Bagian XI: Tragedi Bende

25.3K 3K 390
                                    

Setelah mengencangkan sabuk pengamaan, Ashton lalu menanyakan tentang pantai yang ia lihat saat kami berada di atas Hysteria tadi.

Lalu aku mengatakan ya, kami, Jakarta, mempunyai pantai di dalam area Ancol ini tapi tak akan seindah yang kau harapkan.

Lalu ia mengatakan bahwa ia ingin kesana.

Tapi pantainya kotor dan mereka tak punya selancar di sana.

Lalu ia mengatakan lagi bahwa ia ingin kesana.

Tapi akan ada banyak orang di sana.

Lalu ia mengatakan lagi bahwa ia ingin ke sana.

Setelah membujuk Calum yang tadinya tidak mau karena sudah merasa tidak enak badan semenjak naik Arung jeram 8 kali, akhirnya akupun mengantarkan mereka menuju pantai.

Michael mengatakan ia akan baik-baik saja asal ia mendapat asupan yang cukup, dan lalu Ashton memberikan semua sisa makanan yang ia beli di Indomaret kepada Michael.

Luke masih menangis.

Aku bertanya pantai yang bagaimana yang ingin mereka kunjungi.

Karena mengingat mereka tidak mempunyai pakaian ganti yang tersisa, akhirnya aku hanya memarkirkan mobil ku di pantai Bende. Pantai berdermaga yang hanya untuk berjalan-jalan santai. Hanya demi untuk menghilangkan rasa penasaran Ashton.

Ashton berlari menyusuri dermaga itu sendiri.

Michael, setelah turun dan melihat kios makanan kecil, langsung menarik ku seperti anak kecil yang merengek minta mainan kepada ibunya.

Calum yang selama perjalanan pendek tadi tertidur, sengaja tak ku bangunkan dengan jendela yang ku buka sampai ke bawah.

Luke sudah tidak menangis. Ia berlari menyusul Ashton yang sudah sampai di ujung dermaga, menundukkan kepalanya ke arah laut.

Setelah Michael mendapatkan satu cup Pop Mie rasa kari, dua bungkus sukro dan satu botol Fruit Tea -karena tidak ada teh botol-, ia pun mendudukan dirinya di pasir pantai sebelum dermaga.

Lalu aku mendudukan diri ku juga di sebelahnya, dengan satu botol Fruit Tea di tangan.

Kami memandang ke arah laut tanpa kata karena Michael sibuk dengan makanannya.

Karena terlalu bosan hanya untuk menonton Michael makan Pop Mie, akupun berjalan menyusuri pinggir pantai sambil mendengarkan musik.

Setelah merasa sudah cukup jauh dari para bule itu, aku lalu mendudukan diri ku lagi di atas pasir, di bawah pohon kelapa agar aku tidak kepanasan.

Michael sepertinya memesan satu Pop Mie lain karena sekarang ia terlihat memegang yang rasa soto mie.

Calum sepertinya belum bagun dan masih tertidur dalam mobil.

Ashton masih sibuk dengan handphonenya untuk selfie-selfie di ujung dermaga, Kali ini tanpa Luke.

Karena Luke ternyata tengah berlari kecil ke arah ku. Dengan baju dufan dan sendal jepit belang-belang, tetap saja ia terlihat sangat hot. Mata birunya, akan berkilau saat sinar matahari yang sudah setengah jalan kepada laut bertemu dengan mereka.

Apalagi ketika ia semakin dekat dengan ku.

Ah, adek tak tahan mas.

Jika perkiraan kalian Luke akan menghampiri ku dengan berlari slow motion, lalu aku akan bersembunyi di balik pohon kelapa, lalu ia akan mengejar ku, lalu kami akan joget dan nyanyi ala India diikuti dengan flashmob satu ancol, lalu tiba-tiba ia berlutut dan bertanya apakah aku akan menjadi kekasihnya; kalian salah besar.

AUSTRALIANS [5SOS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang