Mermaid.26

149 20 2
                                    

"Kenapa?", tanyaku.

"Aku, aku senang kamu bisa melihatku", jawabnya.

"Ma-maksudmu apa Star?", tanyaku bingung.

"Venus, kamu melihat Star 'kan?", tanyaku. Venus mengangguk mengiyakannya.

"Aku dan Venus bisa melihatmu Star, kamu jangan bicara yang aneh-aneh!", ucapku kesal.

"Ayo ikut denganku, kita akan pulang bersama. Kamu tidak lupa dengan ajakanmu untuk pulang bersamaku 'kan?", Star menggelengkan kepalanya lalu menunduk.

"Maafkan aku, aku sudah meninggal setelah kecelakaan pesawat itu", ucapnya gemetar.

"A-apa?!", ucapku terkejut.

"Kalian adalah orang baik, kalian bisa melihatku bahkan mengira aku masih hidup", ucapnya lagi.

"Lalu kenapa jiwamu masih ada di sini Star?", kini Venus bertanya pada Star. Star mengangkat kepalanya lalu menatapku dan juga Venus.

"Aku ingin membantu seseorang keluar dari hutan ini, aku ingin melihat putri duyung, dan aku ingin memiliki teman, karena saat aku hidup aku tak punya teman sama sekali", jawab Star.

"Tapi sekarang keinginanku sudah terpenuhi. Kalau bukan karenamu Eddelwiss, aku tidak akan merasa sebahagia ini", lanjutnya.

"Ayo kita pulang Eddelwiss. Pulang ke dunia kita masing-masing", ucapnya lalu memegang tanganku dengan erat.

"Kita akan bertemu lagi suatu saat nanti, jadi kamu jangan sedih ya", kini air mataku mengalir membasahi pipi.

"Kalian tinggal berjalan lurus saja dari sini dan kalian akan menemukan jalan raya. Semoga kalian kembali ke rumah dengan selamat", ucapnya.

Tangannya perlahan melepas tanganku. Tubuhnya berubah menjadi debu dan terbang ke angkasa. Aku tak kuasa menahan tangisku, aku terus saja mengusap pipiku yang basah.

"Ayo kita pulang Eddelwiss", bujuk Venus.

Aku mengangguk dan melangkahkan kakiku mengikuti Venus dari belakang. Venus merangkul bahuku dan menarik tubuhku agar aku berada di sampingnya.

---

Sekarang, pintu rumahku terpampang jelas di hadapanku. Venus mengetuk pintu rumahku lalu ada seseorang yang membukanya dari dalam. Itu pasti Kak Aril.

Dan ya itu benar, Kak Aril terkejut setelah membuka pintu. Kak Aril langsung memelukku dan aku pun membalas pelukan Kakakku. "Akhirnya kamu ketemu juga dek. Kakak khawatir banget sama kamu", ucapnya lalu mengusak rambutku.

"Adek juga seneng karena bisa ketemu Kakak lagi", ucapku lalu melepas perlahan pelukannya.

"Makasih Venus", ucap Kak Aril. Venus mengangguk sambil tersenyum.

"Kalau gitu aku pamit pulang dulu", ucapnya. Aku mengangguk lalu melambaikan tanganku padanya. Dia tersenyum lalu berbalik untuk pergi.

---

"Adek mandi dulu gih nanti makan ya, Kak Aril tunggu di sini", suruhnya.

Aku hanya diam tanpa merespon suruhannya. Aku mulai terpikirkan sesuatu. Apa aku perlu memberitahu identitas keduaku pada Kakak?

Aku juga merasa bersalah karena membiarkan orang lain yang baru mengenaliku langsung tahu siapa aku sebenarnya. Dan rasanya tidak adil jika orang terdekatku tidak mengetahui apa pun tentangku.

"Kakak, ada yang ingin aku bicarakan", ucapku.

"Kalau kamu udah mandi sama makan baru kita bicarain oke?", ucapnya.

I AM MERMAID [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang