Mermaid.38

532 30 2
                                    

"Apa maksudmu?", tanya kepala Hydra yang berada di paling kanan.

"Kamu terlihat baik-baik saja, kamu tidak akan mati", ucap kepala Hydra yang berada tepat di tengah-tengah. Eddelwiss hanya tersenyum setelah mendengar ucapan Hydra.

"Sebenarnya, aku sudah terluka parah saat peperangan. Tapi, karena tubuhku dikontrol oleh Ksatria Samudra, tubuhku yang terluka kembali seperti sebelum aku terluka"

"Karena tugas Ksatria Samudra sudah selesai, maka dia akan meninggalkan tubuhku lalu kembali ke dunia arwah. Dengan begitu, tubuhku akan kembali terluka dan luka yang sudah membekas di tubuhku akan merenggut jiwaku"

Eddelwiss tertawa kecil setelah menceritakan apa yang terjadi dengan dirinya. Kraken dan Hydra hanya bisa terdiam. Melihat Eddelwiss yang masih remaja harus merelakan jiwanya untuk merebut kemenangan.

"Tolong peluk aku, agar aku tidak merasakan sakit saat jiwaku dicabut", ucap Eddelwiss sambil merentangkan kedua tangannya. Tentakel Kraken merengkuh perlahan tubuh kecil Eddelwiss.

"Pergilah dengan tenang, kami akan merindukanmu", ucap Hydra sambil mendekap Eddelwiss dengan mendekatkan tubuhnya ke tubuh Eddelwiss.

"Eddelwiss, maafkan aku", batin Ksatria Samudra dengan suara lirih.

Eddelwiss tertawa kecil menanggapi Ksatria Samudra. "Ini bukan salahmu, Ksatria. Aku memang sudah terluka karena berusaha melawan musuh dan melindungi temanku", batin Eddelwiss.

"Sudah takdirku aku akan pergi dari dunia ini. Lagipula, aku ingin menemani Cristal dan Star di atas sana. Mereka pasti kesepian kalau aku tidak ada di sana", lanjut Eddelwiss.

"Tapi, bagaimana dengan orang terdekatmu?", tanya Ksatria Samudra.

"Aku memang tidak ingin meninggalkan orang yang aku sayangi. Tapi, mana mungkin aku melawan takdir?", jawab Eddelwiss.

"Ayo Ksatria, mari ke tempat seharusnya kita berada", ucap Eddelwiss.

Jiwa Ksatria Samudra dan Eddelwiss keluar perlahan dari raga Eddelwiss. Tangan Ksatria Samudra menggenggam tangan Eddelwiss. Eddelwiss tersenyum lalu mengeratkan genggaman tangannya.

Tak lama, tubuh Eddelwiss terkulai lemas. Kraken melepas perlahan tubuh Eddelwiss dan Hydra mundur perlahan. Eddelwiss terbaring dengan luka tusuk yang berada di tubuhnya. Perut dan dada kirinya mengeluarkan darah. Darah pun mengalir dari bibirnya yang pucat pasi.

"Di mana Eddelwiss?", tanya sang Ratu dengan wajahnya yang masih sedih. Kraken dan Hydra saling melirik lalu menundukkan kepala.

Sang Ratu melihat Eddelwiss yang berada di hadapannya. Dia mengusap perlahan darah yang mengalir dari sisi bibirnya. Air matanya kembali menetes mengenai pipi manis Eddelwiss.

Sang Ratu kini melirik ke sekitarnya. Terlihat banyak para prajurit duyung yang sudah terkulai tanpa jiwa. Sang Ratu mengambil kerang yang menjadi hiasan kalungnya.

Sang Ratu meniup kerang tersebut, pertanda mereka kini tengah berduka atas prajurit yang gugur. Bersamaan dengan suara kerang yang bersiul, matahari mulai terbit dari ufuk timur.

---

Semua korban dari kejadian peperangan itu dijajarkan di atas pasir. Menunggu para keluarga menjemput mereka untuk pemakaman. Beberapa keluarga sudah datang dan menangisi orang yang mereka sayangi.

Di sisi lain, Ayah Venus bergegas menuju rumah Aril. Aril yang tengah termenung di teras rumah tak sengaja melirik Ayah Venus. Aril menghampiri Ayah Venus yang tengah panik.

"Aril, ikut saya sekarang!", ajak Ayah Venus.

"Kita mau ke mana Pak?", tanya Aril bingung.

"Ikut saja, nanti saya akan jelaskan", jawab Ayah Venus. Aril mengangguk lalu mengikuti Ayah Venus. Tak lama, mereka sampai ke rumah Ayah Venus. Tapi, di sana mereka berdua bertemu dengan Jack.

I AM MERMAID [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang