"Calum but its not even open yet," aku menarik lengan kanan Calum, membuatnya menghentikan langkah.
Kami baru saja keluar dari lift di jam setengah enam pagi, saat para pelayan dan koki restaurant hotel di depan kami saat ini masih sibuk mempersiapkan meja dan menu makan pagi.
Sebagaimana janji Calum untuk menunjukkan suatu hal pagi ini sebelum Ashton, Luke dan Michael terbangun yang mana mereka sudah ku cekoki masing-masing lima Antimo tadi malam agar mereka bangunnya lama.
"That's the point, we need to be the earliest people sitting there," kata Calum ga santai.
Aku pada akhirnya mengikuti Calum memasuki restauran yang masih remang itu dan mengambil tempat duduk di paling pojok.
Calum demennya mojok nih kek terong-terongan.
"What are we doing now?," tanya ku setelah lima menit kami hanya duduk tanpa suara. "Are you really gonna tell me?".
Tapi Calum tidak menjawab dan hanya menatap pintu masuk yang mana dapat ia lihat dengan jelas karena lurus dari pandangannya, agak jauh beberapa meja dari belakang punggung ku.
"Okay, I'm gonna get my breakfast first". Jadi aku berjalan keluar meja kami sebelum Calum sempat mengatakan bahwa aku harus cepat-cepat kembali.
Omg, mz calum hanya adik tinggal sebentar ko.
Aku kembali dengan dua mangkuk kecil sereal honey stars sejak aku tidak tahu apa yang Calum akan makan, jadi ku bawakan yang sama.
Ngomong-ngomong, aku dan Calum adalah pelanggan pertama hari ini di restoran hotel. Keren banget kan?
Semakin lama semakin banyak orang memasuki tempat ini, bahkan setelah kami menghabiskan omelette dan satu porsi nasi prasmanan, Calum tidak juga memberi tahu ku hal penting melainkan hanya membicarakan tentang perjalanan kami kemarin ke Ubud yang berakhir dengan kami diusir dari Pura karena telah membuat kabar burung tentang hantu Calum dan tidak dapat menonton tari Kecak. "Luke is a super idiot!," kata Calum sebagai penutup percakapan kami dengan dua gelas orange juice di atas meja.
"You know what? I still feel tired from yesterday, and did you really get me here just for this? What's the po-".
"GANIS, GET YOUR FREAKIN HEAD DOWN!," kata Calum memotong pembicaraan ku dengan suara berbisik dan menundukkan kepalanya. Mungkin karena ia melihatku kebingungan tanpa menundukkan kepala sesuai perintahnya, Calum pun menoyorkan kepala ku ke bawah lalu mengisyaratkan ku untuk tidak mengatakan suatu apapun.
Aku dalam posisi dimana dagu ku terletak di atas meja sementara Calum dalam posisi yang sama di hadapan ku, wajah kami hanya terpisahkan beberapa senti.
Ah, ganteng juga, walaupun idung kamu kek jambu air di belah dua kalo dari depan.
"Get off of that gross look!," Calum meraup wajah ku dengan tangan besarnya seperti meraup kacang goreng, menghalangi mata ku yang sedaritadi memang menatapnya seperti pedopil. Mungkin.
Ia lalu menarik napas panjang setelah perlahan menegakkan kembali badannya, diikuti dengan ku.
Saat aku baru saja akan menengokkan wajah ku ke belakang karena sedari tadi Calum menatap ke arah belakang ku, ia menarik rambut ku agar tidak menghadap ke belakang. "Do-don't turn your head, damn it!".
"What is it??," tanya ku dengan kedua tangan Calum kini di kedua pipi ku, mencegah rasa penasaran ku untuk menengokkan kepala ke belakang.
"Okay, before you turn your head around, just promise me that you won't cry or gone mad or act insanely or anything that would bother me, just after you turn your head and you finally know everything, then you just know it, no screaming, no yelling, no swearing, you know then you just know, deal?".
KAMU SEDANG MEMBACA
AUSTRALIANS [5SOS]
FanfictionMichael lalu mengotak-atik ponsel Luke, seperti ingin memberi tahu ku sesuatu. "The producer from a famous record corporation in our hometown," katanya sambil terus memainkan handphone Luke, membuka youtube, "he commented on our video". Michael mema...