Bagian III: Large Yang Medium

39.8K 4.1K 897
                                    

Akhirnya sekitar pukul tujuh malam kami semua tiba di rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya sekitar pukul tujuh malam kami semua tiba di rumah.

Ashton membangunkan teman-temannya yang masih tertidur di kursi belakang saat aku mematikan mesin.

"Why don't you just lift me inside, Ash," kata Calum dengan mata masih tertutup. Ia tidak mau bergerak untuk turun.

Pada akhirnya keempat cowok itu pun mengikuti ku memasuki rumah, beberapa dengan mata sembab karena kelelahan dan tas ransel yang mereka tenteng asal.

Aku menunjukkan kamar mereka yang ku bagi dua, siapa yang berbagi kamar dengan siapa, itu sih urusan mereka.

Rumah kami di Jakarta ini hanya berlantai satu.

Bukan, bukan lantainya cuma satu lalu yang lainnya menggunakan semen. Tapi, ya, satu lantai, kau tahu.

Dulu aku dan keluarga ku tinggal di Jakarta, tapi karena papa dipindah-tugaskan kembali ke Bandung, jadilah aku harus tinggal sendirian karena aku harus kuliah di sini.

Sebenarnya aku ini orang asli Bandung. Aku lahir di sana dan tinggal sampai aku kelas enam SD. Dan bertepatan saat aku lulus, Papa mengumumkan jika kami harus pindah ke Jakarta. Ke rumah yang kini ku huni hanya dengan satu asisten rumah tangga dan satu tukang kebun yang sangat setia pada ku.

"You live here alone?" Tanya Ashton setelah ia keluar dari kamarnya yang dibaginya bersama Michael. Ia lalu duduk di samping ku, di sofa ruang tengah.

Aku mengedikan bahu ku, "well, my dad has two workers for this house, kind of gardener and house maid, I'll introduce them to you guys later".

Ashton mengangguk dan memutar badannya yang tadinya menghadap kepada ku, sekarang fokus kepada televisi di depannya.

Michael datang menyusul dengan kaos sleeveless Harley Davidson yang mulai belel, menunjukan tato garis-garis di lengan kanannya yang baru pertama kali ku lihat. Ia lalu duduk di samping Ashton dengan satu kaki dinaikkan ke atas sofa.

Beberapa detik kemudian, ia memalingkan wajahnya menatap Ashton, lalu aku bergantian, dengan ekspresi heran. Lalu kembali menatap Ashton, "Ash, you don't get what this show is about, do you?" Kata Michael dengan masih menatap Ashton, menunggu jawaban.

Lah iya.

Kan daritadi gue nonton YKS (Yuk Keep Smile).

Yang isinya cuma joget-joget doang.

Lah gue juga ngapain daritadi nonton ginian?

Ashton tertawa kecil. Bukan karena pertanyaan Michael yang ternyata ia abaikan, tapi sepertinya karena dia melihat Caesar joget oplosan. "Look at that guy, oh my god," Ash menunjuk, ya, Caesar yang masih asyik joget, tanpa sedikit pun memalingkan wajahnya kepada Michael. Ataupun aku.

Michael menggelengkan kepalanya, lalu berpaling ke arah ku, "Oh, what's your name again? Ya, Janice, you know, I'm kinda hungry, -".

"Of course, Michael, first, my name is Ganis and second, food is ready in 5 minutes and, yeah, I'll check it out and you can call the other boys for that, okay?" Aku beranjak dari sofa dan berjalan ke meja makan.

AUSTRALIANS [5SOS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang