10 : KEBIASAAN BURUK MANUSIA

2.3K 323 72
                                    

"Gala, capek."

"Sebentar lagi, ayo lanjut."

"Capek!!!"

"Cuma begini, Dara. Kapan bisanya kalau ngeluh terus, besok sudah ujian. Mau tinggal kelas?"

Bibir Dara mengerucut, sudah lebih dari dua jam ia bergelut dengan buku-buku tebal. Kepalanya sudah hampir pecah namun Galadrik bel juga membiarkan ia istirahat.

"Capek," lirih Dara meletakkan kepalanya di atas meja dan menutup matanya.

"Mau nikah sama Gala?" tanya Galadrik membuat Dara membuka matanya dengan cepat. "Belajar, harus masuk lima besar."

"Berat banget syaratnya, ini mah Gala sengaja biar kita gak nikah," ketus Dara.

"Jawab soal yang ini dulu, terakhir."

Dara mengangkat kepalanya, ia menatap kesal Galadrik lalu menarik buku itu dengan kasar. Galadrik tersenyum tipis, ia memperhatikan Dara yang sibuk mengerjakan satu soal terakhir darinya.

"Gal, kalau di pikir-pikir, kita ini aneh ya," gumam Dara tanpa menatap Galadrik. "Kita selalu sama-sama, bilangnya mau nikah, tapi gak pacaran."

Galadrik melipat kedua tangannya di atas meja lalu meletakkan kepalanya di sana, ia menatap Dara sangat lekat. Memperhatikan bagaimana fokusnya Dara pada bukunya, bagaimana lucunya wajah gadis itu bagi Galadrik.

"Memang orang yang menikah harus pacaran?" tanya Galadrik.

Dara menggeleng. "Gak harus."

"Ya udah, tunggu aja waktunya. Ngapain pusing sekarang, masih lama juga."

"Tapi Gue--"

"Jangan gue lagi, Dara. Kedengaran kasar, bisa sebut aku atau nama biar lebih enak di dengar," tegur Galadrik.

"Tapi Dara takut Gala suka sama cewek lain," ketus Dara. "Kalau misalnya ada cewek yang lebih cantik dari Dara, gimana? Kalau misalnya Gala suka sama cewek lain gimana?"

"Memang Gala kelihatan mudah jatuh cinta?" tanya Galadrik membuat Dara yang tadinya tengah menulis langsung menghentikan kegiatannya dan menatap Galadrik.

"Gak tau," lirih Dara.

Galadrik tersenyum. "Waktu SMP, Dinar pernah bilang suka ke Gala. Tapi Gala tolak, tau apa alasannya?" tanya Galadrik membuat Dara menggeleng tidak tahu.

"Karena Gala sudah punya Dara," jawab Galadrik. "Cantik itu relatif, tapi yang bisa buat Gala jatuh cinta cuma Dara, kan?"

Dara tersenyum malu. "Memangnya Gala suka Dara?" tanya Dara polos.

"Cinta," jawab Galadrik. "Jangan mikir buruk, mau ribuan cewek cantik datang dan minta Gala jadi pacar mereka, kalau hati Gala sudah di isi Dara, mereka bisa apa?"

"Gala sweet banget," cicit Dara merona. "Dara juga cinta sama Gala."

"Tau," balas Galadrik. "Karena Gala percaya Dara, jadi Gala harap Dara juga percaya sama Gala."

Dara mengangguk patuh. "Enam belas tahun kita selalu sama-sama, Dara pasti percaya Gala. Walaupun nanti ada cewek yang mau rebut Gala, gak akan Dara biarin itu terjadi. Kalaupun harus berantem, Dara ajak dia berantem."

Galadrik tertawa. "Bukunya di tutup, belajarnya udahan."

"Tapi belum selesai," ujar Dara menunjuk bukunya.

"Gak apa-apa, Dara sudah paham, cuma malas aja," ujar Galadrik merapikan bukunya.

Melihat Galadrik yang sudah merapikan buku-bukunya, Dara berpikir jika Galadrik sudah berniat untuk pulang ke rumah.

GALADRIK [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang