06 : KETAKUTAN GALADRIK [LANGKAH AWAL YANG TIDAK BERJALAN BAIK]

3K 371 36
                                    

"Gal, ayo makan!"

Melihat tidak ada pergerakan dari kamar anaknya, Galaksi memilih untuk mengecek anaknya.

Ceklek

"Galadrik," panggil Galaksi memelan, ia menghela napas pelan melihat Galadrik tertidur sambil mengemut jempolnya.

Galaksi menggeleng pelan, ia sedang menerka-nerka, kapan anaknya akan menghentikan kebiasaannya ini.

"Gal, makan malam dulu," panggil Galaksi.

"Nanti," jawab Galadrik serak, ia bahkan tidak melepaskan jempolnya.

"Kapan lagi? Ayah sudah siapkan makan kamu. Ayo bangun," ajak Galaksi dengan sabar.

Mata Galadrik terbuka, ia tidak merubah posisinya, ia malah menatap Galaksi dengan lekat.

"Kenapa?" tanya Galaksi heran.

"Ayah sehat?" tanya Galadrik membuat Galaksi terdiam, namun ia mengangguk setelahnya. "Maaf, yah. Galadrik masih harus di buatin makan padahal sudah besar."

"Loh, kenapa emang? Kamu anak ayah, jelas ayah harus pastikan kamu sudah makan atau belum," balas Galaksi heran, tumben sekali Galadrik seperti ini.

"Ayo makan," ajak Galadrik menarik Galaksi keluar membuat senyum Galaksi terbit seketika.

***

Seperti biasa, Galadrik akan berangkat sekolah sendirian. Pagi-pagi sekali ia sudah berangkat menuju sekolah yang jaraknya cukup jauh dari rumah.

Di perjalanan, Galadrik merasa ada yang mengikutinya. Ia tidak terlalu menganggap hal itu karena ia rasa tidak memiliki musuh, namun setelah salah satu pengendara itu menendang motornya hingga ia terjatuh, Galadrik benar-benar terkejut.

"JANGAN SOK! BOCAH KAYAK LO GAK AKAN BISA BUAT GENG MOTOR. JANGAN RUSAK CITRA GENG MOTOR KARENA ADA BOCAH YANG IKUT-IKUTAN!"

Galadrik terdiam mendengar makian orang itu, ia hanya bisa melihat kepergian dua buah motor yang baru saja membuatnya terjatuh.

Celananya menjadi kotor, ada bagian yang robek di lutut dan jelas Galadrik terluka, ia juga merasa perih di sikunya, bahkan punggung jari tangannya terluka. Dengan sabar Galadrik menegakkan motornya dan ia kembali pergi ke sekolah. Ketika sampai, Galadrik bisa melihat teman-temannya sudah berada di parkiran.

"Pagi, bos!" sapa Faresta tersenyum, ia belum menyadari kondisi Galadrik.

"Bos, lo habis jatuh?" tanya Dilan langsung mengecek kondisi Galadrik.

"Iya," jawab Galadrik menatap tangannya.

"Dimana?" tanya Alvarios.

Galadrik menggeleng. "Gak merhatiin, kurang fokus jadi oleng." Bohong, Galadrik memilih untuk berbohong, ia juga masih tidak tahu siapa yang melakukan ini padanya.

"Lo kenapa jadi ikut-ikutan oleng?" maki Viktor yang sudah masuk sekolah. "Penasaran banget gimana rasanya jatuh dari motor?"

"Lutut lo luka," ujar Aksel.

"Gak apa-apa, cuma lecet doang," ujar Galadrik tidak ingin membuat teman-temannya cemas.

"Ke UKS lah," usul Dilan. "Obatin dulu luka lo, entar infeksi."

"Bener, mending lo ke UKS, bentar lagi masuk," tambah Faresta.

Tidak seperti Dilan dan Faresta, Viktor mendorong Galadrik untuk segera pergi ke UKS, si kasar itu bertindak layaknya preman pasar yang tengah memalak uang anak-anak. Mereka berjalan mengikuti Viktor dan Galadrik, namun Dilan memilih ke kelas karena ia pikir Dara harus tahu.

GALADRIK [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang