Bagian VI: Adiksi Tuyul

31.6K 3.7K 1.5K
                                    

Aku pun menitipkan Calum kepada Bi Min sementara aku dan yang lainnya nonton bioskop

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku pun menitipkan Calum kepada Bi Min sementara aku dan yang lainnya nonton bioskop.

Bi Min sudah ku belikan pulsa untuk memasang paket agar dia bisa mengakses Google Translate untuknya berkomunikasi dengan Calum. Begitu pun Calum, setelah kartu perdananya teraktifasikan, aku mengunduh aplikasi Google Translate kalau-kalau ada sesuatu yang di mintanya kepada Bi Min saat aku tidak di rumah.

Calum bertanya film apa yang akan kita tonton, dan aku pun menjawab, mungkin Fast & Farious 7 yang lagi ngehits banget itu. Calum lalu mengeruntkan halis-halis tebalnya, dia tidak terima kami akan menonton film itu karena dia tidak ikut dan dia bertekad untuk ikut kami nonton juga. Tapi yang lainnya menahan niat Calum. Aku tahu. Mereka pasti takut Calum akan meracuni seisi bioskop nanti dan berakhir di penjara. Jadi, setelah aku meyakinkan dia kalau aku akan membelikan kaset bajakannya nanti di Glodok, dia pun setuju.

Kek tau aja lu Glodok.

Ashton, Luke dan Michael pun memeluk sahabatnya yang sedang terserang diare itu dengan penuh tangis haru.

Lebay ya.

Lalu aku dan ketiga bule selain Calum pun pergi menonton.

Pondok Indah Mall adalah pilihan ku untuk menonton bersama mereka.

Ketika kami sampai di XXI kami kaget karena antriannya seperti ngantri BLT di kantor pos, meliuk-liuk.

Kami pun dengan sabar ikut mengantri, lebih tepatnya hanya aku dan Ashton yang mengantri. Di depan kami berdiri sepasang SMA yang masih mengenakan seragam sedang asyik saling merangkul. Ashton bertanya kepada ku apa yang mereka kenakan, maksudnya seragam apa itu? Lalu akupun menjelaskan bahwa disini kita sekolah mengenakan seragam kecuali saat kuliah seperti ku.

Ashton pun mengemukakan bagaimana kagetnya dia melihat antrean yang sangat panjang ini, di negaranya antrean ini hanya ada pada saat memasuki arena konser dan mungkin beberapa premier film tertentu. Aku pun mengajak Ashton duduk lesehan karena antrean tak juga bergerak, bahkan kami sempat mengadakan piknik kecil di tengah antrean saking tuh anteran ga gerak-gerak.

Akhirnya, setelah beberapa jam mengantre kami pun hampir tiba di kasir, melihat dua anak muda di depan kami sedang memilih tempat yang cocok untuk mojok. Lalu giliran kami. Tapi sayang sekali, saat aku menyebutkan bahwa Fast and Farious 7 adalah film yang akan kami tonton, sang mbak berkata bahwa tiket film tersebut untuk hari ini sudah habis. Aku dan Ashton pun berpelukan sambil menangis, sangat kecewa terhadap penyataan si Mbak yang sekarang sedang bersujud-sujud di kaki kami, meminta maaf.

Setelah cukup lama menangis, dan menanyakan Ashton apa yang mau dia tonton sebagai pengganti, dia pun menunjuk satu gambar kecil di home screen komputer kasir, sangat mengerikan, Ashton ternyata menunjuk film Tuyul. Aku lalu bertanya berulang kali apakah dia yakin dengan pilihannya dan apakah yang lain akan setuju dengan pilihannya, tapi Ashton bersikukuh sehingga akupun mengiyakan permintaan Ashton, "it seems scary, I like scary movie," begitulah katanya.

AUSTRALIANS [5SOS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang