Bagian I: Perkenalan Singkat

48.9K 4.7K 2.8K
                                    

Setelah mengabari Bemby jika rencana kami hari ini dibatalkan, walaupun melewati perdebatan panjang, akhirnya dia mengalah saat ku bilang jadwalnya akan kami atur ulang nanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mengabari Bemby jika rencana kami hari ini dibatalkan, walaupun melewati perdebatan panjang, akhirnya dia mengalah saat ku bilang jadwalnya akan kami atur ulang nanti.

Aku tancap gas menuju bandara tanpa sempat mandi, karena ternyata sekarang sudah pukul dua kurang lima belas menit. Dan juga mengingat Jakarta yang sangat padat, aku juga memutuskan untuk tidak mengganti baju ku.

Bermodalkan kaos oblong, sweat pants, sandal swallow dan rambut yang kusut seperti habis terkena puting beliung, aku berjalan mencari pintu kedatangan dari Sydney.

Mama hanya memberikan nama anak tersebut. Itu juga tidak terlalu jelas, hanya 'Luke', tulisnya di bbm. 'Pokonya Luke Luke gitu deh, mama ga jelas pas ibunya telfon, suaranya kresek-kresek'. 'Ohiya, semuanya pake baju item katanya!'.

Buset.

Itu mau liburan atau mau ngelayat?

Aku sudah memastikan Mama berkali-kali tentang apakah dia benar-benar lupa nama belakang anak itu? Maksudnya, Mama seharusnya tidak melupakan nama belakang keluarga mereka, kan? Karena ayahnya adalah teman bisnis Papa?

Tapi Mama adalah Mama. Ia melupakan segala hal. Atau ia tidak mau tau dengan segala hal.

Ini pukul dua lewat tiga puluh lima, dan semua pintu kedatangan sudah aku singgahi dengan mengangkat karton bertuliskan Luke Sydney, tapi kata petugas keamanan di sana, kedatangan dari Sydney siang ini sudah habis keluar. Kedatangan selanjutnya baru akan ada lagi setelah pukul tujul malam.

Mati.

Kalo anak orang ilang di Jakarta gimana?

Kalo mereka jadi gembel gimana?

Kalo uang jajan gua ditarik seumur hidup gara-gara bikin anak orang ilang gimana?

Yaampun.

Mati gua.

Setelah putus asa berkeliling di semua pintu kedatangan, aku yang tentu saja sedang kelelahan, menemukan sebuah kios kecil yang menjajakan minuman-minuman di dalam kulkas pendinginnya. Aku pun memutuskan untuk melepas dahaga dengan membeli satu gelas es teh manis, minuman favorit ku.

Aku segera duduk di kursi yang di sediakan kios ini, menunggu si pramuniaga datang dengan es teh manis pesanan ku.

Saat sedang asyik menyeruput minuman ku, tiba-tiba saja mata ku tertuju kepada seorang bule dengan rambut merah menyala yang sedang duduk di kios seberang sambil meminum Teh Botol bersama tiga orang lainnya.

Buset.

Bule minum Teh Botol.

Btw, Itu rambut apa gulali?

Aku tertawa dalam hati.

Tunggu.

Mereka semua mengenakan kaos hitam.

AUSTRALIANS [5SOS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang