"Water sports sound good," pupil mata Ashton melebar setelah Luke menyarankan kegiatan yang satu itu.
Pada akhirnya kami harus menyewa satu mobil untuk pergi ke Tanjung Benoa tempat dimana berbagai water sports ditawarkan setelah mereka berempat membujuk ku dengan berbagai cara, dan yang paling ampuh adalah saat mereka bilang mereka akan menyanyikan ku lagu apa saja yang ku minta nanti malam di cafe hotel karena ternyata mereka telah membooking untuk mengisi acara di sana kemarin pagi. Entah lah orang-orang aneh ini.
Sekitar satu jam perjalanan kami menuju Tanjung Benoa hampir tidak dihambat macet, kecuali saat kami mencari parkir di pinggir kawasan pantai ini karena semuanya terisi penuh.
Saat sudah kami dapatkan tempat parkir, Ashton dan Luke keluar mobil sambil jingkrak-jingkrakan menuju pantai. Dari awal memang mereka yang paling semangat melihat pantai.
"You better just laying there with me on the sand and sleep," kata Michael berjalan bersama ku menuju kawasan pantai setelah yang lainnya sudah berada di pinggir pantai, mendongakan wajah dan menatap laut, memperhatikan permainan-permainan air yang akan menghabiskan uang ku itu.
"Oh, come on, Michael," aku menyingkirkan rambut ku yang menutupi wajah karena angin kencang, "this time you have to give a try".
Perlu kalian tau, kami berlima kini memakai baju seragam barong yang sialnya Calum ingat aku pernah menjanjikannya. Jadi tadi kami sempat membelinya di pinggir jalan saat menuju kesini. Calum mendapatkan warna hijau, Ashton mendapatkan warna biru tua, Luke mendapatkan warna pink, Michael mendapatkan warna merah-karena agar sama dengan warna rambutnya, dan aku mendapatkan warna orange. Ya kami terlihat seperti power rangers nyasar ke pantai sekarang.
"What would you try first?," aku mendengar suara Ashton bertanya kepada Calum dan Luke dari kejauhan.
"I don't know....," Luke berpikir, mencoba mengambil keputusan.
"Let's just try that penis," Calum menunjuk sebatang banana boat yang sedang melaju di tengah laut.
"Yeah, I think we should try that," Luke mengangguk setuju, menggaruk asal punggung kepalanya.
Calum lalu membalikkan badan ke arah ku dan Michael yang terduduk di atas pasir tak jauh di belakang mereka, "Ganis, Michael, let's try a penis!," teriak Calum yang mana langsung membuat orang satu Tanjung Benoa menatap Calum.
Michael bangun dari duduknya diikuti aku saat ia mengulurkan tangannya untuk membantu ku bangun tanpa di minta, "who's penis?," tanya Michael dengan tawa sarkastiknya.
Ashton hanya tertawa memperhatikan percakapan teman-teman idiotnya ini.
"Yellow. Penis!," Luke menunjuk banana boat yang kini menuju ke pinggir laut lalu membuat suara agar mirip dengan mesin kapal yang menarik banana boat tersebut yang mana malah lebih mirip suara orang sekarat karena overdosis.
Aku menengokan wajah ku ke arah Michael dan bertanya apakah dia mau menaikinya.
Michael lalu mengembuskan nafas panjang dan berkata, "sure, okay, let's try that big ass yellow penis".
Beberapa menit kemudian pun aku dan mereka sudah dalam rompi pelampung kami masing-masing yang sudah basah karena penumpang sebelumnya.
"Eh, mas, tar dulu, ini saya naik ginian berapaan?," kata ku saat kami baru saja akan menaiki perahu balon itu, "ntar saya udah naik taunya harganya satu milyar".
Si mas pun terkekeh dengan rambut merah agak panjangnya yang tertiup angin, "engga lah, dayu, lima ratus ribu aja", dia lalu mengangkat lima jari tangan kanannya dengan senyum pepsodent.
KAMU SEDANG MEMBACA
AUSTRALIANS [5SOS]
FanfictionMichael lalu mengotak-atik ponsel Luke, seperti ingin memberi tahu ku sesuatu. "The producer from a famous record corporation in our hometown," katanya sambil terus memainkan handphone Luke, membuka youtube, "he commented on our video". Michael mema...