Mermaid.13

209 18 0
                                    

Di tengah malam ini, aku tidak bisa tidur karena luka di jari jempolku berdenyut hebat. Aku mulai membayangkan bagaimana sakitnya dijahit nanti. Aku berteriak sekencang mungkin, tapi di dalam hati.

"Wissa, kalau kamu ingin menyembuhkan suatu luka, kamu tinggal mengusap luka itu. Dan jangan lupa baca mantra tadi, luka itu akan sembuh dengan cepat"

"Ah iya, mantranya", batinku.

Aku cepat-cepat membuka perban dan melihat jari jempolku yang langsung tumbang ke belakang karena terpotong. Tapi, untung saja belum terpotong seutuhnya.

"Hai luka, bersatulah dengan sihirku"

"Takluklah di bawah kuasa sihir duyung"

"Aku perintahkan, kembalilah menyatu seperti sebelum dirimu terkoyak"

"Kenapa tidak sembuh?", batinku sambil melihat jari jempolku.

---
Flashback On

Cristal mengelus pelan ekor dan sirip ikan itu. Telapak tangannya mulai bersinar bercahaya. Kedua matanya terpejam dan rambutnya terombang-ambing terbang karena tertiup angin.

"Hai luka, bersatulah dengan sihirku"

"Takluklah di bawah kuasa sihir duyung"

"Aku perintahkan, kembalilah menyatu seperti sebelum dirimu terkoyak"

Angin mulai berhenti meniup rambutnya. Cahaya itu meredup menghilang. Seketika, kulit si ikan mulai kembali menyatu seperti sebelum dia terluka.

---
Flashback Off

"Apa mungkin aku harus melakukan hal yang sama seperti Cristal?", batinku bertanya.

Aku memegang jari jempolku. Aku menarik nafasku dengan perlahan, lalu aku membuang nafasku. Ketenangan mulai menyelimutiku, sebuah cahaya membuat mataku terasa silau. Di saat aku melihat cahayanya, cahaya itu malah meredup menghilang.

"Aku harus mencobanya lagi, aku bisa!", batinku.

Aku kembali mengatur nafas. Kini, aku memejamkan kedua mataku. Ketenangan kembali menyapaku dengan semilir angin dari jendela kamarku. Aku sengaja membukanya tadi.

Cahaya kembali menyilaukan mataku yang tengah terpejam. Aku melafalkan mantranya dalam hati.

"Hai luka, bersatulah dengan sihirku"

"Takluklah di bawah kuasa sihir duyung"

"Aku perintahkan, kembalilah menyatu seperti sebelum dirimu terkoyak"

Angin mulai berhenti menenangkanku. Cahaya bersinar itu kembali redup setelah beberapa detik menyilaukan mataku yang tertutup rapat. Aku membuka mataku perlahan, memastikan apa yang aku lakukan berhasil atau tidak sama sekali.

Aku tak percaya ketika melihatnya, tapi ini benar-benar nyata dan aku tidak sedang bermimpi sekarang. Jari jempolku kembali seperti sebelum aku tak sengaja memotongnya karena kaget di kala Jack berteriak tiba-tiba.

Aku berjingkrak kegirangan karena aku berhasil menyembuhkan lukaku sendiri menggunakan sihir. Tapi, apa Kak Aril, Jack, dan Venus tidak akan curiga kalau luka ini sembuh dengan sendirinya?

Terdengar sangat tidak mungkin dan tidak masuk akal. Tapi, bagiku ini mungkin. Karena aku sendiri yang menyembuhkan luka ini. "Aku akan mengarang cerita untuk membuat ini masuk akal", batinku.

---

Seperti biasa, pagi ini aku dan Kak Aril tengah sarapan berdua. Suasana pagi ini sepertinya berbeda, karena sedari tadi Kak Aril hanya diam tak semangat.

I AM MERMAID [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang