Aku mencoba mencari selimut. Eh, apa dia tidak pakai selimut ketika tidur?
Aku tidak bisa menemukannya. "Cristal, kamu tidak punya selimut?", tanyaku.
Cristal bingung. "Selimut itu apa Wissa?", tanyanya balik sambil melirikku
Aku tersenyum sejenak. "Selimut itu selembar kain tebal yang bisa membuat seluruh tubuhmu hangat", jawabku.
Cristal mengangguk mengerti. Yang bisa aku temukan adalah sebuah benang wol dan juga jarum jahit. Sepertinya aku akan di sini semalaman untuk membuat selimut agar Cristal tidak kedinginan. Tapi, jangan sampai kepagian. Nanti Kakakku khawatir dan aku bisa ketahuan.
"Aku akan buatkan selimut untukmu", aku langsung menjahitkan selimut untuk Cristal.
Aku harap selimut ini bisa membuatnya sedikit membaik.Aku mulai memasukkan benang ke dalam lubang jarum jahit dan membentuk sebuah anyaman tali. "Oh iya, apa kamu sudah makan, Cristal?", tanyaku.
"Sudah, tenanglah. Aku hanya kedinginan saja", ucapnya sambil tersenyum. Senyumannya membuat wajah pucatnya nampak jelas. Aku tersenyum kembali sambil mengusap punggung tangannya.
---
Sekarang sudah jam 4 pagi. Aku harap aku tidak ketahuan Kakakku kalau aku berenang di kolam renang sepagi ini. Dan untungnya selimut ini sudah selesai aku jahit.
Aku pegang kembali tangan Cristal, sepertinya mulai membaik. "Nah, Cristal, ini yang aku maksud 'selimut' itu. Selimut ini tidak akan membuatmu kedinginan lagi", aku pun menyelimuti Cristal dengan selimut yang aku jahit.
Lengkung sabit bibirnya tertarik, kini simpul sebuah senyuman terukir di wajahnya. Tangannya menggenggam selimut yang dibuat olehku. Menaikkannya sampai ke leher. "Wah, benar. Aku merasa seluruh tubuhku mulai hangat. Terima kasih Wissa. Aku tak pernah sehangat ini sebelumnya", ucapnya.
Aku mengangguk sambil tersenyum. Aku merasa tubuhku sudah tak sanggup untuk sekedar berjalan. Aku sampai terhuyung-huyung ketika mencoba untuk berdiri, tapi tanganku sigap menahan. Tanganku menyentuh tepi kasur miliknya. "Tidurlah, aku akan menjengukmu lagi nanti"
Cristal pun memejamkan mata sambil tersenyum. Dan aku segera keluar dari rumahnya. Aku menuju portal yang ada di sebelah rumah Cristal.
Apa aku bisa kembali ke kamar secara langsung?
Kalau aku datang memang aku harus menceburkan diri ke dalam kolam dan kembali pulang melewati portal. Tapi, biasanya aku langsung terhubung lagi di tepi kolam renang.
Apa Kakak tidak curiga kalau sepagi ini aku sudah berdiri di dekat kolam renang?
"Portal, hubungkan dengan kamarku ya", ucapku. Semoga saja bisa. Sebelum aku pergi, aku melirik Cristal dari luar jendela. Dia tampak nyaman menggunakan selimut itu.
"Cepatlah sembuh Cristal",batinku. Portal itu langsung terhubung ke kamarku. Aku pun menarik nafas lega. Karena biasanya aku terhubung lagi ke kolam renang. Tapi, kali ini aku berhasil.
"Untung aja gak ketahuan Kakak", gumamku. Lalu, aku pun berbaring di atas kasur untuk melanjutkan tidurku.
---
Kubuka mataku yang terpejam. Rasanya aku tertidur sangat lama. Sudah jam berapa sekarang?
Aku melihat sekelilingku. Latar dinding putih bersih, kasur yang diselimuti kain biru. Dan kamar mandi kecil yang terletak langsung di kamarku. Apa aku di rumah sakit?
Aku mengecek seluruh tubuhku. Dan mataku tertuju kepada pergelangan kiriku yang sudah dipasang infus di sana. Aku ingin berteriak karena rasanya tanganku mati rasa. Tapi, tidak ada gunanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I AM MERMAID [END]
FantasyApa yang terbesit di pikiranmu ketika mendengar Putri Duyung? Sebagian pasti mengira kalau putri duyung itu hanyalah sebuah mitos belaka atau misteri yang masih belum terpecahkan, karena manusia baru mencapai beberapa persen dalam menjelajahi lautan...