Bagian Tambahan: Wherever You Are

15.2K 1.9K 567
                                    

"Gimana teh? Diterima ga?".

Aku baru saja melemparkan diri ke sofa ruang tengah, menenggelamkan wajah ku yang bentuknya sudah tak beraturan karena kelewat bingung dengan kejadian di restauran sushi tadi.

Aku masih tidak menyangka Luke akan jauh-jauh datang ke sini hanya untuk menjelaskan semua. Dan kini aku merasa jahat karena telah meninggalkannya sendiri tanpa penjelasan lebih jauh. Namun mungkin memang baiknya begitu.

"Teh, diterima ga??," tanya Bi Min sekali lagi sambil duduk di sisa sofa sebelah punggung ku.

"APAANSIH BIIIII!!," teriak ku masih dalam redaman sofa.

Gila nih orang, gatau gue lagi pusing tujuh keliling apa.

"Si mas Luke, teteh terima ga??," jelas bi Min.

Kalimat yang bi Min katakan itu membawa wajah ku dengan refleks terangkat untuk menatapnya, terdiam untuk memberikannya kesempatan untuk mengkoreksi perkataannya.

Namun bi Min malah balik menatap ku menunggu jawaban.

"Bibi tau si Luke mau kesini???".

Bi Min lalu tertawa, "tau dong, makanya tadi bibi maksa teteh ke sudirman, soalnya mas Luke emang nunggu disana," jelasnya,  "jadi gimana? Diterima ga?".

"Ko bibi ga bilang aku dulu sih??".

"Aduh si teteh, namanya juga mau ngasih supres," bi Min kembali tertawa. "Ohiya, mas Luke juga sempet nitipin kado tuh, udah bibi taro di kamar teteh ya".

Aku pun langsung berlari ke kamar, mencari-cari barang yang bi Min maksudkan.

Kenapa hal-hal tak terduga hari ini belum juga berakhir?

Aku menemukan satu kotak hitam polos berukuran sedang di meja rias. Mungkin itu yang dimaksud bi Min, karena sebelumnya aku tidak pernah melihat kotak itu.

Ku buka, dan aku menemukan secarik kertas yang terlipat tidak rapi dan satu flash disk bewarna merah.

Gila kali si Luke, flashdisk mah gua banyak. Elah kirain dikadoin apa gitu.

Kertas terlipat lebih menbuat ku penasaran sehingga aku membukanya terlebih dahulu.

'Hai! Selamat ulang tahun untuk mu teman liburan musim panas ku tahun ini. Kau mungkin akan membaca kertas ini dengan ku yang ikut tersenyum disamping mu sambil sesekali tertawa melihat tulisan ku yang sok puitis ini. Namun, kau juga bisa saja membaca surat ini ketika aku sudah kembali pulang ke Sydney. Dua kemungkinan itu tergantung pada apa yang akan kau katakan pada ku di restauran sushi. Jadi, sekarang, jawaban mana yang membawa mu ke salah satu dari pilihan itu? Aku tidak tahu.

Aku berada di hotel dan menulis surat ucapan ini untuk mu. Aku sangat gugup, (y/n), karena besok aku akan mengatakan segalanya kepada mu tanpa tau reaksi pasti dari mu.

Tapi aku yakin, keputusan mana pun yang kau pilih adalah yang terbaik. Terbaik untuk mu, untuk ku. Untuk kita. Walaupun sejujurnya, aku berharap aku dapat membaca ulang surat ini bersama mu sambil tertawa, aku tidak bisa mengelak dari kemungkinan kecil yang sangat menakutkan, pulang ke Sydney dengan perasaan menyesal kenapa aku tidak sejak lama mengatakan segalanya pada mu.

Apapun itu. Ambil lah ini, kado kecil dari ku. Mungkin tidak seperti apa yang kau harapkan, namun aku mohon, kalaupun hanya untuk sekali, dengarkan lah'.

Aku menatap flashdisk di sisi kotak dan cepat-cepat mengambilnya lalu memasangnya di laptop ku sebelum ku selesaikan isi suratnya.

Luke membuatkan lagu untuk ku?

For a while we pretended
That we never had to end it
But we knew we'd have to say goodbye

'Kau ingat saat aku memeluk mu di bandara? Aku bisa melihat dari mata mu bahwa kau menunggu ku untuk berbicara hal lainnya diluar tentang liburan kita. Tapi aku malah hanya mengucapkan satu kalimat bodoh yang membuat mata mu semakin melayu di hari itu.'

