Venus dan ketiga prajuritnya langsung berbalik menuju lorong yang sebelumnya telah ditelusuri. Sekelebat bayangan melewati mereka. Air di sekitar mereka menjadi dingin menusuk.
"Prajurit bayangan itu berada di sekitar kita", ucap Ameda waspada.
"Sial, kita ketahuan", umpat Pluto sambil mengeratkan pegangannya pada pedang.
"Aku sudah mengira ini akan terjadi", desis Vio sambil melirik ke seluruh penjuru dengan tatapan penuh waspada.
"Tapi, kenapa mereka hanya melewati kita?", tanya Ameda heran.
"Biasanya jika mereka melihat musuh, mereka akan mendatangi musuhnya dan memeranginya", lanjut Ameda.
"Kita tidak terlihat", celetuk Venus.
Ketiga prajurit yang menemani Venus tersebut terkejut. "Kita tidak terlihat?", ulang Pluto.
"Mereka bukan hantu, mereka seperti kita, tapi karena kemampuan kecepatan mereka dalam berenang dan mereka tak dapat tertangkap dengan mudah, maka dari itu mereka dipanggil prajurit bayangan", ucap Venus menjelaskan.
"Kalau mereka juga menggunakan sihir tak terlihat, mereka bisa melihat kita dan kita akan ditangkap", lanjut Venus.
Ketiga prajurit tersebut mengangguk mengerti. "Ah, aku kira mereka hantu karena disebut prajurit bayangan", ucap Vio sambil menganggukkan kepalanya.
"Ayo kita akhiri pembicaraan kita dan kembali menelusuri lorong sebelumnya", ajak Venus. Mereka semua mengangguk lalu kembali berenang menelusuri kastil gelap si penyihir.
---
"Kenapa mereka sangat lama?", tanya Eddelwiss khawatir.
"Apa mereka ditangkap?", tanya Arius.
"Ayo kita menyusul mereka", ajak Eddelwiss sambil menatap prajurit-prajurit yang menemaninya.
"Baiklah, sebelum itu aku akan mengaktifkan sihir tidak terlihat", ucap Moon sambil melepaskan kalung yang tergantung di lehernya.
Kalung kuda lautnya mengambang di sekitar mereka berempat. Mereka berdiri mengelilingi kalung tersebut. Tangan Moon terentang di bawah kalung itu.
"Cahaya bulan yang redup"
"Yang menyembunyikan bayangan"
"Sembunyikanlah aku dalam cahayamu"
Sebuah cahaya memancar dari gantungan kuda laut tersebut. Menyebar menjadi sebuah butiran debu bercahaya. Mengelilingi mereka menjadi sebuah batasan lingkaran.
Perlahan-lahan kelap-kelip butiran debu tersebut memudar dan menghilang tak terlihat. Kalung tersebut kembali ke leher Moon. Mata Eddelwiss membulat takjub.
"Ayo kita susul mereka", ajak Moon. Eddelwiss dan dua prajurit lainnya mengangguk.
---
"Di sinikah tempatnya Ameda?", tanya Venus.
"Ya, aku merasa dingin ini semakin menusuk", jawab Ameda.
Venus menganggukkan kepalanya sambil melihat secara rinci apa ada yang berbeda dari corak lantai tersebut. Tiba-tiba Pluto menarik sesuatu yang berada di lantai tersebut. Setelah ditarik, terlihat sebuah tangga menuju ke suatu tempat yang berada di bawah.
"Matamu sangat tajam Pluto", puji Venus.
"Haha, kalian tidak akan menyesal jika kalian membiarkanku ikut dalam misi ini", ucap Pluto.
Semuanya tertawa kecil lalu mulai menjelajahi tangga tersebut. Semakin dalam mereka berenang, suhu di sekitar mereka semakin dingin. Tapi, mereka tidak memikirkan itu. Mereka terus berenang hingga menemukan apa yang mereka cari.
KAMU SEDANG MEMBACA
I AM MERMAID [END]
FantasyApa yang terbesit di pikiranmu ketika mendengar Putri Duyung? Sebagian pasti mengira kalau putri duyung itu hanyalah sebuah mitos belaka atau misteri yang masih belum terpecahkan, karena manusia baru mencapai beberapa persen dalam menjelajahi lautan...