Dua kotak pizza Domino yang tergeletak begitu saja di meja ruang makan membuat ku curiga.
Setelah membiarkan Ashton, Luke dan Michael membuka nasi pecel mereka sendiri, aku pun beranjak memasuki kamar Bi Mimin.
Tapi nihil.
Sedari aku memasuki rumah, memang tidak terdengar tanda-tanda kehidupan.
Jadi, aku juga akhirnya mencoba mengecek Calum di kamarnya.
Waw.
Dia tidak disana.
Jadi, dimana semua orang?
karena terlalu khawatir dengan apa yang terjadi, aku lalu menelpon Bi Min. Beratus-ratus kali, tapi tidak dijawab.
Luke mengagetkan ku dengan mencolek bahu ku, menanyakan dimana Calum karena dia tidak menemukannya di kamar.
Aku menggeleng, benar-benar tidak tahu dimana temannya itu sekarang.
Lalu dengan ideku, aku meminta Luke untuk menghubungi Calum, tapi Luke tidak mempunyai nomer telkomsel Calum, jadi aku memintanya untuk mention Calum atau apapun untuk menghubunginya.
Aku pun ke luar rumah, mencari udara untuk setidaknya membuat keringat ku tak separah saat di dalam, memikirkan keberadaan Calum dan orang-orang rumah. Luke juga bersama ku, terduduk di lantai teras depan dengan handphone di tangannya yang sedari tadi tak juga memberikan kabar baik.
Michael tiba-tiba datang, bertanya apakah dia boleh memakan pecel lele ku yang belum ku sentuh sama sekali, karena dia merasa masih lapar.
Yaallah, micel.
Kenapa aku harus bertemu dengan mu.
Ngomong-ngomong apa yang kalian lakukan disini, tanya Michael lagi setelah menyadari aku dan Luke terduduk di teras.
Lalu aku pun menjelaskan ketidakberadaan Calum, Bi Min dan Mang Irwan yang tidak memberikan kabar sama sekali kalaupun mereka mau pergi.
Michael tidak begitu menghiraukan kehilangan Calum, dia hanya mengatakan betapa muaknya dia mendengarkan adiksi Ashton tentang Tuyul yang sampai saat ini masih dia telusuri di Google. "I'm sorry we watched it," katanya lalu melesat masuk, tidak sabar untuk melahap pecel lele ku yang padahal belum ku setujui dia untuk memakannya.
Tiba-tiba lampu sorot motor terlihat mendekati pagar rumah ku.
Buset.
Cengtri.
Ya, betul.
Mereka. Calum, Bi Min dan Mang Irwan bersempit-sempitan di satu motor tua malang itu, motor Mang Irwan yang ia bawa dari kampungnya dulu.
Mungkin kalau bisa berteriak, motor itu akan berteriak mengalahkan Michael.
Bi Min yang duduk paling belakang pun turun duluan, memegang satu bingkisan di tangan kiri dan satu potong kue di tangan lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AUSTRALIANS [5SOS]
FanfictionMichael lalu mengotak-atik ponsel Luke, seperti ingin memberi tahu ku sesuatu. "The producer from a famous record corporation in our hometown," katanya sambil terus memainkan handphone Luke, membuka youtube, "he commented on our video". Michael mema...