You were crying at the airport
When they finally closed the plane door
I could barely hold it all inside

'Dan kau menangis di bandara. Aku tahu kau bukan hanya menangisi ku, melainkan juga tiga teman ku. Tapi aku selalu penasaran, apakah dalam tangis mu itu ada terselip tangisan lain tentang hal yang ku lakukan? Aku tidak bisa melihat mu seperti itu, tapi aku juga tidak bisa meyakinkan mu.'

Torn in two
And I know I shouldn't tell you
But I just can't stop thinking of you
Wherever you are
You
Wherever you are
Every night I almost call you
Just to say it always will be you
Wherever you are

'Iya. Dimana pun diri mu saat ini, aku tahu aku tidak seharusnya kembali dan mengacaukan segalanya di hidup mu yang sudah mulai kau susun rapi lagi tanpa ada aku di dalamnya. Namun, setiap malam, aku selalu memikirkan mu, Ganis, setiap malam rasanya aku ingin menghubungi mu untuk meyakinkan bahwa kali ini aku yakin tentang perasaan ku'.

I could fly a thousand oceans
But there's nothing that compares to
What we had, and so I walk alone

'Apapun yang ku lakukan di Sydney setelah berpisah dengan mu, rasanya hampa. Walaupun sesekali Calum, Michael atau Ashton selalu menghibur dengan candaan mereka, tetap saja, bahkan melihat mereka seakan-akan mengingatkan ku bahwa ada yang kurang saat kau tidak bersama kami'.

I wish I didn't have to be gone
Maybe you've already moved on
But the truth is I don't want to know

'Aku berharap hari itu bukanlah hari kepulangan ku ke Sydney dan meninggalkan mu. Maksudnya, andai saja kita punya hari-hari lain, mungkin aku akan lebih cepat yakin kepada mu. Dan kini kau telah berjalan dengan hidup baru mu, mungkin dengan seseorang baru. Entahlah. Yang jelas, jika itu terjadi, aku berharap aku tidak pernah mengetahuinya dan hanya memikirkan saat kau berkata kau juga memiliki rasa yang sama dengan ku'.

Torn in two
And I know I shouldn't tell you
But I just can't stop thinking of you
Wherever you are
You
Wherever you are
Every night I almost call you
Just to say it always will be you
Wherever you are

You can say we'll be together
Someday
Nothing lasts forever
Nothing stays the same
So why can't I stop feeling this way

'Mungkin kita akan bersatu besok. Tapi itu hanya kemungkinan. Dan aku harus mengingat bahwa ada satu kemungkinan lain. Yaitu sebaliknya, kita tidak akan bersatu. Aku tahu, tidak mungkin aku mengharapkan diri mu yang masih sama dengan tujuh bulan lalu. Dan kau pasti sudah punya pemikiran yang berbeda tentang ku. Aku ingin sekali membiarkan semuanya berlalu, tapi aku tidak bisa berhenti merindukan mu dan berharap satu saat kita akan bersatu'.

Torn in two
And I know I shouldn't tell you
But I just can't stop thinking of you
Wherever you are
You
Wherever you are
Every night I almost call you
Just to say it always will be you
Wherever you are

Suara Luke dengan gitar akustik yang mengiringinya, membuat air-air mata ku meleleh berjatuhan.

Aku membaca sebagian surat itu sambil mendengarkan lagu darinya, dan itu malah membuat isakan ku bertambah parah saja.

Aku tidak tahu Luke akan melakukan hal sejauh ini. Sebelumnya, memang tidak pernah ada yang menuliskan ku lagu. Namun sekarang aku punya satu dan sayangnya, lagu pertama untuk ku adalah lagu patah hati.

'Aku mencoba menulis lagu itu dalam masa-masa saat aku sangat merindukan mu. Semoga kau menyukainya. Semoga kau tersenyum saat mendengarnya dan lalu memeluk ku yang juga ikut mendengarkan di samping mu. Semoga'.

Suratnya selesai dan itu membawa kepala ku perlahan melirik ke samping.

Seharusnya aku tersenyum.

Seharusnya dia di samping ku.

Dan seharusnya aku memeluknya sekarang.

Maafkan aku Luke.

ULALA swag banget ga bonchapnya?:))))))) HAHAHHAHAHAHA NGAKAK GUA SO KEREN BYE

AUSTRALIANS [5SOS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang