Mermaid.29

122 12 2
                                    

Venus mendorong pintu kayu itu ke dalam. Seseorang itu tertarik untuk melirik ke sisinya. Itu adalah sang Ratu yang tengah membuka sebuah buku tebal di tangannya.

"Ah, kalian kembali mengunjungiku. Apa ada sesuatu yang terjadi?", tanya sang Ratu sambil menutup buku yang dipegangnya.

Aku melirik Venus dan Venus pun melirikku. Aku kembali melirik sang Ratu yang tengah tersenyum padaku. Kini, Ratu menaruh bukunya di atas meja lalu meliukkan ekornya untuk menghampiri kami.

"Katakan saja, kalian tak perlu takut seperti itu", ucapnya sambil mengelus pelan pipiku.

Aku meneguk ludahku yang berada di dalam tenggorokan. Aku tidak siap untuk mengatakannya. Rasanya kalimat-kalimat yang ingin kuucapkan mengunci penuh lidahku agar tidak bergerak sama sekali.

Aku memberanikan diriku dengan membuka mulutku. Aku pun mencoba untuk menceritakannya pada Ratu. Ratu terdiam sambil menyimak apa yang aku bicarakan padanya.

"Penyihir itu lebih cepat dari dugaanku", ucapnya.

"Aku baru sadar, sebentar lagi fase bulan akan menuju bulan sabit akhir", lanjutnya.

"Kalau begitu, hari ini kita akan bersiap"

"Kalian ikut denganku, kita akan membuat strategi dan mempersiapkan tempat yang aman untuk berlindung"

---

-Author POV-

Sang Ratu mengumpulkan prajurit-prajuritnya di tempat pelatihan. Para prajurit tersebut berlatih untuk berperang. Sang Ratu hanya berjaga-jaga agar prajuritnya siap jika terjadi peperangan. Suara tombak beradu dengan pedang memenuhi tempat itu. Cahaya yang bersinar ke berbagai arah dihadang oleh perisai besi.

Sang Ratu memantau para prajuritnya yang tengah berlatih untuk menghadapi peperangan. Setelah itu sang Ratu pun pergi masuk ke sebuah tempat kosong yang berada dekat dengan ruang singgasananya.

Di sana ada Eddelwiss, Venus, dan beberapa prajurit duyung yang tengah berkumpul untuk merencanakan sebuah strategi untuk melepaskan Cristal yang terkurung di penjara bawah tanah kastil si penyihir.

Sang Ratu pun pergi untuk mengecek ruangan yang bersebrangan dari ruangan tadi. Ruangan kosong itu sepertinya cukup untuk menampung rakyatnya yang tidak akan ikut berperang.

Rakyat yang tidak akan berperang tersebut akan membantu untuk mengobati para prajurit yang terluka. Sang Ratu menghela nafasnya sejenak. Kedua matanya mengedip perlahan.

"Aku harap setelah ini tidak akan ada korban yang berjatuhan lagi", batinnya.

Tangan sang Ratu mengepal. "Akan aku pastikan penyihir itu kalah di tanganku"

---

Malam telah tiba. Cahaya rembulan bersinar terang hingga masuk menembus ke dasar laut. Jutaan bintang menyebar luas berkelap-kelip, siap untuk menemani sang rembulan dan menghiasi langit malam yang gelap.

Para prajurit dan rakyat duyung sudah berlindung di kastil sang Ratu. Ruangan mereka terpisah, ruangan di samping ruangan singgasana itu adalah ruangan untuk para prajurit. Sedangkan di sebrangnya itu adalah ruangan untuk para rakyat duyung yang akan membantu untuk mengobati luka.

"Berhati-hatilah", ucap Ratu sambil mengelus bahu Venus dengan lembut. Venus tersenyum lalu mengangguk.

"Ibu tenang saja, aku akan baik-baik saja", ucap Venus sambil menurunkan tangan sang Ratu dengan perlahan.

Eddelwiss, Venus, dan 6 prajurit duyung tersebut membungkukkan badannya untuk berpamit pada sang Ratu. Sang Ratu mengangguk mengizinkan mereka untuk pergi ke kastil penyihir tersebut.

I AM MERMAID [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang