Mermaid.31

108 14 0
                                    

Tangannya semakin terperosok ke dalam. Derit batu yang bergesekan membuat gema yang mengganggu gendang telinga. Kini semuanya nampak jelas. Sebuah ruangan yang mirip seperti penjara yang dilihatnya dari luar, tapi penjara ini disembunyikan oleh dinding.

"Cristal?", panggil Pluto dengan suara lirih.

Seorang gadis yang terjebak di antara borgol itu berusaha menatap siapa yang memanggil namanya. Dia terkejut ketika melihat wajah lawan bicaranya. Matanya membulat lalu berkaca-kaca.

Pluto juga terkejut bukan main. Dia tak percaya akan menemui Cristal di sebalik dinding penjara. Pluto bergegas mencari kunci untuk membebaskan Cristal dari borgol yang menahannya.

Sebuah kilauan menusuk mata kanannya. Pluto tertarik untuk melirik ke arah kilauan tersebut. Terlihat sebuah kunci yang menggantung di sebelahnya. Pluto heran dengan kunci itu. Kenapa penyihir menaruh kunci di samping korban?

Tangan Pluto langsung menyambar kunci tersebut dengan pertanyaan yang masih membuat bingung pikirannya. Pluto memasukkan ujung kunci lalu membelokkannya untuk membuka borgol. Kini, Cristal bebas dari borgol yang membuatnya menyatu terpaku dengan dinding batu.

Cristal merasa tak percaya, air matanya terus berlinang di pipi manisnya. Pluto tersenyum tipis lalu menaruh tangannya di pipi Cristal. Mengelus lembut pipinya yang terbasahi oleh air mata.

"Ayo kita pergi dari sini", ajak Pluto.

Ajakan itu dianggukki oleh Cristal. Pluto memegang tangan Cristal agar Cristal bisa terkena sihir tak terlihat juga. Pluto dan Cristal keluar dari jeruji besi itu dan terkejut melihat teman-temannya sudah terkulai lemas.

"Apa yang terjadi di sini?", tanya Cristal panik.

"Sepertinya karena petunjuk itu", jawab Pluto.

"Ayo kita sembuhkan mereka dulu", ucap Pluto. Cristal mengangguk setuju lalu menghampiri temannya yang akan disembuhkan olehnya.

---

Kini keadaan entah bisa disebut normal atau bahaya. Singkatnya, Cristal sudah bebas dari penjara bawah tanah sang Penyihir. Tapi, sang Ratu berpikir bahwa sang Penyihir bisa kapan saja menyerang ke wilayahnya.

Ya, untuk saat ini mereka akan setuju jika keadaan sekarang bisa disebut normal. Malam sudah sangat larut, bintang dan bulan bergerak perlahan di lautan langit malam yang gelap.

Setelah pembebasan tersebut, semuanya beristirahat dalam suara gelembung air. Sang Ratu yang ikut tidur bersama para rakyatnya di ruangan pertama. Eddelwiss, Venus, dan Cristal yang juga ikut tertidur bersama para prajurit duyung di ruangan kedua.

---

"Pasti prajurit dari kastil Ratu itu yang melepaskan tumbalku", monolognya.

Senyuman licik kini melengkung sempurna di wajahnya. "Oh, mereka ingin bermain-main dengan penguasa baru mereka", lanjutnya.

Tawanya menggema ke seluruh penjuru ruangan tersebut. "Aku akan pastikan kalian tidak akan berani bermain-main lagi denganku", ucapnya lalu kembali tertawa senang.

---

Air di sekitar mereka menghangat. Pertanda matahari pagi sudah terbit. Para putri duyung dan prajurit sudah beraktivitas hari ini.

Tiba-tiba terdengar suara gemuruh petir yang menyambar. Langit pagi yang berwarna biru berubah menjadi kelabu. Air di sekitar mereka dingin seketika.

Kepulan bayangan besar menghampiri wilayah sang Ratu. Seluruh rakyat duyung panik dan langsung bergegas mencari tempat yang aman. Para prajurit yang tengah berlatih pun terkecoh dengan kepulan itu.

I AM MERMAID [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang