendirian, ada seseorang di belakangnya. Mereka yang melihat itu mulai menerka-nerka siapa yang Viktor bawa kecuali Galadrik.
"Bani, tolong panggil Dara di dalam," ujar Galadrik pada Bani.
"Oke, bos!"
Viktor mendekati teman-temannya, ia menggenggam tangan seorang perempuan yang berjalan pelan di belakangnya dan kini perempuan itu menunduk dan bersembunyi di balik punggung Viktor.
"Liliane, duduk sama Gala dulu, ya," ujar Viktor menyerahkan Liliane pada Galadrik.
Awalnya Liliane menggeleng namun genggaman tangan Galadrik membuatnya sedikit tenang, Galadrik menarik Liliane untuk duduk di sebuah kursi yang agak jauh dari teman-temannya. Liliane tidak melepaskan tangan Galadrik sedangkan Viktor masuk ke dalam markas dan menuju toilet.
"Ini?" tanya Dilan.
Galadrik hanya mengangguk, teman-temannya saling pandang dan memilih untuk tenang karena mereka sudah tahu siapa perempuan ini.
"Liliane!" seru Dara berlari mendekat.
Liliane tersenyum tipis, ia mulai melepaskan tangan Galadrik. Dara mengelus rambut Liliane dengan senyum lebarnya.
"Kamu kesini, aku senang banget," ujar Dara yang di balas anggukan kecil dari Liliane.
"Aida, Yosi, sini kenalan. Namanya Liliane, dia yang aku ceritain ke kalian waktu itu," ujar Dara semangat.
Aida duduk di sebelah kiri Liliane. "Halo Liliane, aku Aida," sapa Aida dengan senyum lembut.
Liliane ikut tersenyum, ia menggerakkan tangannya membalas sapaan Aida. Meski Aida tidak mengerti, namun ia memilih untuk tersenyum dan mengangguk. Yosita hanya diam, ia duduk di depan ketiga orang itu dengan pandangan yang datar namun lebih santai agar Liliane tidak takut.
"Kenapa gak bilang mau bawa dia kesini?" tanya Galadrik pada Viktor.
"Gak niat, tapi dia mau pas gue ajak keluar," jawab Viktor duduk di dekat Galadrik.
"Cantik banget," celetuk Dilan melirik Liliane. "Gue gak bohong, dia beneran cantik."
Viktor mengangguk menyetujui, meski Liliane lebih sering menunduk, tapi kecantikannya masih bisa di lihat oleh orang-orang.
"Tapi dia masih kelihatan takut," ujar Faresta.
Viktor mengangguk. "Gue cuma mau dia lebih terbuka sama dunia luar, dia harus bergaul sama orang-orang."
"Apa kata dokter?" tanya Alvarios.
"Udah lebih baik, dokter minta gue ajak dia keluar sekali-sekali. Makanya gue bawa kesini, karena ada Dara di sini," jawab Viktor menatap Liliane yang mulai nyaman bersama Dara, Aida dan Yosita.
"Semoga dia cepat sembuh dan bisa main sama anak-anak lain dengan mudah," ujar Dilan tersenyum.
Viktor ikut tersenyum, ia sangat senang melihat Liliane mulai mau berinteraksi dengan orang lain. Ia senang karena bisa menyaksikan senyum manis Liliane yang terlihat sangat tulus.
Hati Galadrik merasa hangat, ia menatap teman-temannya dengan senyum tipis yang setia menyertai malam itu. Ia jadi ingat bagaimana pertemuan pertama dan perkenalan pertama masing-masing dari mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALADRIK [SELESAI]
Novela JuvenilBukan hanya kisah tentang remaja bernama Galadrik Wastu Khe Jiwanta, ini adalah kisah tentang manusia-manusia baik yang ada di sekitarnya, dari keluarga, The Rigels hingga manusia-manusia luar biasa yang menempati kelas IPS 7. Bukan hanya tentang p...