Bagian V: Misi Penyelamatan Calum

32.8K 3.7K 1.3K
                                    

Memang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Memang.

Semua dari mereka setuju kami akan menonton bioskop sore ini. Kecuali mungkin, Calum yang tidak terlihat batang hidung (dan batang-batang yang lain)nya sedari tadi.

Saat aku menanyakan keberadaannya kepada Luke, akhirnya aku tau jika Calum masih bolak balik kamar mandi gara-gara bubur ayam Cirebon tadi.

Aku meyakinkan ketiga bule yang lain bahwa aku tidak meracuni Calum.

Dan ya, kalau aku meracuni Calum, mana mungkin tiga lainnya baik-baik saja, kata Ashton. Kecuali mungkin Michael yang perutnya bisa dihuni apa saja. Dari teh botol, tahu goreng setengah dingin hingga bubur cirebon.

Aku pun mulai was-was saat Calum tak juga kunjung keluar dari kamarnya, aku memikirkan hal yang aneh-aneh seperti, apa dia mati teracuni kentutnya sendiri?

Yaampun, bertahan lah, Calum, kau belum sempat melewati hari-hari aneh lainnya dalam hidupmu di sini.

Aku berkata kepada Ashton, Luke dan Michael bagaimana seharusnya kita memeriksa keadaan Calum.

Mereka bertiga awalnya menolak, tapi setelah aku ancam dengan mengatakan bahwa mereka tidak akan mendapatkan kartu perdana Telkomsel dengan banyak penawaran kuota menarik, merekapun terpaksa mengiyakan.

Kami berempat memutuskan untuk gambreng setelah aku tidak terima saat mereka menunjuk ku sebagai ketua 'The Salvation of Calum' yang baru saja kami bentuk tiga menit yang lalu setelah pemikiran panjang sebutan apa yang keren untuk kami berempat, sang laskar pemberani yang akan menghadapi ruangan yang terpenuhi gas beracun Calum.

"Hom pim pah alaium gambreng!," teriak Michael untuk keseribu-kian kalinya setelah berjam-jam belajar mengatakan hom pim pah karena dia tidak mau aku yang mengatakan. Michael si aneh.

Aku pun sujud syukur karena akhirnya tangan ku tidak usah goyang-goyang untuk hom pim pah lagi.

Tapi apesnya, aku lah yang menjadi ketua pasukan ini.

Yaelah.

Kalo mati, gua yang mati duluan deh.

Setelah doa bersama dan pemanasan ringan yang cukup, kamipun, dengan tekad dan keberanian yang sangat maksimal, menguji nyali ku dengan memasuki kamar Calum dan Luke, yang ku yakin masih dipenuhi aura aura negatif.

Aku menutupi area hidung dan mulut ku dengan menggunakan sweater paling tebal yang aku punya, menghindari bau yang akan masuk ke hidung dan membuat ku mati terbunuh.

Tiga lainnya, mengikuti di belakang, menutupi hidung mereka juga dengan perlengkapan sendiri, kecuali Luke yang meminjam kaos Michael untuk menutupi indra penciumannya. "You smell like a tart!," kata Luke saat mulai mengikatkan baju Michael di kepala belakangnya.

Dan saat aku membuka pintu,

Gila men.

Harum semerbak dimana-mana.

AUSTRALIANS [5SOS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang