Aku mengajak mereka untuk makan di McDonalds karena hanya ini satu-satunya tempat makan terdekat dari jangkauan kami.
"Hell yeah, I love Mcdonalds!," Michael berteriak dari kursi belakang saat dia mengetahui kita akan makan di sini.
Tapi saat kami baru akan turun, aku teringat satu hal.
Mati.
Gue kan ga bawa dompet.
Mati.
Mana duit di dashboard sisa tiga puluh ribu doang.
"Why you keep locking the door? Unlock it we need to get out," kata Michael yang tidak sabar untuk makan.
Waduh.
Untung kuncinya belum gue buka.
Hehehehehe.
"I wasn't saying we're going to eat here, tho" kata ku dengan asal. Aku tahu, pasti terdengar sangat bodoh.
"What?!," kata Calum dengan kekagetan yang lebay disertai nada tinggi di akhir kalimat.
"But you parked the car already," kali ini Luke bersuara. Kepalanya menongol diantara aku dan Ashton.
Aku buru-buru memundurkan mobil ku yang sudah terlanjur terparkir.
"I just-", aku tidak tahu harus berkata apa, "you know, I was just giving you guys a little tour around so its not that boring, right? ha-ha".
Bego.
Jawaban macam apa itu.
Jawaban paling bodoh sedunia.
"This girl is better being kidding," kata Michael mengembuskan napas. Ia pada akhirnya mengalah pada keadaan dan kembali tersandar di jok belakang.
Kami pun kembali kepada kemacetan ibu kota.
Michael, Luke dan Calum kembali kepada percakapan asyik ala mereka setelah beberapa kali masih menggerutu atas keputusan ku.
Sementara Ashton sibuk memperhatikan keruwetan ibu kota di depan matanya saat lagu Apalah Arti menunggu dari Raisa terputar di radio. Ia sepertinya tidak percaya bahwa ia akan berlibur di tempat semengerikan ini. Ashton seharusnya berlibur di tempat menyenangkan.
"Is it about the money?," Ashton tiba-tiba bertanya dengan suara pelan, seperti agar hanya aku yang mendengar sementara yang lain asyik bercanda rusuh di belakang.
"What?," aku memalingkan wajah ku padanya, baru menyadari kalau ternyata dia berbicara kepada ku tentang pembatalan sepihak ku untuk makan di McDonald's tadi.
Ashton melirikkan matanya ke arah tempat dimana aku menyimpan uang recehan parkir yang terlihat lusuh.
Buset.
Ketauan kerenya deh gue.
"We couldn't pay by dollars there," kata ku asal menjawab, menebak kalau-kalau Ashton ingin meminjamkan uangnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
AUSTRALIANS [5SOS]
FanfictionMichael lalu mengotak-atik ponsel Luke, seperti ingin memberi tahu ku sesuatu. "The producer from a famous record corporation in our hometown," katanya sambil terus memainkan handphone Luke, membuka youtube, "he commented on our video". Michael mema...