Wanita itu mengelus lembut dahi Eddelwis dan mulai turun ke kedua tangan Eddelwiss yang sama panasnya dengan dahi Eddelwiss.
Mulutnya mesenandungkan lantunan kata yang menenangkan. Lalu, wanita itu mengangkat selimut Eddelwiss yang menutupi kaki dingin Eddelwiss.
Wanita itu mengusap pelan kaki Eddelwiss dan kembali menutup kaki Eddelwiss dengan menurunkan selimutnya.
"Sampai jumpa rakyatku, atau orang terpilih yang bisa aku percaya. Aku beruntung memiliki salah satunya seperti dirimu. Ingatlah, ini perkenalan dari seorang Ratu Duyung, Ratu Alsya."
Seketika, wanita yang mengaku Ratu Duyung bernama Alsya itu lenyap, menghilang dari gelapnya ruangan dengan sekejap mata.
Kini tersisa keheningan malam dan cahaya bulan yang menerangi masuk melalui celah jendela.
---
-Aril POV-
Bunyi jam beker telah berdenting membangunkanku. Aku membuka kedua mataku dan beranjak duduk di atas kasur. Kuusak kedua mataku, melirik adikku yang masih tertidur.
Aku turun dari kasur lalu membereskan kasurnya terlebih dulu dan selepasnya aku langsung berjalan mengitari kasurnya untuk mematikan alarmnya yang sudah berbunyi di pukul 05:30 pagi.
Setelah kumatikan alarm itu, aku duduk di tepi kasur adikku. Mengecek dahi dan tangannya yang panas kemarin malam. Aku juga mengecek kakinya yang dingin semalam.
Saat aku cek, semuanya sudah normal. Tidak panas dan juga tidak dingin. Ah, kalau begitu syukurlah. Aku segera beranjak untuk pergi ke kamar mandi dan setelahnya aku akan buatkan dia sarapan.
---
Kini aku tengah memasak sarapan di dapur. Iya dong di dapur, ada yang mau menemani hehehe. Tiba-tiba, aku dengar ketukan pintu dari luar.
"Siapa yang datang jam 6 pagi ke sini?", batinku.
Aku segera memberhentikan aktivitas memasakku dan segera membukakan pintu. "Halo Kak Aril," ucapnya.
"Eh, Jack? Ada apa pagi-pagi datang ke sini?" tanyaku sambil mempersilahkannya untuk masuk ke dalam rumah.
"Aku mau berangkat sekolah bareng Eddelwiss, Kak," jawabnya sambil tersenyum dan sedikit malu-malu. Kulihat pipinya sedikit memerah di saat dia tersenyum.
"Oh, boleh. Jack tunggu dulu di sini, biar Kakak panggilkan Eddelwiss dulu," ucapku. Jack mengangguk dan aku segera pergi ke kamar adikku, Eddelwiss.
---
"Dek, bangun dek. Ayo, cepetan siap-siap. Ada yang datang loh," ucapku sambil menggoyang-goyangkan badan adikku yang masih terlelap pulas di atas kasur dengan selimut.
"Siapa?" tanya adikku sambil mengeratkan pelukan gulingnya.
"Hm, siapa ya? Ah, nanti juga kamu tahu sendiri. Sekarang mending kamu siap-siap, udah hampir telat," ucapku.
"Baiklah," adikku pun bangun dan aku segera pergi keluar dari kamarnya.
-Eddelwiss POV-
"Ah, siapa sih yang datang? Padahal aku masih mengantuk," gerutuku kesal.
"Tapi kata Kakak aku hampir terlambat. Lebih baik aku cepat-cepat," batinku.
---
Aku turun dari tangga dengan tergesa-gesa. Dengan membawa tas di bahuku dan sepatu di tanganku. Kutaruh tasku di sofa dan kutaruh sepatuku di lantai. "KAKAK!" panggilku sambil berteriak.
"Apa? Pakai teriak-teriak segala, Kakak bisa dengar tahu," tanya Kakakku yang asyik memasak di dapur. Dia melirikku sebentar lalu kembali memfokuskan pandangannya ke arah masakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I AM MERMAID [END]
FantasyApa yang terbesit di pikiranmu ketika mendengar Putri Duyung? Sebagian pasti mengira kalau putri duyung itu hanyalah sebuah mitos belaka atau misteri yang masih belum terpecahkan, karena manusia baru mencapai beberapa persen dalam menjelajahi lautan...