"Eddelwiss, kamu baik-baik saja?", tanya Venus sambil menghampiri Eddelwiss. Eddelwiss menganggukkan kepala pertanda dia baik-baik saja.
"Tenang saja, dia tidak apa-apa", jawab Arius.
Venus menghembuskan nafasnya lega. Dia takut jika sesuatu terjadi pada Eddelwiss. Tapi kekhawatirannya untung saja tidak terjadi.
"Ayo kita berlatih lagi", ajak Arius.
"Sekarang kita akan belajar serangan eksekusi. Aku akan memberikan contohnya pada kalian berdua", ucap Arius.
"Serangan eksekusi?", tanya Eddelwiss dan Venus secara bersamaan.
---
Sang Ratu dan Cristal telah sampai di dasar palung. Keadaan di sekitar mereka gelap gulita. Ya, mereka sedikit terbantu dengan cahaya dari tongkat sihir. Tapi andai saja mereka bisa melihat seperti di saat mereka di dasar laut.
Mereka berdua berenang lurus menembus kegelapan. Suara-suara aneh mengejutkan mereka. Binatang-binatang laut dalam semakin tertarik dengan sinar cahaya yang terpancar. Mereka terus melanjutkan perjalanan tanpa mempedulikan binatang-binatang di sekitarnya.
Mereka kini berhenti meliukkan ekornya. Kedua mata mereka menatap ke depan. Terpampang sebuah pintu gua yang sangat besar. Berkali-kali lipat lebih besar dari tubuh mereka berdua.
"Kita sudah sampai, ayo masuk", ajak sang Ratu.
Cristal mengangguk lalu sang Ratu memimpin jalannya terlebih dulu. Cristal berenang mengikuti sang Ratu dari belakang.
Tak lama, terlihat sebuah tempat yang sangat luas. Di sana, mereka bisa melihat apa yang ada di dalam gua tersebut. Sebuah ruangan raksasa yang dihuni oleh Kraken. Cahaya biru muda membuat mereka seakan berpindah dimensi.
Kraken tersebut tengah terlelap dalam tidurnya. Sang Ratu dan Cristal menghampiri Kraken itu. Sang Ratu mengusap perlahan tentakel raksasa sang Kraken. Kraken pun terbangun dan membuka matanya.
"Ada yang bisa aku bantu Ratu Alsya?", tanya Kraken. Sang Ratu tersenyum menatap Kraken.
"Aku membutuhkan bantuanmu",jawab sang Ratu. Kraken berdehem lalu menganggukkan kepalanya yang sangat besar.
"Aku akan melakukannya apa pun itu, Yang Mulia", ucap kraken.
"Kini aku dan rakyatku tengah menghadapi peperangan. Aku ingin kamu membantuku di saat peperangan terjadi", ucap sang Ratu.
Kraken melirik ke atasnya dan mengulurkan tentakelnya pada sebuah bola yang bersinar. Tentakel itu mengambilnya lalu mengulurkannya kepada sang Ratu. Kraken membuka tentakelnya dan menampakkan bola tersebut pada sang Ratu.
"Panggilah aku dengan bola itu. Aku akan datang secepat kilat ketika Yang Mulia membutuhkanku", ucap Kraken.
Sang Ratu mengambil bola yang diberikan oleh Kraken raksasa itu. Bola yang besar dan bersinar. "Baiklah, terima kasih karena ingin membantuku", ucap sang Ratu.
"Apa pun untukmu, Yang Mulia", ucap Kraken itu.
---
"Kalian mengerti?", tanya Arius.
Eddelwiss dan Venus mengangguk semangat. "Kalau begitu, ayo kita mulai", ucap Arius sambil bersiap dengan pedangnya.
Eddelwiss bersiap dengan memegang perisai dan pedang. Venus memperkuat pegangan tangannya pada pegangan pedang. Bersiap untuk pelatihan selanjutnya, yaitu serangan eksekusi.
Arius segera berenang cepat melaju ke arah Eddelwiss dan Venus. "Venus, biar aku yang menghadapinya. Kamu cari cara untuk bisa menyerangnya dari belakang", intruksi Eddelwiss.
KAMU SEDANG MEMBACA
I AM MERMAID [END]
FantasyApa yang terbesit di pikiranmu ketika mendengar Putri Duyung? Sebagian pasti mengira kalau putri duyung itu hanyalah sebuah mitos belaka atau misteri yang masih belum terpecahkan, karena manusia baru mencapai beberapa persen dalam menjelajahi lautan...