Bagian XIV: ke Bandung!

25.7K 2.6K 245
                                    

Pagi ini aku akan berangkat ke bandung. Rutinitas satu bulan sekali yang aku lakukan untuk mengunjungi orang tua ku. Kali ini berbeda karena aku membawa empat bule berotak gesrek bersama ku.

"Where are your bags, guys??," tanya ku heran setelah melihat mereka keluar rumah untuk memasuki mobil dengan santai tanpa membawa apapun kecuali ransel di pundak Ashton. Padahal semalaman aku sudah mengoceh pada mereka bahwa besok kami akan berangkat ke luar kota untuk beberapa hari yang mana mereka harusnya menyiapkan perbekalan.

Lalu Luke menjelaskan bahwa semua pakaian yang mereka bawa dari kampung halaman sedang dicuci. dan juga bagaimana mereka memang sengaja membawa sedikit pakaian ke Indonesia karena memang berencana untuk membeli pakaian-pakaian baru di sini, orang tua Luke ternyata sudah menitipkan uang jajan kepada mama untuk anak-anak ini karena takut bila mereka yang memegangnya sendiri, uang-uang itu akan terbuang begitu saja. Lalu aku mengingat bagaimana saat menemukan mereka di bandara, memang, mereka hanya mengenakan satu ransel masing-masing. "This bag is full of fresh underwears, fyi," Luke menekankan sambil menunjuk ransel yang digendong Ashton di sebelahnya.

Baiklah. Aku tidak tahu akan berlangsung seperti apa perjalanan cukup panjang kami yang satu ini, mengingat aku mendapatkan banyak masalah hanya dalam satu kali jalan ke ancol kemarin lusa. Semoga yang satu ini lebih baik.

Kali ini Michael yang duduk di kursi depan bersama ku, karena katanya itu akan mempermudah dia mengganti channel radio. "Guys, I was telling about our band to Janice yesterday," Michael mengumumkan saat kami baru saja keluar dari jalan komplek.

4 jam kurang lebih perjalanan sungguh dihabiskan mulai dari Michael memaksa Luke menyanyi agar aku benar-benar yakin kalau suara Luke bagus. Luke tadinya tidak pede tapi malah keterusan nyanyi satu album deluxe diiringi tiga teman lainnya melantunkan suara gitar, bass dan drum dari mulut mereka. Memang benar kata Michael, suara Luke bagus dan aku tak meragukannya lagi. Lagu terakhir yang mereka bawakan adalah harmonisasi ngorok bareng. Kecuali Luke yang selalu terjaga karena ia selalu kebelet pipis saat melihat rambu rest area. Jadi kami selalu belok ke setiap rest area hanya untuk mengantar Luke pipis.

"He has that syndrome that would make him dying for a pee when he found a new place," Michael menjelaskan saat Luke sedang pipis di pemberhentian terakhir. "Summed up as he has to pee in every new place," tambah Ashton dari belakang. Aku meliriknya dari kaca spion tertawa atas candaan mereka.

Mereka berdua sudah terbangun dengan hampir bersamaan sekitar dua puluh menit yang lalu. Calum masih asyik dengan solo ngoroknya.

Tidak lama setelah Luke kembali, mama menelpon ku, menanyakan dimana kami sekarang dan mengumumkan bahwa nanti malam ia akan pergi ke pesta pernikahan anak temannya yang dulu sempat aku taksir karena mukanya mirip Andrew Garfield kawin dengan Ansel Elgort. Aku mengatakan kepada mom bahwa aku harus ikut kesana untuk melihatnya perawan untuk yang terakhir kali dan memberi selamat dengan tegar. "Yaampun, Ganis, kamu kan sama si luke sama temen-temennya. Masa mereka mau dibawa juga? Ribet nanti mama dikira bawa imigran gelap lagi sama bu Joko, lagian mereka mau pake baju apa coba? Mau pake item-item kaya mau ngelayat gitu? Ih udah kamu pokoknya tunggu rumah aja nanti malem atau ajak mereka jalan-jalan kek". Aku pun menangis sesegukan di pelukan Michael sambil nyetir mobil. Hebat ga tuh?

Sekitar jam 1 siang aku sampai di rumah yang dalam keadaan sepi. Kecuali ada Teh Ida-asisten rumah tangga, dan Mang Diman-supir. Mereka berdua gak kalah anehnya dengan Bi Min dan Mang Irwan. Teh Ida memang bukan Directioner seperti Bi Min. Tapi ia Belieber sejati. Jadi kalau Directioners sama Beliebers lagi ribut di twitter, Bi Min sama Teh Ida suka adu bacot. Dab Mang Diman adalah supir mama yang lemot banget, hobinya ngelapin mobil kalo gaada kerjaan.

"Eh, teh, udah sampe? Eleuh-eleuh saha wae atuh iyeu teh cik atuh kenalkeun ka teh ida". Reaksi teh Ida tak jauh dengan Bi Min saat mereka pertama kali melihat Calum, Ashton, Luke dan Michael yang baru saja keluar dari mobil.

AUSTRALIANS [5SOS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang